MENUNGGU MENTARI
MENUNGGU MENTARI
Berita pengurai air mata,
tak henti bergema
Belum selesai satu duka,
lara baru datang menjelma
Tiada celah tuk bahagia,
setiap sudut mengintai bahaya
//
Kematian,
maut,
ajal,
serasa di pelupuk mata
kemaren mereka,
hari ini dia, dia dan….. dia
aku tak tahu
entah kapan waktuku
Walau takdir tlah tertulis
tapi hari ini, penyaksian akan semua peristiwa
membawa hati gundah gulana
//
maut, tiap hari berpesta
tapi dunia terasa sempit jua
Tersekat tirai yang belum tersibak,
terancam bahaya tak terlihat
//
Jika esok fajar menyingsing
adakah aku bisa menatapnya?
//
Padang, 8 Februari 2021
tagur hari kedua
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren
Terimakasih bunda
Puisi yang penuh pesan....keren dik
Terimakasih un
Kita persiapkan diri menunggu pemilikNya. Tak tahubkapan... tapi pasti.Barakallahu fiik. Sehat dan sukses selalu ya dinda hebat
Terimakasih telah mampir un. Waa fiiki baarakallah
Ada kehidupan pastinya kematian kan mengikuti. Persiapkan bekal sebanyak-banyaknya agar tidak merugi. Baarakallaahu fiikum Ibu Lily Yovita
Waa fiika baarakallah pak Bambanh. Terimakasih telah mampir
Puisi uni selalu keren. Hari ini sarat pesan dalam puisinya. Sukses selalu un.
Terimakasih ii. Sukses jugs buat adiak uni yg hebat