Geliat Pasar Ibuh
Tantangan Hari ke-40
Assalamualaikum gurusianers.. Pagi ini penulis baru sadar sudah 3 kali menulis untuk tantangan hari ke-36 terus. Efek libur, jadi lupa hari, ternyata sudah hari ke-39 di pagi minggu ini. Kali ini penulis ingin berbagi tentang pasar Ibuh di kota Payakumbuh.
Pasar Ibuh merupakan pasar induk yang menyediakan semua kebutuhan pokok untuk masyarakat Payakumbuh. Mulai dari beras, sayur mayur, semua jenis lauk pauk segar dan kering. Berbeda dengan Pasar yang di pusat kota yang menyediakan kebutuhan sandang dan komplek pertokoan beraneka barang dan jasa. Biasanya jam 04:00 WIB, sudah terlihat kesibukan di pasar Ibuh ini. Ratusan tukang garendong sudah mulai berbelanja untuk dagangan mereka.
Garendong adalah istilah di sini untuk para pedagang keliling yang menggunakan sepeda motor. Di jok sepeda motor dibuat kotak besar dan kanan kiri disangkutkan keranjang rotan. Semua sarat dengan kebutuhan pokok warga. Mulai dari sayur, buah, ikan segar, daging, ikan kering, ayam dan penganan ringan.
Para tukang garendong biasanya membawa dagangan ke segala arah, di dalam kota Payakumbuh, kabupaten Lima Puluh Kota dan Kabupaten tanah datar. Kehadiran tukang garendong ini sangat diharapkan, karena kita tidak perlu berdesak-desakan ke pasar Ibuh untuk pemenuhan lauk pauk. Berbeda dengan di kota yang ada layanan ojek online, untuk daerah kabupaten Lima Puluh Kota dan Kabupaten Tanah Datar belum tersedia. Sehingga kehadiran tukang garendong sangat dinantikan bagi warga sekitar. Apalagi di saat darurat Corona sekarang ini, kehadiran tukang garendong sangat ditunggu-tunggu karena sebagian besar warga memilih untuk tidak keluar kalau tidak begitu penting. Kemudahan sangat terasa ketika tukang garendong datang, aneka pilihan lauk pauk dan sayur tinggal dipi0lih. Ibu-ibupun bisa memesan ke tukang garendong untuk pilihan bahan lauk pauk mereka untuk keesokan harinya.
Biasanya kalau melakukan perjalanan jam 6 pagi menuju Batu Sangkar kami akan beriringan dengan konvoi motor garendong ini. Dan kita akan sulit mendahuluinya karena ukuran keranjang di jok sepeda motor hampir menyamai lebar sebuah mobil. Ketika pulang saat ashar kita akan melihat iringan mereka dengan keranjang-keranjang yang sudah kosong.
Kehadiran tukang garendong, sangsat membantu masyarakat dan juga pendustribusian barang pedagang-pedagang di pasar Ibuh. Kemaren ada wacana bahwa pasar Ibuh akan ditutup 2 hari karena akan dilakukanpenyemprotan. Masyarakat berbisik-bisik resah, kemana mereka akan belanja dua hari itu. Ternyata pemerintah kota tanggap dengan situasi ini. Akhirnya pasar Ibuh tidak jadi ditutup tetapi penyemprotan disinfektan tetap dilaksanakan pada jam 02.00 dinihari.
Keunikan pasar Ibuh di setiap hari Minggu adalah ramainya pedagang bunga dan bibit tanaman. Trotoar di sepanjang jalan di dekat Jembatan Ratapan Ibu akan dipenuhi beraneka ragam bunga. Mulai dari Krokot kecil, Mawar beraneka warna, Dahlia, Putri Salju, Serut dengan warna cerahnya, Bougenville, Aglonema, Anggrek, Palm dan beraneka bunga gantung menghiasi wajah pasar. Pagi ini, warna-warni krisan membuat hati menjadi cerah. Bibit buah-buahan pun lengkap di pagi minggu, Mangga, Jambu Kristal, Jambu Madu, Kelengkeng, Belimbing, stromberry, dan Jeruk khas dari daerah Gunuang Omeh kabupaten Lima Puluh Kota, yang terkenal sangat manis itu juga ada bibitnya di pasar ini.
Pernah penulis menanyakan bibit Apel , Pear dan Anggur kepada pedagang. Ternyata bisa dipesan juga, karena pembibitannya di Padang Panjang kata pedagang, dan Bapak itu memperlihat foto bibit Anggur, Apel dan Pear tersebut. "Karena ketiga bibit ini cocok di udara dingin, kurang bagus kalau dipajang sampai sore di trotoar tapi kalau dipesan bisa dibawa langsung." penjelasan Bapsk pedagang bibit buah.
Minggu ini penulis tertarik untuk membeli bibit sayuran. Ada bibit tomat, terung, cabe rawit, cabe keriting, selada, caisin dan siledri yang sudah bisa kita pindahkan ke tanah. Semua bibit ditanam pada plastik-plastik kecil, dengan harga yang terjangkau. Enam ribu rupiah untuk 6 batang bibit. Menurut Ibu pedagang bibit, pembibitan ini mereka kembangkan di daerah Tiakar dan setiap hari Minggu dijual ke pasar Ibuh.
Silih berganti orang berdatangan membeli bibit, mungkin karena situasi isolasi, berkebun menjadi salah satu kegiatan pilihan yang bermanfaat untuk keluarga. Saat penulis memilih bibit-bibit ini, datang seorang Bapak yang menyakan benih kering. Pedagang menjawab, sudah 2 minggu pedagang benih kering tidak datang. Biasanya di samping Bapak ini, ada pedagang benih kering, beraneka biji-bijian yang siap tanam juga.
Begitulah geliat pasar Ibuh di pagi ini, di saat darurat Corona dan ekonomi menjadi tidak stabil pasar Ibuh tetap jadi pilihan untuk membantu pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat Payakumbuh dan sekitarnya. Sempat penulis bertanya ke uni Eli, tukang parkir di sekitaran Jembatan Ratapan Ibu. Kata Uni Eli, " memang pengunjung tidak seramai biasa Bu, tapi pasar tetap berjalan, garendong tetap ramai." Jembatan yang penuh sejarah perjuangan rakyat Payakumbuh melawan kolonial Belanda itu menjadi pemandangan indah di tengah keramaian pasar.
Satu hal yang tidak penulis lihat pagi ini adalah deretan bendi yang parkir di pinggir jalan. Pagi ini baru ada seorang kusir bendi yang duduk menunggu penumpang di atas bendinya. Bendi merupakan kendaraan tradisional di sini, yang ditarik kuda. Mungkin karena anjuran social distancing, masyarakat jadi ragu untuk pulang pergi ke pasar dengan bendi. Tapi naik bendi merupakan kebahagiaan tersendiri bagi penulis.
Begitulah pasar Ibuh di pagi hari, setelah jam 11 nanti siang pasar akan berangsur sepi dan rame kembali jam 5 sore sampai habis maghrib.
Sepenggal cerita dari Pasar Ibuh
Tukang Garendong: pedagang keliling Bendi: kendaraan tradisional yang ditarik kuda delman, andong #TantanganGuruSiana

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap bana buk kepsek menulis...sangat detail
Besok2 ditulis tentang jembatan ratapan ibu yg bersejarah lagi ya Ola
Semoga corona tidak menyebar di Payakumbuh, sehingga geliat pasar ibuh tetap jalan
Aamiin ya Rabb
Aamiin smoga semua kembali normal
Aamiin ya Rabb
Aamiin smoga semua kembali normal
Aamiin smoga semua kembali normal
Aamiin ya Rabb.Kami udah masuk minggu keempat isolasi Bu.Tukang garendong yang sangat membantu distribusi kebutuhan masyarakat