Linda Kurnia

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
DAMPAK EKONOMI INTERNASIONAL AKIBAT AKSI BOIKOT ISRAEL

DAMPAK EKONOMI INTERNASIONAL AKIBAT AKSI BOIKOT ISRAEL

Aksi boikot terhadap perusahaan internasional pendukung Israel telah menimbulkan kontroversi di berbagai belahan dunia. Hal ini dilakukan sebagai bentuk empati terhadap konflik yang terjadi di Gaza, Palestina. Alasan utama dilakukannya boikot terhadap Israel adalah untuk memprotes kependudukan Israel atas wilayah Palestina, pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga Palestina, dan pembangunan pemukiman ilegal di wilayah Palestina. Boikot terhadap Israel dilakukan dalam berbagai bentuk, antara lain memboikot produk-produk Israel dan yang mendukungnya, memboikot perusahaan-perusahaan Israel, dan acara-acara yang diselenggarakan oleh Israel.

Konflik Israel dengan Palestina berdampak signifikan terhadap perusahaan-perusahaan Israel. Gangguan rantai pasokan akibat konflik menyebabkan perusahaan kesulitan mendapatkan bahan baku dan komponen penting, sehingga produksi dan pengiriman barang tertunda dan menimbulkan kerugian ekonomi. Penurunan permintaan ekspor akibat aksi boikot terhadap Israel juga memukul perusahaan Israel, menyebabkan berkurangnya permintaan dan pendapatan ekspor. Kenaikan biaya produksi akibat konflik juga menambah beban perusahaan, karena mereka harus mengeluarkan biaya tambahan untuk keamanan dan perlindungan karyawan serta asset. Selain itu konflik ini menyebabkan penurunan pada sektor pariwisata karena wisatawan enggan mengunjungi Israel, sehingga berdampak negatif pada perusahaan pariwisata dan hotel. Isolasi internasional yang dialami Israel akibat konflik ini mempersulit perusahaan untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan asing dan mengakses pasar global.

Perusahaan-perusahaan besar Israel mengalami kerugian yang cukup signifikan. Kerugian-kerugian tersebut dialami oleh beberapa perusahaan Israel, salah satunya yaitu Carmel Agrexco, perusahaan ekspor pertanian terbesar di Israel. Carmel Agrexco mengalami likuidasi diakibatkan oleh aksi boikot besar-besaran di sejumlah wilayah. Akibatnya, petani-petani Israel mengalami kesulitan dalam ekspor hasil panen, sehingga hal ini memberikan dampak buruk bagi perekonomian Israel.

Aksi boikot terhadap Israel pada tahun 2023 telah menyebabkan penurunan permintaan ekspor Israel secara signifikan. Hal ini terlihat dari data Badan Pusat Statistik Israel. Kerugian tersebut disebabkan oleh aksi boikot terhadap Israel yang dilakukan oleh negara-negara Arab dan tekanan dari organisasi-organisasi pro-Palestina di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Kerugian yang dialami akibat dari hal ini menyebabkan hilangnya lapangan kerja dan penurunan pendapatan pemerintahan Israel. Organisasi Buruh Internasional (ILO) melaporkan bahwa ada sekitar 100 ribu pekerja Israel kehilangan pekerjaan mereka pada tahun 2023 akibat Aksi boikot Israel. Boikot Israel menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa di Israel dan negara-negara tetangganya. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya pasokan barang dan jasa akibat boikot, serta meningkatnya biaya transportasi dan distribusi.

Perusahaan-perusahaan besar Amerika Serikat dan Eropa seperti Orange, G4S, Veolia, General Mills, dan CRH juga telah menarik diri dari pasar Israel. Mereka melakukan hal tersebut setelah adanya kampanye boikot besar-besaran yang melibatkan perusahaan mereka. Kemudian beberapa perusahaan yang terkena dampak sosial atas aksi boikot ini diantaranya yaitu, MCDoland's dan Sturbucks. Restoran makanan cepat saji, MCDonald's mendapat kecaman setelah diketahui mengirimkan ribuan porsi makanan untuk Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Sama halnya dengan Starbucks, yang ikut mendapatkan kecaman akibat menggugat serikat pekerjanya, Starbucks Worker United, setelah organisasi tersebut mengunggah pesan di X, yang menyatakan solidaritas terhadap Palestina. Hal ini sangat mempengaruhi perusahaan-perusahaan mitra dari dua brand tersebut yang mengakibatkan turunnya pemasukan dan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan mitra. Dari contoh dua brand besar yang mengalami kerugian cukup signifikan, perusahaan-perusahaan lain menjadi takut untuk berinvestasi dan bekerja sama dengan Israel. Akibat dari hal ini, Israel kekurangan investor-investor luar.

Selain kerugian dari segi ekonomi yang dialami oleh Israel, Israel juga mengalami kerugian kekuatan politik internasional. Banyak negara yang akhirnya sepakat untuk memutuskan hubungan diplomasi dengan Israel untuk mengurangi risiko kerugian. Negara-negara tersebut diantaranya adalah Bolivia, Kolombia, dan Yordania yang memutuskan untuk memberhentikan hubungan diplomasi dengan Israel karena kejahatan negara tersebut terhadap rakyat Palestina. Wakil Menteri Luar Negeri Bolivia, Freddy Mamani, pada konferensi pers menyatakan bahwa Bolivia memutuskan hubungan diplomatik dengan negara Israel sebagai penolakan dan kecaman atas serangan militer Israel yang agresif dan tidak proporsional yang terjadi di jalur Gaza.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post