Tantangan Hari ke-144

Uni Sasa menelpon, "Tan....jemputlah Uni. Kami mau hiking bersama di Minggu pagi di Ngalau." Sudah seminggu kedua adiknya di Payakumbuh, belajar untuk persiapan ujian mandiri UI. Biasanya mereka berempat di Padang, tapi sejak kuliah online Annisa dan Vara kembali ke Batu Sangkar. Mungkin sudah sangat rindu berkumpul bersama lagi.

Berbagai rencana sudah tersusun, mulai dari makan siang di Bukitttinggi, sampai hari Minggu mau kemana saja. Alya dan Rani istirahat sejenak dari rumitnya rumus Fisika Kimia dan Matematika. Tante dan Uncu juga sudah capek dengan rutinitas Kami. Semenjak PPDB sering pulang malam dan tidak ada libur sampai sekolah dimulai lagi.

Tante rencananya tidak turun dari mobil dan kita langsung ke Bukit Tinggi saja. Karena kami berjanji makan siang di Bukittinggi, Alya ingin tahu seperti apa rasanya nasi Kapau. Tapi saat sampai di Batu Sangkar sepertinya mereka belum selesai mengemasi pakaian. "Tante naik saja dulu," ajak Alya. Kami berdua masuk rumah tapi ketiga ponakan tidak muncul, "Sudah siap berangkat Nak?" Tante membuka gorden menuju ruang keluarga.

"Happy Birthday tante.." sebuah cake coklat cantik mereka persembahkan. Semua tertawa melihat bengongnya Tante mereka. Akhirnya yang tadi mau buru-buru ke Bukittinggi berobah jadi acara potong kue. Setelah sholat Dzuhur Kami bersiap-siap berangkat.

"Arsyad gak usah ikut aja. Tugas Syad banyak, ada 3 tugas hari ini." Kami berenam tidak setuju, rasanya tidak lengkap kalau Arsyad tidak ikut. Uni berusaha membujuk, tapi nampaknya si Bungsu ini tidak bergeming dan tetap sibuk dengan bukunya. "Kalau gitu, kita makan siang di sini saja, biar Arsyad bisa ikut. Setelah itu baru ke Bukittinggi," usul Tante. "Gak bisa Tan, tugas Arsyad masih 3 mapel lagi," jawab Arsyad. Para Uni tetap menunggu, tapi adik laki-lakinya tetap mau menyelesaikan tugas.

"Kalau Arsyad gak mau ikut, ngapain kita makan di sini. Di Bukittinggi ajalah Tan," saran Vara. Semua setuju, "Arsyad pesan makan siang sama kurir saja ya.." pesan Tante sambil selipkan uang di tangan Arsyad. " Terima kasih Tan..." dengan senang hati Arsyad melepas kami pergi. Sebelum naik mobil Vara berpesan, "Nanti malam ajak Iki tidur di sini menemani Arsyad ya.." dibalas Arsyad dengan anggukan.

Sesampainya di Bukittinggi, kami mulai dengan makan siang yang sedikit terlambat. Lanjut mencari mukenah bordir untuk dikirim ke saudara di Jakarta. Cukup lama menentukan pilihan karena begitu banyak bordiran kerancang yang cantik dan beraneka warna. Acara dilanjutkan jalan kaki ke Jam Gadang.

Alya penasaran melihat Jam Gadang di malam hari dan air menari. Kami tunggu sampai maghrib, dan kembali ke lokasi. Lampu-lampu taman yang indah dan air menari dengan pesona Jam Gadang yang bersejarah, membuat para gadis tertarik membuat vlog. Vidio dan berbagai foto dikirim di grup keluarga.

Sedang asyik bercerita sambil menunggu makan malam, Arsyad menelpon. "Uni... Syad ditinggal sendiri tuh? Uni asyik bersama di sana. Jam berapa pulangnya?" Para Uni heran,"Bukannya kami menginap di Payakumbuh Syad? Besok kita hiking di Ngalau."

"Ha? Terus Arsyad ditinggal sendiri Ni? Gak mau Arsyad, besok pagi Arsyad susul pakai sepeda motor." Rupanya Arsyad tidak ingat kalau Kami akan pulang ke Payakumbuh. Akhirnya Kami jemput Arsyad lagi untuk sama-sama ke Payakumbuh. "Hmm...Arsyad, tugas daring membuatmu tidak fokus Nak..."

#TantanganGuruSiana.