KARENA INGIN VIRAL
Fenomena akhir-akhir ini yang banyak terjadi ialah keinginan agar viral. Hal ini dengan amat mudah didukung oleh kecanggihan teknologi. Hampir tidak ada batasan privasi lagi di alam maya. Dari hal yang sakral hingga reveh, semuanya diunggah ke publik.
Anak menagis, unggah ke publik. Pasangan memasak, unggah ke publik. Minum kopi, unggah ke publik. Kamar rapi, unggah ke publik. WC mampet, unggah ke publik. Setiap jengkal rumah dan isinya diunggah ke publik. Gila yang kelewatan.
Tidak ada larangan, memang. Payung hukumnya jelas, privasi. Itu, hak masing-masing. Media sosial apa pun tidak mengurursi hal itu. Alasan yang paling mendasar ialah karena ingin viral. Orang-orang viral kenapa saya tidak? Waduh. Jika ini alasannya, sungguh gilanya menjadi kuadrat.
Boleh saja kita mempublikasikan hal-hal tertentu. Filternya tentu pada diri kita sendiri. Jika saya unggah ini, kayak tidak. Jika saya publikay ini, baik tidak. Jika saya viralkan ini, ada tidak dampak positifnya. Semoga kita tidak terjebak dalam hal publikasi yang unfaedah.
...
#Ruang rindu
#Tagur -26
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Luar biasa Gus
Terima kasih Tuan Guru
Ulasan yang keren
Belajar mengulas aja. hehe
Namanya juga fenomena dijamannya, pak. Fenomena dijaman saya tidak begitu, kok.Salam literasi
Hmm...zaman old ya. Salam literasi