Mencari Cinta di Pintu Ka'bah (part 4)
Tantangan hari ke-5 Alaram berbunyi kencang, terkejut Upik bangun. Baru jam 04:00 pagi, ternyata Amak sedang sholat pantas tidak ada yang mematikan. Kebiasaan jelek Uyuang setiap jam mulai dini hari alarm hpnya berbunyi tapi yang punya HP tetap tidur indah. "Bangunkan Uyuang nak.., habis tahajud kalian menanti waktu subuhlah di mushalla. Amak menemani Abak sholat subuh di kamar. Pagi ini kita mau ke Bukittinggi." "Iya mak..", Upik mulai dorong-dorong badan Uyuang biar bangun. Yang di dorong cuek aja, akhir terdengar juga teriakan upik, "UYUANG! Jago lai!"Amak memandang mereka, begitu lah anak no 4 dan ke limanya bergesekan sedikit tuh setiap hari, tapi kompaknya luar biasa. Setelah Abak selesai makan pagi perawatpun datang menjemput Abak untuk CT Scan ke Bukittinggi. "Upik, ndak usah ikut. Melaporlah ke sekolah kalau Upik sudah pulang,"kata Abak. "Upik masih dalam ijin 10 hari ke Jakarta Bak... bisa lah Upik ikut ke Bukittinggi dan masih ada waktu ijin 5 hari lagi." Jawab Upik. Abak menggeleng, "tak baik begitu Nak.. sekolah lah, nantik sepulang dari Bukittinggi Uyuang akan menelponmu." Tidak mau membebani pikiran Abak, Upikpun menurut. Ikut mengantar Abak sampai ke Ambulance saja. "Apalah hasil CT Scan nanti ya?" Hati Upik bertanya-tanya. Mama teman Uda kena serangan stroke mendadak, pecah pembuluh darah di otaknya dan sudah 8 tahun semua aktivitas di tempat tidur. Semoga Abak baik-baik saja. Kembali ke kamar, Upik sibuk mencari literatur tentang terapi bicara, stroke iskemik karena penyumbatan pembuluh darah dan stroke hemoragik yaitu pecahnya pembuluh darah. Keduanya akan mengakibatkan terganggunya aliran darah ke otak. Jika darah tidak mengalir ke otak, otak akan kekurangan oksigen dan nutrisi sehingga sebagian area otak akan mati. Ketika sebagian area otak mati, bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik. Stroke adalah keadaan darurat medis karena sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit. Penanganan yang cepat dapat meminimalkan kerusakan otak dan kemungkinan munculnya komplikasi. "Ya Allah...mohon berikanlah kesembuhan untuk Abak..." kembali jatuh buliran bening dari mata Upik. Penanganan Abak terlambat, tidak seperti serangan pertama 4,5 tahun yang lalu, tidak sampai 1 jam sudah dapat suntikan pengencer darah. Kali ini Upik tidak patuh sama Abak, suruhan Abak untuk masuk sekolah tidak diindahkan. Bukan ingin mengabaikan, tapi Upik tau betul bagaimana tingginya kepedulian Bapak Ibu guru di sekolahnya. Kalau tau Abak sakit mereka akan segera menjenguk ke RS dan Upik tau betul saat ini Abak belum siap untuk dijenguk. Abak akan merasa tertekan karena tidak bisa berbicara lancar seperti biasa kalau memberi nasehat ke Upik dan sahabat-sahabatnya. Abak tempat mereka bercerita dan bertanya, pengalaman Abak selama jadi kepala sekolah dan cara bepikir Abak yang bijaksana membuat mereka nyaman. Selalu ada solusi dari Abak, tidak ada persoalan yang tidak selesai dengan Abak. Tapi sekarang...."Bantu lah Abak Ya Allah.." Tak terasa waktu bergulir, pintu kamar terbuka, perawat mendorong kursi roda Abak, Uyung dan Amak mengiringi dari belakang. Abak sudah selesai CT Scan, hasilnya sudah dibawa pulang. Tapi kata perawat yang boleh membaca hanya dokter spesialis syaraf dan dokter akan visite pasien setelah sholat Ashar. Abak bisa istirahat dulu, makan siang bercerita-cerita santai. Kata Amak uni Miza kakak sulung Upik akan datang malam ini. Waktu Abak masuk UGD uni sudah pulang tapi balik lagi ke Solok karena Fatiyah si bungsu uni mau ujian. Uni Miza anak kesayangan Abak, pintar, alim dan juga sangat sayang kepada Abak dan Amak. Beda usianya dengan Upik 7 tahun. Dulu waktu SD Upik psling senang kalau uni Miza bonceng Upik pergi main ke rumah teman-temannya. Traktir Upik bakso dan belanja cemil-cemilan, dari kecil Abak sudang mengajarkan anak-anaknya memanage belanja sendiri selama satu bulan. Awal bulan semua dikadih uang jajan untuk 1 bulan. Waktu visite pun datang, dokter Anton memasuki ruangan dan menyapa "bagaimana kondisi Bapak? Wah wajah Bapak sudah cerah, karena anak-anak sudah pulang ya." Dibalas Abak dengan senyum dan anggukan. "Tangan dan kaki kiri masih berat? Coba angkat tangan kiri". Abak menjawab, masih agak berat dan berusaha mengangkst tangan tapi tidak bisa. Wajah Absk berubah mendung lagi. "Sekarang angkat kaki kiri Pak..." kembali dokter memberi aba-aba. Abak berusaha mengangkat tapi ternyata juga tak mampu. Wajah Abak semakin pias. Kembali dokter berkata tenang "sabar pak.., perlahan, sedikit demi sedikit. InsyaAllah seminggu lagi sudah bisa digerakkan tuh Pak. Tapi sekarang tidak boleh dipaksakan, akan bertambah lemah. Yang Bapak butuhkan saat ini istirahat". Amak dan Uyuang menyimak penjelasan dokter. Dan mengangguk ketika dokter mintak permisi keluar. Upik langsung mengikuti dokter ke ruang jaga. Tau diikuti, dokter Anton bilang "sebentar lagi kita bicara ya dek, saya visite 3 pasien lagi dulu. Tunggu saja di sini." Dengan santun upik menjawab "iya dok...". Sekembali dari visite dokter Anton mengambil hasil CT Scan, memperlihatkan ke upik. "Ada pendarahan di otak tengah bagian dalam sebelah kanan, tapi otak bagian tepi semuanya bersih. Hubungannya silang jika yang terganggu otak kanan maka motorik kiri yang akan terganggu. Lobus temporal terletak di bagian samping otak, di sebelah kiri dan kanan, dekat telinga. Bagian otak ini berfungsi untuk mengendalikan kemampuan daya ingat visual, daya ingat verbal, pendengaran, dan menginterpretasikan emosi dan reaksi orang lain." Dokter melanjutkan "saat ini Bapak mengalami gangguan motorik dan verbal. Tapi dibandingkan dengan pasien lain Bapak luar biasa. Kalau pasien lain pendarahan otak akan koma atau sama sekali kaku semua tubuh. Bersyukurlah Adek." Upik terpana mendengar penjelasan dokter. "Jadi, bagaimana cara penyembuhan Abak dok...?" Lirih Upik bertanya. "Pendarahan ada di bagian tengah sedangkan otak tepi aman. Jika kita pilih operasi maka otak tepi yang tidak bermasalah tentunya akan tergores saat menyedot darah di otak tengah. Ini tidak mudah bisa berefek lagi ke fungsi otak kiri." "Sebaiknya bagaimana Dok?" Tanya Upik lagi. "Kita serap darah di otak dengan menggunakan obat. InsyaAllah sedikit demi sedikit darah terserap tanpa mengganggu otak tepi" Upik bertanya lagi, "kira-kira berapa lama minum obat bisa terserap semua Dok..?" "Kita lihatlah 4 hari ini," jawab dokter. "Dok...bolehkah Abak latihan gerak, saya lihat Abak mulai mintak Uyuang untuk gerakan tangan Abak." Dengan pandangan serius dokter menjawab "untuk saat ini tidak boleh, Bapak harus bed rest, BAB pun harus di tempat tidur. Karena kalau banyak bergerak pendarahan di otak akan bertambah. Istirahat saja dulu untuk seminggu ini sampai seluruh darah di otak tengah terserap." "Baiklah...terima kasih dok.." dan Upik kembali ke kamar. Baru saja Upik masuk terlihat apa yang dicemaskan Upik. Abak sedang sibuk menggerak-gerakan tangan kiri dibantu tangan kanan. Begitulah Abak selalu semangat untuk sembuh. "Abak...kata dokter Abak belum boleh latihan motorik dulu. Karena kondisi Abak belum stabil. Saat ini Abak harus istirahat biar tensi stabil dan tubuh cukup kuat. Kalau badan sudah benar-benar fit baru Dokter ijinkan Abak latihan gerak." Kata Upik. Tentang pendarahan otak tidak dibahas Upik dan tidak juga sampai sekarang. 12 hari Abak dirawat di RS, sesuai dengan permintaan dokter Abak istirahat total. Pada hari ke sepuluh Abak sudah bisa menggerakkan kaki dan tangan, berjalan ke teras dan ke kamar mandi. Dan hari ke-12 bisa kembali pulang, satu hal yang belum normal Abak kesulitan untuk mengucapkan huruf r, l, s. Abak perlu waktu berpikir untuk mengatakan kata-kata yang agak rumit. Handuk dibilang absk selimut, uang 20 ribu ternysta maksud Abak 2 juta. Dan Amak, Upik, Adang, Angah, Uda, Uyuang dan uni Miza tau sebabnya. Setiap hari terngiang keinginan Abak untuk Umroh dan kembali Upik berdoa dalam hati "sampaikan kami ke Masjidi Haram ya Allah.... Aamiin..." #TantanganGuruSiana
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Dramatis saa..
Tata bahasanya belum bagus Li..