Lisa Lazwardi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Pelukan Ibu

Pelukan Ibu

Tantangan hari ke-23

" Assalamualaikum Ibu. Sisi dengar UN dibatalkan. Benarkah Ibu? Terus bagaimana persiapan kami Bu," ini chat yang diterima dalam perjalanan ke padang 2 hari yang lalu. Pagi itu belum ada surat edaran menteri tentang UN. Ibu membalas chat itu dengan bijak, "Nak, sampai sekarang belum ada edaran resmi. Ananda siap-siap saja dulu ya Nak, kalau tetap UN ananda semua juga siap."

"Iyaa buk..kami khawatirnya juga kayak gitu buk.. Jadi kami tetap mempersiapkan diri untuk UN buk..kalau urusan ditiadakan atau tidaknya urusan nanti ya buk..sekarang kita harus siap dulu buk😁," balas Sisi di chatnya.

Sepanjang perjalanan, Bapak dan Ibu guru di mobil saling bercerita tentang kemungkinan Dibatalkan UN. Bu guru coba mencari info di grup kacabdin, ternyata sudah ada himbauan Bapak kacabdin "Assalamualaikum Wr.Wb. Sehubungan dengan beredarnya berita UN 2020 dihapus, kami harap Bapak Ibu bijak dalam menjawab pertanyaan dari masyarakat, kita sebagai pelaksana pendidikankami mohon bersabar menunggu keputusan resmi dari Kemdikbud dan Gubernur SUMBAR, persiapan tetap kita laksanakan sebaik-baiknya. Terima kasih atas perhatiannya."

Pengumuman ini membuat kami menunggu-nunggu bagaimana kebijakan berikutnya untuk UN. Kemudian beredar lagi berita di media sosial bahwa BSNP mengajukan usulan pembatalan UN dengan pertimbangan status darurat wabah Corona di Indonesia. "Semoga kementrian cepat merespon ya Bu," kata Bu Yusnidar guru PKN. "Semoga Bu, kasihan anak-anak terancam kesehatannya," jawab saya.

Sorenya di grup ada postingan Surat Edaran Menteri no 4 tahun 2020, tentang pembatalan UN dan keikutsertaan UN tidak lagi menjadi syarat kelulusan siswa kelas XII. Karena dalam perjalan pulang dari Padang Bu guru belum bisa membuat surat edaran. Baru paginya diingatkan waka humas melalui chat tentang kebijakan sekolah, Bu guru mulai menulis surat pemberitahuan kepada peserta didik dan orang tua tentang pembatalan UN 2020, difoto dan dikirim di WA sekolah.

"Assalamua'alaikum ibu... Kan berhubung UN dibatalkan Bu jadi anak kelas 12 tanggal 3 April tu ke sekolah ya Bu? Atau hanya yang belum melengkapi nilai saja yg ke sekolah buk?" , kembali Sisi mengirim chat pagi ini. Bu guru balas dengan," yang belum selesai ujian praktek dan USP susulan saja nak,".Sisi mengirim chat lagi, "Terus nggak ada kelas 3 ke sekolah lagi tu buk?" ditambah dengan emoji menangis.

"Iya nak, sekarang ananda persiapksn diri untuk UTBK dan jangan lupa jaga kesehatan. InsyaAllah kita bertemu lagi di sekolah pada hari pengumuman kelulusan." Balas Bu guru. "Duh cepat sekali kami harus pergi Bu, masih berharap bersama-sama di sekolah, " curhat Sisi.

Kata anak-anak di grup WA, mereka berharap masih bisa sekolah, ada rencana Try Out juga sebelum UN. Ketika tiba-tiba UN dibatalkan, terasa ada yang hilang, tidak ada lagi kesempatan untuk berada di sekolah. Padahal ada rencana tanggal 26 pelepasan siswa untuk mengikuti UN dan bersalam-salaman dengan majelis guru. Begitulah anak-anak, rasa cinta ke sekolah semakin besar saat mereka sudah harus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Bu Guru jadi teringat saat mengadakan training motivasi untuk siswa kelas XII ini. Training dilaksanakan dengan mengundang orang tua. Setiap anak disuruh duduk di samping orang tuanya. Awalnya ustadz Yengki sang trainer bercerita tentang kiat-kiat sukses, bagaimana orang tua bersikap menghadapi anak yang akan UN. Bagaimana cara mwngatasi kejenuhan belajar. Kegiatan penuh keceriaan, interaktif dan menyulut motivasi anak.

Pada 15 menit terakhir sesinya, Ustadz Yengki meminta orang tua untuk membelai kepala anaknya dan membiarkan anak memeluk ibu atau ayahnya. Suasana berubah haru, ada ibu dan ayah yang membelai kepala anaknya dengan uraian air mata. Ada anak yang memeluk Ibu dengan permohonan maaf semua kesalahannya. Yang biasanya agak bandel, hari itu berubah jadi anak yang santun. Ustadz hanya meminta ibu membelai kepala anaknya. 15 menit itu semua larut dalsm keharuan, "Ayah Bunda, lihatlah anakmu.." kata ustadz.

Belaian ibu, pelukan ayah suatu momen yang sangat mengharukan. Hilang semua kebandelan anak-anak selama berubah jadi rasa haru dipeluk dan dibelai Ibunya. Akhirnya acara ditutup dengan permohonan maaf dan mohon doa restu anak kepada orang tua agar mereka bisa mengikuti UN dengan lancar dan sukses. Anak-anak kembali ke kelas mereka masing-masing.

Di sudut depan mushalla Bu guru melihat masih ada anak yang belum keluar. Ada 3 orang anak yang berusaha membujuk temannya untuk berhenti menangis. Biasanya mereka bertiga termasuk siswa yang cuek. Di acara kali ini mereka berempat disuruh duduk di depan karena orang tuanya tidak hadir. Saat yg lain dipeluk orang tua mereka berempat berpelukan saling menguatkan.

Bu guru mendekati anak-anak itu dan duduk diam memperhatikan, "ananda lepaskan dulu tangisnya ya..biar legah," ujar Bu guru sambil memandang wajahnya. "Siapa nama temanmu nak?" tanya bu guru ke salah satu siswa. "Yazid Bu, " jawab anak-anak. Yazid masih menangis memeluk lututnya. "Apa yang membuat Yazid masih menangis nak?" Tanya Bu guru. "Mama... Mama..." isak Yazid lagi.

"Mama sudah tiada Bu, waktu melahirkan adek. Yazid rindu Mama. Yazid jadi ingat mama, ingin dibelai mama," kata Yazid. Bu Guru sangat terkejut, ternyata maksud ustadz memperkuat semangat siswa menghadapi UN dengan belaian Ibu membuat Yazid begitu bersedih. Kebetulan papanya juga tidak datang.

"Yazid, mama Yazid syahid nak. Meninggal saat melahirkan. InsyaAllah ditunggu surga. Doakan mama nak, Ibu yakin mama sangat menyayangi Yazid. Mohon kepada Allah tempatkan mama di sisi terbaikNYA." " Yazid rindu Mama Bu.." dengan lirih Yazid berujar. "Bertemulah dengan mama melalui doa-doa nak. Ibu yakin kalau mama masih ada, mama pasti bangga melihat Yazid sekarang."

Yazid, menangguk tapi masih belum bisa menghentikan isak tangisnya. "Jangan menangis terus nak, kirimkan mama doa-doa dan amal sholehmu. InsyaAllah nantik berkumpul lagi di jannah." Kata Bu Guru menenangkan Yazid. Akhirnya tangis itu berhenti dan mereka kembali ke kelas. "Semoga Yazid bisa tenang," batin Bu Guru.

Ibunda, belaian dan pelukanmu menjadi kekuatan untuk anak-anak kita menghadapi tantangan masa depan. Berikanlah ketulusan kasih dan sayang untuk mereka, agar kelak mereka menjadi tempatmu bersandar di hari tua. Karena tidak semua orang tua diberi kesempatan bersama buah hatinya sampai mereka bisa menjadi sandaran.

Ananda smansaka, hormati dan sayangi ibu dan ayahmu. Dengan doa mereka jalanmu akan lebih terarah.

Semoga sukses meraih impian nak..

#Tantangan GuruSiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan yang mengharukan....

27 Mar
Balas

Kangen sama anak2 tuh La.Mendadak harus berpisah, belum sempat pelepasan sebelum UN, berdoa bersama apalagi perpisahan.Semoga Allah melindungi kita semua ya La..

27 Mar

Peluk ibukk

27 Mar
Balas

Peluk tya...Semoga anak ibuk sehat ya...

27 Mar



search

New Post