Belajar tiada henti, berprestasi, dan berbudi tinggi.
Perintah pertama kali yang diterima langsung oleh nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam di Gua Hira, awal wahyu turun ialah perintah untuk membaca. Perintah membaca ini turun di tengah kaum jahiliyah dan banyak yang tidak bisa tulis baca, lazimnya disebut dengan al-ummy. Secara sepintas, perintah membaca ini cukup aneh karena diturunkan di tengah umat yang al-ummy. Namun, setelah didalami mengandung makna dan pesan yang sangat luar biasa.
Kisah ini diviralkan oleh Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an surah Al-‘Alaq: 1 – 5 ;
“Iqra’ bismirabbika alladzi khalaqa. Khalaqa al insaana min ‘alaqin. Iqra’ warabbuka al akram. Alladzi ‘allama bil qalami. ‘allama al insaana maa lam ya’alam.”
Makna tersirat dari ayat di atas ialah menyuruh kita untuk menghimpun atau mengumpulkan ilmu. Metode terbaik dalam proses pencarian ilmu itu ialah dengan banyak membaca. Membaca yang tertulis, misalnya; Al-Quran, hadits, buku, majalah, dan hal lain yang bermanfaat. Juga tidak ketinggalan membaca yang tidak tertulis, misalnya; membaca situasi, membaca peluang, membaca kesempatan, dan lainnya.
Dua kali berulang perintah membaca ini, iqra bismirabbika alladzi khalaqa. Dan, Iqra’ wa rabbuka al akraam. Hebatnya lagi, perintah membaca ini akan menjadi lebih sempurna jka diiringi dengan menuliskan ilmu. Hal ini secara tersirat bisa dipahami dari makna alladzi ‘allama bil qalam. Bukankah al qalam berarti pena, dan fungsi utama pena ialah untuk menulis?
Bahasa singkat dari membaca dan menulis yang kita maksud di atas ialah belajar. Membaca merupakan gerbang utama belajar. Kemampuan membaca yang baik dan konsisten, akan membantu kita lebih mudah mendapatkan berbagai informasi penting. Informasi yang kita terima itu bagian dari ilmu. Untuk mengikat ilmu itu agar tidak lari dan hilang, diperlukan kemampuan yang baik untuk menuliskannya.
Seorang pelajar yang baik pasti akan semangat dalam belajarnya. Semangat saat di dalam kelas, baik membaca maupun menulis. Semangat juga belajar di luar kelas, baik bentuk olah raga fisik atau penampilan minat dan bakat. Dengan catatan, segala aktivitas belajar yang dilakukan tersebut mampu membimbing seorang siswa agar berprestasi.
Ada yang berprestasi di bidang literasi, membaca dan menulis. Ada yang berprestasi di bidang seni. Ada yang berpresatsi di bidang olah raga dan bela diri. Ada yang berprestasi di bidang lain. Mengapa hal ini bisa terjasi? Karena setiap kita mempunyai kecerdasan, minat, dan bakat yang berbeda. Oleh sebab itu, masing-masing kita berpeluang untuk berprestasi. Mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi juara, tentu saja di bidang masing-masing.
Tentu saja, kita ingin berprestasi. Prestasi yang membanggakan orang tua dan guru. Prestasi yang akan mengharumkan nama sekolah. Boleh saja prestasi di bidang akademis maupun non akademis. Semua itu tentu sangat baik.
Dalam sebuah ungkapan hikmah disebutkan, “ Al Adabu fauqal ‘ilmi.” Adab lebih tinggi dan mulia kedudukannya dibandingkan dengan ilmu. Beradab dahulu berilmu kemudian. Adab tidak datang dengan sendirinya, mesti dibiasakan dan dilatih. Semakin baik tingkat ibadah seseorang kepada Allah Ta’ala, pada glirannya adabnya kepada siapa pun akan semakin baik. Adab merupakan tingkat budi pekerti yang tertinggi.
Yuk, kita beradab dan berilmu. Akan lebih baik lagi jika prestasi tinggi yang kita raih, didasari dengan budi pekerti yang tinggi. Prestasi yang banyak dan ilmu yang tinggi tidak akan berarti apa-apa jika tidak didasari dengan kuatnya budi dan mulianya akhlak. Khatib mengajak kita semua untuk menjadi pembelajar sejati. Pembelajar yang belajar tiada henti, pembelajar yang berprestasi, dan pembelajar yang berbudi.
...
#Ruang rindu
#Tagur H-992
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Luar biasa menginspirasi pak Lee
Terima kasih banyak Suhu.
Setuju Pak Yai. Beradab dulu, ilmu kemudian. Karna banyak orang kaya ilmu, tapi miskin etika. Sukses. Izin masukan, ustad. Penulisan judul sependek pengetauan saya, ditulis hurf kaipital di setiap awal kata, kecuali kata sambung, jika sedang tidak mood. Boleh ditulis kapital semuanya. Maaf kalau tidak berkenan, abaikan. Izin follow ya Pak Yai
Terima kasih atas masukannya. Jujur, saya tidak memperhatinannya. Hehe...plus, memang kondisi sedang down. Jazakumullahu khairan.