Lisa Lazwardi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Payakumbuh dan Corona

Tantangan hari ke-10 Adzan subuh baru berkumandang, bergegas bu Rini berangkat ke mesjid. Turun dari anak tangga rumah berpapasan dengan Uni Teti tetangga mereka. Bu Teti langsung menyapa "Tante... besok Bunga pulang dari Jakarta. Kampusnya diliburkan sampai akhir semester." "Kenapa begitu uni? Bukannya belum ujian?" Tanya bu Rini. "Sudah ada pasien Corona di Jakarta. Jadi kampus meliburkan mahasiswa, kuliah online sampai akhir semester dan ujian semester juga online." Ingatan Bu Rini langsung berputar ke sekolahnya, ada empat ratusan anak yang masih awam pencegahan corona. Rasa tidak sabar menunggu jam sekolah dan bisa mengingatkan anak-anak. Pagi ini PBM hanya 2 jam saja, guru-guru mengoreksi USP dan siswa akan training motivasi dengan psikolog remaja. Tema hari ini "Problematika Generasi Z". Berkali-kali Bu Rini menghubungi Kepala Puskesmas untuk minta tolong bergabung di acara ini supaya anak bisa cepat tau pencegahan covid ini. Tapi tak kunjung dijawab pak Kapus telpon itu. Dalam hati bilang, "sudahlah buk, anak-anak pasti sudah baca di medsos." Tapi tidak semua anak memiliki android di sini. Daerah pinggiran dengan ekonomi menengah ke bawah. Di panggilan ketujuh akhirnya dijawab pak Kapus " Assalamualaikum Bu...Maaf saya baru dengar telpon dari Ibu. Apa yang bisa saya bantu Bu?" Bu Rini bercerita tentang kejadian di jakarta yang didengar dari tetangganya dan mohon bantuan pak Kapus. "Mohon maaf Bu, hari ini ada kegiatan di lapangan. Insyaallah Senin saya datang ke sekolah" "Bagaimana kalau Bapak sekalian menjadi pembina upacara" "Ok bu. InsyaAllah ", jawab pak Kapus. Jadilah hari ini training motivasi anak tidak disertai Pak dokter dan kringinsn menyampaiksn pencegahsn corona belum tercapai. Sesampai di rumah, Bu Rini dapat kabar kalau Uda yang sudah beberapa minggu pulang dari Jakarta mendadak balik besok. Kata Uda, anak-anak diliburkan sampai tanggal 28 dan uda cemas dengan keadaan anak-anak di Jakarta. Kata abak-ansk masker jadi barang langkah di jakarta. Karena mendadak, semua serba belum ada. Biasanya anak-anak dikirimkan rendang dan kue-kue khas minang kalau papanya kembali ke Jakarta. Akhirnya Buk Rini mengajak Uda untuk mencari oleh-oleh setelah sholat maghrib, mama dan ponakan yang SD juga ikut. Dalam perjalanan , tiba-tiba uda teringat "bagaimana kalau kita beli masker di sini saja. Besok di jakarta mungkin susah." Mobilpun menepi di apotik besar di pinggir jalsn utama kota Payakumbuh. Dengan menggandeng ponakan Bu Rini masuk apotik. Ada 2 orang yang sedang membeli obat, dan mereka harus menunggu. "Ada yang bisa dibantu Ibu?" Sapa kasir. "Ada masker mbak?" "Ada Bu, tapi ibuk cuma bisa beli 2. Karena masing-masing kepala hanya boleh membeli 2 buah masker saja.: Bu Rini terperangah dan bilang "saya bawa anak? Jadi saya boleh beli berapa?" "Oh ya, ada anak. Ibuk bisa beli 4 helai masker." Jawab kasir dengan senyum manis. "Kami bisa beli 8 dong mbak.." Ibu muda yang sedang antri bersama suami dan anaknya bertanya sambil tertawa. "Iya Bu..." jawab kasir. "Tapi kami gak beli masker dek," sambung Ibu itu. "Kalau gitu mohon bantuan Ibu tuk saya saja kata Bu Rini ke Ibu muda tersebut. Kasir apotik kembali menjawab "maaf, tidak bisa Bu. Hanya Ibu dan anak Ibu, besok kan bisa beli lagi." "Duh repot Dek, setiap hari ke pasar beli masker. Mengapa dipersulit Dek?" Tanya cik gu dengan lembut. "Bukan dipersulit Bu, tapi pemerataan pasien. Banyak yang butuh masker sedangkan persediaan terbatas. Biar sama-sama dapat." Kembali kasir menjelaskan dengan sabar. Rencana semula mau beli oleh-oleh berubah cari masker dulu. Apotik di simpang Benteng, jawabannya "lagi kosong Bu." Lanjut ke toko obat di pasar, ada 3 toko obat yang dikunjungi dan jawabannya sama. Lanjut arah terminal, lagi-lagi jawabannya sama " lagi habis Bu." "Kita beli oleh-oleh saja dulu kata Uda, nantik pas balik kita mampir ke cabang apotik yang pertama mungkin ada dan bisa 2 masker perkepala," Bu Rini dan mama mrngangguk setuju. Ada satu lagi Apitik yang sama di jalan menuju terminal, Bu Rinipun bersiap kalau tadi hanya berdua ponakan. Sekarang berempat mereka turun dengan harapan bisa beli 8 masker. Baru saja mereka membuka pintu, pelayan bertanya "ada yang bisa dibantu Ibu?" "Ada masker mbak?", dan jawabannya "maaf, habis Bu" pupus sudah harapan padahal berharap turun berempat bisa beli 8 masker. Kembali menyusuri jalan menuju pasar dan berbelok menuju Bunian, ada apotik sebelum lampu merah, kembali turun Bu Rini turun bersama mama dan jawaban sama, sedang habis. "Kita disuruh pakai cadar kayaknya Bu" jawab kasir apotik. Sibuk berpikir, toko yang mana lagi yang belum ditanya. Oh ada satu toko disudut pasar buah. Noli sudah mengantuk sekali nampaknya, mamapun krlihatan caprk. Cik gu turun sendiri ke toko dan langsung bertanya "ada masker uda?" "Ada dek, mau berapa? Satu kotak 150 ribu isi 50 buah. Kalau beli eceran satu buah empat ribu," jawab pelayan toko. "Kok mahal sekali uda?" Tanya cik gu lagi "ini yang termurah dek, yang lain jual lebih mahal" "Tadi saya beli di apotik harganya dua ribu uda," berusaha cik menawar lagi. "Kalau apotik jatahnya dek dari pusatnya kalsu kami ndak." Karena memikirkan besok Uda mau ke bandara butuh masker, ansk-ansk di Jskarta juga butuh masker. Jadilah maksm minggu ini ditutup dengan membeli masjer seharga empaat ribu sehelai. Dan ini satu-satunya toko yang masih punya masker. Cik gu pun pulang, di jalan pulang mereka kembali mekewati apotik pertama mereks masuki. Uda berhenti dan bilang mau ke apotik kan bisa beli dua lagi karena tadi uda tidak turun. 3 menit kemudian Uda kembali ke mobil dengan tangan kosong, "kata pelayan, masker sudah habis dan besok ada kiriman baru bisa beli lagi." Masker oh masker kota jecil kamipun ternyata sudah kekurangan masker karena Corona. #TantanganGuruSiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post