Tantangan Hari ke-149

"Serasa sholat berdua dengan papa di Arafah," kalimat pertama yang disampaikan Mama sepulang sholat maghrib berjemaah di mesjid. Da Cecep yang juga baru pulang beberapa menit sebelum Mama mengatakan, "Awak pernah merasakan seperti sholat di depan Ka'bah Ma. Tapi bukan maghrib tadi, beberapa hari yang lalu."

"Apa saja yang kita lakukan di Arafah Ma?" Pertanyaan yang berusaha mengalihkan bias sedih di wajah Mama. "Kita berdzikir, mengingat Allah dan sholat berjemaah di tenda masing-masing." Kembali saya bertanya, "Bukan sholat berjemaah di lapangan seperti sholat hari raya Ma?" Mama menggeleng, "Tidak, lautan umat manusia dari segala penjuru dunia. Masing-masing beribadah di tendanya."

Cerita kami beralih bagaimana ikhlasnya nabi Ibrahim ketika Allah memerintahkan sembelih Ismail. Putra yang ditakdirkan lahir saat usia Nabi Ibrahim mendekati 100 tahun. Kesabaran berikhtiar dan berdoa dalam penantian panjang bersama sang istri Siti Hajar. Ketika Putra ini berusia 14 tahun, Allah perintahkan untuk disembelih. Dan Allah mengganti Ismail dengan kibas sesaat sebelum pisau disayatkan ke lehernya.

"Hari Raya Idhul Adha mengajarkan kita akan keikhlasan, kesabaran dan ketaqwaan kepada Allah. Walaupun lebaran masih dengan suasana berbeda dan rumah sepi, kita bersyukur ya Ma.." "Kami bersyukur, Allah masih takdirkan masih bisa berlebaran dengan Mama tercinta. Semoga Allah takdirkan kita kelak berkumpul lagi bersama Papa di Jannah." Mama tersenyum dan membawa sekantong buncis yang siap kami iris untuk gulai ketupat besok pagi.

Selamat Hari Raya Idhul Adha 1441H

#TantanganGuruSiana