Keindahan Rezki
Tantangan hari ke-18
Pandangan umum sebahagian orang tentang rezki adalah yang tampak secara kasat mata. Uang yang banyak, rumah yang megah, mobil mewah dan semua materi dianggap ukuran rezki.
Teringat peristiwa beberapa waktu silam, saat itu kami menonton final pertandingan bola antar SMA tingkat kota. Hujan gerimis tidak menjadi halangan bagi suporter untuk tetap berada di lapangan demi mendukung timnya. Guru dan siswa tumpah ruah di lapangan. 10 menit menjelang maghrib pertandingan usai. Semua buru-buru pulang, cuaca mulai gelap dan gerimis masih setia menemani.
Saat perjalanan pulang, tiba-tiba sepeda motor oleng. Ternyata ban belakang bocor, penulis yang dibonceng dengan salah satu guru honorer di sekolah kami turun. Memandang ke depan dan belakang jalan, tidak ada rumah penduduk, ada satu dua mobil lewat tapi karena tidak mengenal kami mereka cuek saja berlalu. Kamipun berencana mendorong motor sampai ke persimpangan jalan yang kira-kira berjarak 1 km dari lokasi. Berharap sesampainya di sana ada tukang tambal ban atau masyarakat yang mau membantu kami.
Baru saja berjalan satu meter tiba-tiba terdengar teriakan dari belakang, "Ibuk.....", dua buah motor dan 3 orang siswa kelas X yang pemain bola ternyata baru mau pulang. "Ibuk, bawa aja sepeda motor kami ke perempatan, 100 meter dari sana ada tukang tambal ban." "Sepeda motor Ibuk biar kami antar ke sana," kata Fajri salah satu anak kami tersebut. "Ibuk tunggu saja kami di sana," kata anak-anak.
Sungguh kami merasa sangat tertolong, saat hari mulai gelap, gerimis turun dan berada di lokasi yang jauh dari penduduk. Bantuan siswa ini menjadi rezki yang tidak ternilai dengan materi. Sesampainya di tukang tambal ban, ternyata tempat ini berdekatan dengan mushalla. Lagi-lagi sebuah rezki, sholat maghrib kamipun tidak jadi terlalai.
Siang ini di penutup akhir minggu, saat yang lain mungkin sedang sibuk dengan keluarga di rumah menemani anak untuk menyelesaikan tugas pembelajaran di rumah. Sebagian kecil kami berada di sekolah, menyiapkan sebuah persembahan buat masyarakat saat semua kecemasan akan Corona. Beberapa orang siswa bersama guru di laboratorium. Ada yang sibuk membersihkan pekarangan, ada yang memotong rumput lapangan bola, menata bunga-bunga, ada juga yang menyiapkan papan nama sekolah untuk hari Senin.
Hujanpun mulai turun, tapi semangat pendifik dan tenaga kependidikan untuk membersihkan lingkungan kantor dan bingkai kaca yang berdebu tidak berkurang. Sedangkan di halaman sekolah, siswa dan guru pembimbing di bawah naungan terpal menyelesaikan tempelan di papan nama sekolah. Sungguh sebuah keikhlasan yang tidak bisa kita ukur lagi dengan materi. Ananda dan Bapak-Ibu, rasa kekeluargaan ini adalah rezki dari Allah. Sehingga kita merasa tenang dalam menyelesaikan suatu pekerjaan meski cuaca tak lagi bersahabat. Semoga lelahnya menjadi lillah
Begitu juga dengan persahabatan, sebuah keikhlasan dalam persahabatan akan teruji di saat kita sedang mengalami kesulitan, melakukan kekhilafan, tersungkur dalam perjalanan kehidupan. Hanya sahabat sejati yang ada di setiap keadaan, suka dan duka. Saling mendukung dan mengingatkan dalam kebaikan. Bukan jarak yang menyebabkan terhalangnya silahturrahmi tapi kedekatan hatilah yang berperan dalam persahabatan.
Sahabat yang baik merupakan rezki terindah dalam kehidupan. Buat sahabat-sahabat dimanapun engkau berada saat ini, yang selalu mengingatkan untuk berada di jalanNYA. Semoga silahturrahmi ini semakin mendekatkan kita kepada ridho Allah Swt...
#Tantangan GuruSiana
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Pertolongan selalu ada buat yang selalu berbuat kebaikan
Alhamdulillah..., semua Allah yang takdirka ya Ola
Benar banget lisaa... Sebuah kisah yang sama,... Lagi2 memang akan ada anak2 berhati baik, peduli sama guru2nya yg sdg kesulitan.. Adalah khindi Aufa siswa terbaik kami yg dulu jg pernah membantu mengantarkn motor eli yg mengalami bocor ban blkg ketika hendak pergi pesta pernikahan teman guru,
Alhamdulillah...Semoga anak2 kita semua sehat ya cik gu Eli