Lisa Lazwardi, S.Pd

Menjadi pendidik yang bisa memberikan manfaat untuk orang banyak merupakan impian saat memilih profesi guru. Mengabdi di SMAN 1 Kecamatan Akabiliru...

Selengkapnya
Navigasi Web
Melepas Ayah

Melepas Ayah

Tantangan Hari ke-150

Semenjak awal pernikahan kami, Uncu sering mengajak ke Bukittinggi bertemu Ayah dan Ibu. Ibu sering bercerita kalau Ibu adalah adik mama. Uncu bilang, "Uncu dibesarkan Ayah, kalau Papa pergi ke kantor, nanti pulangnya ke rumah Ayah. Main dengan anak-anak ayah yang seperti Uni dan Uda sendiri." Ternyata dari 5 orang anak Papa, ada 3 yang seumuran dengan anak Ayah.

Kalau dulu Mama dan Papa dinas luar, tidak perlu ragu meninggalkan anak. Karena semua akan menunggu di rumah pak Mudahar Tuah yang mereka panggil Ayah. Tidak perlu memikirkan makan, karena Ibu selalu siap untuk bersantap bersama semua anak. Kadang anak-anak Pak Tuah yang main ke rumah untuk menonton TV bersama. Tangan Uncu patah karena jatuh dari sepeda, Ayahlah yang membawa ke tukang urut, setelah selesai baru menghubungi Papa.

Ada tiga orang sahabat dekat Papa selama 11 tahun dinas di Bukittinggi yaitu Pak Rifai, Pak Pangulu dan Pak Tuah. Persahabatan ini sampai ke anak-anak sehingga semua seperti saudara. Saat Uncu harus dirawat di Dharmais dalam waktu lama, Oot si bungsu pak Tuah sering menghabiskan akhir minggu dari Bandung menuju Jakarta untuk mensupport Uncu.

Pagi ini, takbir berkumandang membuat hati berdebar gembira. Hari ini kami sudah dapat izin untuk sholat Ied berjemaah di lapangan. Suatu momen yang sangat dinantikan untuk bertemu sanak saudara dan sahabat di nagari Koto Nan Gadang, setelah era new normal. Saat bersiap-siap berangkat ke lapangan untuk Sholat Idhul Adha, Uncu mendapat telpon. "Ayah baru saja mendahului Kita."

Berita yang sangat mengejutkan, karena sebelumnya kami tidak mendengar ayah sakit. Sesampainya di Bukittinggi, suatu pemandangan yang sangat mengharukan. Menyaksikan ketegaran dan kesabaran Ibu. "Ayah tidak sakit, tadi malam masih bercerita sambil makan kue lebaran buatan Ibu. Sebelum tidur juga menamatkan surat Al Mulk."

"Pagi, setelah sholat Subuh, Ibu mau membangunkan Ayah. Ternyata Ayah sudah melipat tangan di dada seperti sedang sholat namun tidur untuk selamanya." "Selamat jalan Ayah Mudahar Datuak Tuah, menuju sang pencipta di hari Jumat, bertepatan dengan 10 Zulhijah 1441 H. Hari istimewa, hari raya Idhul Adha. Semoga Ayah husnul khotimah, diampuni Allah semua kekhilafan dan diterima Allah semua ibadah. Semoga semua kebaikan Ayah dan Ibu untuk Uncu dan keluarga menjadi sedekah jariyah. Aamiin..."

#TantanganGuruSiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post