Lisa Lazwardi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Mencari Cinta di Pintu Ka'bah (part 1)

Tantangan hari ke-2 "Kondisi Abak semakin menurun," itu kata-kata yang pertama Upik dengar dari Uyuang saat saat membukakan pintu. Buru-buru upik ke kamar Abak dan disambut senyum tipis dan pandangan sayang dari orang yang telah berjuang keras untuk keluarganya. "Sudah makan Bak?" Sambil tersenyum legah melihat Abak segar upik menghampiri tempat tidur Abak. Anggukan kepala Abak isyarat kalau Abak sudah makan. "makan lah upik dulu nak..., ada yang mau Abak bicarakan." Sambil merapikan seprai dan duduk di samping Abak, Upik menjawab, "upik sudah makan di sekolah tadi Bak..., teman-teman bawa nasi dan kami makan bersama. Ada apa Bak?" Dengan lembut upik bertanya kepada laki-laki yang paling dicintainya di dunia ini. Seorang ayah yang sangat menyayangi anaknya dan pantang menyerah. Kalau ada kepala sekolah yang kemana-mana pakai sepeda di kota ini itu adalah Abak. Demikian Abak menhemat pengeluaran agar anak-anaknya bisa kuliah. Bertahun-tahun yang lalu. Abak bilang "tolong ambil tabungan Abak dan berikan kepada uda Alim. Sudah lama Abak ingin daftar di biro umroh Alim tuh. Rasanya cukup untuk biaya umroh Abak dan Amak. Upik dan Uda temani kami ya... " Upik kembali tersenyum, "Abak kalau Abak sudah pulih InsyaAllah kita ke Mekah. Bisa saja Abak duduk, kita ke Mekah pakai kursi roda. "Ada uangmu nak..?", kembali abak bertanya. Dengan santun upik menjawab " InsyaAllah nantik ada Bak. Sembuhlah Abak dulu, berempat kita di sana." Ini untuk yang ketiga kalinya Abak suruh upik untuk daftarkan Umroh. Dalam hati Upik berdoa "ya Allah bukakanlah pintu rezki agar hamba bisa menemani abak umroh." Risau mulai menggelayut di hati Upik. 2,5 tahun yang lalu Abak mendadak serangan stroke. Kata dokter ada pembuluh darah yang pecah di otak. Sungguh sebuah anugerah, dalam waktu tidak sampai sebulan Abak pulih dan bisa berjalan normal lagi. Kaki dan tangan ringan, tapi ada yang mengganjal di hati Upik, verbal Abak terganggu untuk beberapa huruf. Tak mau diam Upik pun mencari peluang tuk terapi bicara Abak. Kata dokter spesialis syaraf dokter di sini belum ada dan hanya afa di Bukittinggi. Di sinilah berawal perjalanan Payakumbuh-Bukittinggi tiga kali seminggu. Terapi bicara untuk Abak..., dengan harapan besar Abak Sembuh. Dan Upik pun memilih berhenti dari kesibukan menjadi wakil kepala di Sekolah... "Abak...., perjuangan Abak untuk kami.." tak terasa butiran bening itu mulai turun di pipi Upik... #TantanganGurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Smg abak bs umroh, salam kenal bu

05 Mar
Balas

Salam kenal juga ibuk...Trima kasih..

06 Mar

Bapak kepala sekolah yang hebat...swmoga beliau diberi tempat terbaik,kebaikannya turun kpd kepsek perempuan terbaik pula

05 Mar
Balas

Aamiin ya Rabb...Trima kasih Ola

05 Mar

Udah ada darah kepsek dari sononya rupanya... Mantull... Kecek buk yola.. Kehebatan abak turun ke anaknya...

05 Mar
Balas

Bukan hebat cik gu. Allah yang takdirkan semua kesepatan. Eli & Ola cik gu hebat. Salut buat duo cik gu fisika nih..

05 Mar

Jadi ingat abak juga.

05 Mar
Balas

Setiap abak istimewa buk...

05 Mar



search

New Post