MELUPAKAN FAJAR (Part 1)
Tengah bulan kali ini terasa berbeda. Saldo ATM sudah sangat menipis. Kondisi lockdown membuat tiga anakku di rumah saja. Pengeluaran tak bisa ditekan. Harusnya tengah bulan ini aku sudah menerima transfer dari honor mengajar bimbel. Namun kondisi seperti ini membuatku paham. Murid-murid bimbelku berhenti lebih awal. Akhirnya beberapa belanjaan yang sudah kutaruh di keranjang kukembalikan. Takut malu di kasir kalau uangnya kurang. Tiga tahun sudah suamiku pergi karena DBD. Semua serba tiba-tiba. Kadang aku masih tak percaya jika belahan jiwaku sudah pergi. Menjadi pengajar bimbel kulakukan sepulang mengajar. Lelah pastinya, namun harus kujalani. Sesekali aku membuat penganan yang dijual lewat WA grup alumni SMA. Apapun kukerjakan untuk menyambung hidup. Karena harga-harga semakin membumbung tak terkejar dengan pendapatanku. Bulan ini kami terpaksa pindah ke kontrakan yang lebih murah. Lebih sempit pastinya. Notifikasi transferan masuk saat aku baru saja masuk rumah. Ya Allah, ada yang transfer 500 ribu! Dari siapa?? Seiring itu sebuah pesan singkat masuk. "Fitri, ini untukmu dan anak-anak. Semoga bermanfaat. Aku masih menunggumu untuk mengikat janji denganku" Aku tercekat. Tak kusangka Fajar yang sering membeli daganganku di grup SMA menaruh hati denganku. Nyaris kupertimbangkan tawarannya. Namun kuurungkan saat senyum manis gadis cilik tiba-tiba melintas. Ia murid bimbelku, putri pertama Fajar.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar