Lisa Lazwardi, S.Pd

Menjadi pendidik yang bisa memberikan manfaat untuk orang banyak merupakan impian saat memilih profesi guru. Mengabdi di SMAN 1 Kecamatan Akabiliru...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tiga Cinta Farah

Tiga Cinta Farah

Tantangan Hari ke-158

Farah sahabatku, seorang Ibu guru yang selalu ceria. Ke sekolah selalu modis dan gaya, tutur katanya yang lembut, membuat semua orang nyaman bercerita dengan Ibu ini. Farah yang suka menolong, ketika SPP sekolah boarding dan uang semester kuliah ketiga anakku harus dibayar di bulan yang sama, Farah sering membantu melapangkan dulu.

Ada pertanyaan Farah yang tidak mampu ku jawab, "Mia... kira-kira dengan suami yang mana kelak aku di surga?" Suami pertama Farah, sangat baik dan perhatian. Ketika Ibu Farah terkena kanker rahim, suaminya selalu menyuruh Farah untuk pulang kampung merawat Ibu. Saat Ibunya meninggal, Farah minta izin untuk 2 hari di rumah, karena banyak yang datang takziah. Namun ketika dia kembali ke rumah, didapati suaminya telah meninggal dan tidak seorangpun tahu. Farah sangat terpukul, kini ia tinggal sendiri di rumah luas mereka.

Akhirnya Farah memutuskan untuk pindah mengajar ke kota kelahirannya, di sekolah kami ini. Melewati usia kepala empat, Allah pertemukan jodoh dengan seorang lelaki yang ditinggal mati oleh istrinya. Suami yang sangat bertanggungjawab dan perhatian. Bukan dia yang mengurus suaminya, tapi lebih banyak suaminya yang mengurus Farah. Rumah tangga yang bahagia, anak-anak suaminya sudah besar dan tinggal di rumah mereka sendiri.

Namun, mendadak Farah kehilangan suami yang disayangi untuk selamanya. Kehidupan sendiri kembali dijalani dalam kesepian panjang. Sebenarnya diabetes mulai mengganggu kesehatannya semenjak usia 40 tahun, tapi diabaikan dan Farah menjalani kehidupan normal seperti orang sehat.

Banyak teman-teman yang berusaha menjodohkan Farah, namun ada ketakutan di hatinya. "Bukan tidak mau menikah, Saya takut Pak... suami pertama meninggal saat bersama saya dan suami kedua juga meninggal saat kami sedang bahagianya." Itulah jawaban Farah saat salah seorang guru ingin menjodohkannya, "Saya takut, jangan-jangan Saya menikah lagi dan kembali kehilangan. Sepertinya sayamembawa sial, untuk laki-laki yang menyayangi Saya." Jawaban lirih Farah. "Jangan mendahului Allah Farah, usia adalah takdir kita masing-masing," kata Pak Mun menenangkan hati Farah.

Walaupun ada kecemasan di hati Farah tentang pernikahan, Allah takdirkan Farah berjodoh dengan suami ketiganya di usia 54 tahun. Seorang guru di sekolah yang berbeda dengannya. Kembali Fara mencoba merajut asa. Seorang suami yang penyayang, mengajar Farah kemandirian. Suaminya menderita asam urat dan tidak bisa menyetir, sehingga Farah belajar membawa mobil sendiri ke sekolah.

Beberapa kali selama pernikahan mereka, suaminya dirawat di rumah sakit. Farah diliputi kecemasan dan was-was, jangan sampai kehilangan untuk ketiga kalinya. Ketiga suami Farah orang yang baik dan penyayang. Mungkin itu yang menyebabkan Farah bertanya, dengan suami yang mana kelak dia di surga. Karena penyakit diabetes dan jantung mulai mengganggu aktivitasnya.

Semenjak isolasi di bulan Maret, kami jarang bertemu. Karena pembelajaran dilakukan secara daring dari rumah masing-masing. Farah dirawat karena gula darahnya naik, tapi kondisi darurat Corona, menyebabkan kami tidak diizinkan untuk membezuk. Komunikasi kami hanya lewat WA sampai Farah kembali sehat dan diperbolehkan pulang.

Siang itu saat finjer print ke sekolah, kami bertemu. "Donat Aku laris manis Farah, dibeli 3 orang anak yang belajar di rumah." Kami tertawa bersama dan Farah bilang, "Semoga besok, kalau buat donat lagi Ibu Farah kebagian ya.." Karena pembelajaran dari rumah, sekali tiga hari kami ambil absen ke sekolah, sehingga jarang bertemu. Dalam hati Aku bertanya, "Mengapa penampilan Farah terlihat lusuh? Biasanya temanku ini paling modis di antara semua Ibu guru di sekolah kami."

Sore hari saat menunggu berbuka, di grup ada informasi kalau Farah masuk IGD. Kami semua berdoa untuk kesembuhan Farah, karena tetap berlaku peraturan tidak boleh mengunjungi pasien. Hatiku begitu cemas, terbayang pertanyaan Farah tentang siapa yang akan menemaninya kelak di surga dan penampilan lusuh Farah tadi siang.

Aku berdoa semoga Allah pulihkan Farah, tidak bisa melihat Farah membuat kecemasan semakin tinggi. Setelah sholat tarwih, kembali terjadi kegaduhan di grup WA sekolah. Ada informasi bahwa Farah sudah kembali kepada sang pencipta. Kami semua kehilangan, air mata ini tak terbendung lagi. Allah telah mengambil kembali titipanNya, sahabat kami Farah. Bukan Farah yang kehilangan untuk yang ketiga kali, seperti kecemasannya. Namun kami yang kehilanganmu sahabat. Inilah akhir tiga cinta dalam kehidupan Farah, sahabatku tersayang.

#TantanganGuruSiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post