Lisata

Saya Lisata. Lebih sering dipanggil Mr. Lee atau ustadz Li. Alumni kelas menulis Solo pada 2017. Ya, lumayan lama. Sayangnya, selama ini saya off. Kok bisa. heh...

Selengkapnya
Navigasi Web
DAGING BUKAN DALAM LEVEL EMPAT

DAGING BUKAN DALAM LEVEL EMPAT

Daging menjadi pembicaraan hangat ketika musim kurban atau hari raya haji. Wajar, sebab itulah momennya jamak orang yang akhirnya bisa menyantap daging. Tidak semua orang bisa menyantap daging dalam setiap pekan atau setiap bulan.

Usut punya usut, ternyata ada tiga kenikmatan yang berkaitan dengan daging. Jika salah satunya tidak atau belum dirasakan, boleh dikatakan belum khatam kaji tentang daging tersebut. Apa saja tiga kenikmatan itu? Anggap saja kita sebut dengan daging dalam level. Cekidot, gaes…!

Pertama, mengendarai daging.

Mengendarai daging bisa diartikan dengan mengendarai binatang tertentu yang memang patut untuk dikendarai. Dengan catatan tidak semua binatang atau sembarang binatang, walupun tampaknya layak untuk dikendarai.

Binatang yang layak dikendarai atau ditunggangi antara lain; unta, kuda, gajah, dan kerbau bagi peternak kerbau saat menghalau kerbaunya pulang ke kandang, sambil ia menikmati tiupan seruling bambu kuning alias buluh perindu. Sedangkan binatang lain yang serupa, tetapi jarang ditunggangi antara lain; sapi, kambing, domba, dan sejenisnya.

Nikmatnya menunggangi kuda, apalagi sudah mahir dan kudanya bisa berlari kencang, sungguh suatu kenikmatan yang tiada tara. Pesonanya, rasanya, keseruannya, tantangannya, dan keliarannya tidak teruraikan oleh aksara.

Kedua, memakan daging.

Bagi orang yang suka daging, tentu saja daging itu lezat. Bagi orang yang tidak suka daging, pasti ia tidak bisa menilainya. Sebab ia tidak pernah memakannya. Bersyukurlah jika kita suka dan pernah memakan daging. Sungguh amat lezat dan nikmat.

Namun, ada sebagian orang yang suka daging, tapi tidak baik untuk dirinya. Terkadang alergi, gatal-gatal yang tidak jelas, mual, dan muntah kalau ia makan daging. Walaupun ia sudah berobat, tetap saja daging tidak bisa masuk ke dalam perutnya. Secara otomatis, sensor dalam tubuhnya akan merespon dan hasilnya tidak baik untuk dirinya.

Jika hal ini yang terjadi, berarti daging yang halal tidak baik baginya. Walupun halalan, tetapi tidak thaiyyiban. Na’uzubillahi minzalik. Anehnya, ada orang yang alergi terhadap daging murni, tetapi bisa menikmati enaknya bakso. Barangkali karena bakso sudah dicampur dengan bahan lainnya. Hehe…

Ketiga, memasukkan daging ke dalam daging.

Nah, yang ketiga ini cukup unik. Bisa saja disalah artikan atau dianggap “vulgar”. Apalagi jika bahasanya demikian adanya. Tak mengapa, semoga hal ini hanya sebagai informasi bagi kita. Bagi yang sudah berpikiran mengarah-arah ke sana, semoga bisa kembali ke pangkal jalan. Hehe…

Boleh dikatakan, hampir setiap orang gemar memasukkan daging (bagian tubuh yang memiliki daging) ke dalam lobang tertentu di dalam tubuhnya (lobang itu dikelilingi daging tentunya). Sangat terasa nikmat dan boleh dikatakan membawa fly on the sky, terbang melayang entah ke mana. Anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua kemungkinan besar pernah melakukannya.

Bagaimana contohnya? Contoh pertama, membersihkan lobang telinga dengan kelingking sendiri. Bukankah ada cotton bud? Ya, sekarang ada gaes…doeloe bangat gimana? Senjata pamungkas adalah kelingking sendiri. Rasakan sensasinya bagaimana nikmatnya. Hehe…

Contoh yang kedua ada lagi. Ini yang lebih gila, Gaes. Gila dan diluar prediksi. Emangnya ngapain? Ngupil alias membersihkan sisa-sisa kotoran dalam hidung sendiri yang sudah mulai mengeras. Setelah si upil itu didapat, terselip di antara kuku jari tangan, refleks saja ia akan berpindah ke sembarang tempat. Bisa jadi di bawah meja, di kaki meja, samping kursi, dinding, dan lainnya. Amat sangat jarang ia akan melayang ke dalam tempat sampah. Hehe…

#TG-294

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post