Lilla Rama Dona

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Jika (Part 4 of 5)

Jika (Part 4 of 5)

”Sebenarnya ada masalah apa antara kamu suamimu, Key?” tanya mama Keyla sambil mengusap rambut putri semata wayangnya .

Keyla tidak menjawab. Sama seperti semalam, dia hanya menangis sesegukan.

”Jika kamu tidak bercerita, bagaimana mungkin Mama bisa membantu kamu? Percayalah nak, tidak ada rumah tangga yang tidak pernah mengalami badai. Pertengkaran antara suami istri itu biasa. Apapun persoalan nya diselesaikan dengan baik selagi itu tidak menyangkut perselingkuhan” Nasehat mamanya yang membuat tangisnya makin kencang. Sudah hampir seminggu sejak kejadian itu, keyla masih berkurung diri di kamarnya. Makananpun hanya sedikit yang disentuhnya. Bahkan yang mengantarkan Randi ke sekolah terpaksa diambil alih oleh Mama Keyla.

Mamanya menatap putrinya itu dengan Sendu ”Apakah hubungan kalian separah itu?” lagi-lagi mamanya berusaha memastikan.

Keyla mengangguk.

”Key yang salah mah. Kesalahan Key tidak mungkin termaafkan. Mama tidak boleh membenci Bang Tama. Dia adalah laki-laki paling baik yang pernah ditemui”

”Jika memang Tama adalah laki-laki yang baik, mengapa dia tega meninggalkan kamu dan anak-anakmu?”

”Tidak semudah itu Ma. Key yang sudah jahat. Key yang tidak mungkin lagi diterima oleh Bang Tama”

”Tapi mengapa, nak?”

Key mengusap air matanya. Lalu dia memperlihat chat permintaan maafnya kepada suaminya itu. Chat yang sudah ada tanda centang dua berwarna biru yang sampai detik ini tetap belum dibalas.

Assalammualaikum Bang. Key benar-benar minta maaf. Key merasa sangat bersalah karena telah meragukan Abang. Dan key merasa sangat berdosa karena membiarkan Roni berada di rumah tanpa seizin Abang. Tapi percayalah Bang. Demi Allah. Semua itu tidak seburuk yang Abang bayangkan. Key hanya tiga kali bertemu Roni. Waktu pertama kali dia datang, ada Rara di rumah. Kami mengobrol di ruang tamu. Pertemuan kedua adalah di restoran tempat Key juga melihat Abang sedang bekerja tambahan. Dan kali ketiga adalah hari dimana Abang memergoki kami di ruang makan. Mohon maafkan, Key

“bang, Maafkan semua kata-kata Key. Semua yang Key ucapkan waktu itu hanyalah karena emosi. Key sangat bahagia bisa menikah dengan Abang. Abang adalah anugrah terindah yang Allah kirimkan buat Key. Key benar-benar tidak bisa hidup tanpa Abang. Key mohon, kembalilah Bang”

“Bang, mohon jangan tinggalkan Key dan anak-anak Bang. Bagaimana cara kami melalui hidup ini tanpa Abang. Jika memang Abang tidak bisa memaafkan Key, setidaknya mohon pulang demi Randi dan Rara. Mereka akan sangat kehilangan Abang. Key mohon, Bang”

Raut wajah Mama Keyla berubah drastis setelah membaca permintaan maaf putrinya itu. Sedikitpun tak terpikir olehnya jika Keyla bisa melakukan kesalahan sebesar itu. Pria mana yang tidak akan meradang jika mengetahui istrinya berselingkuh. Cukup lama dia menatap Key dengan sangat kecewa. Lalu dia merangkul putrinya itu dari samping. Dia menyadari bahwa tidak ada gunanya memarahi orang yang sudah menyesali dan menangisi semua kesalahannya.

“Mama cukup mengenal Tama. Dia persis seperti almarhum Papamu, pekerja keras dan setia. Mama masih ingat betapa dulu Papamu mendiamkan Mama dalam waktu yang cukup lama hanya karena Papamu mengetahui Mama berkirim surat dengan teman laki-laki Mama waktu sekolah. Padahal kami hanya berkirim kabar biasa. Apalagi dengan kondisi kamu, Key. Tidak akan mudah bagi Tama untuk menerima ini. Mungkin dia butuh waktu yang lama” ucap Mama sambil mempererat rangkulannya.

“Jadi, demi anak-anakmu, berhentilah untuk meratap, Key. Coba kamu pikirkan langkah apa yang akan kamu lakukan untuk sementara waktu ini” Mama mulai menasehati Keyla.

“Mama keberatan kalau kami tinggal disini”

“Tentu saja, tidak. Mama sangat senang kalian ada disini menemani Mama. InsyaAllah jika kita berhemat, uang pensiun almarhum Papamu cukup untuk kita berempat. Tapi sampai kapan Mama bisa membantu kamu? Umur Mama juga semakin tua. Apalagi kelak anak-anakmu akan butuh biaya yang banyak. Sementara kita tidak tahu pasti keputusan apa yang akan diambil suamimu. Bagaimana jika kelak ternyata dia malah tidak ingin memaafkan kamu dan memutuskan untuk meinggalkan kalian? Apakah kamu tega jika nanti kedua anakmu putus sekolah?” Mama mulai menggambarkan kondisi yang akan dihadapi Keyla, “Untuk hari ini, kamu boleh menghabiskan waktu kamu di kamar. Tapi Mama harap, besok kamu sudahi semua kegalauan kamu. Demi anak-anak kamu” lanjut Mama Key sambil melepaskan pelukannya. Kemudian Mama Key melangkah keluar dari kamar Key.

Keylah menatap lagit-langit kamarnya. Berbagai rutukan ditujukannya untuk dirinya sendiri. Ternyata hidup tanpa Tama justru jauh lebih kelabu. Membuat dia serasa sulit bernafas.

*****

“Aku dengar dari teman-teman alumni, Tama sudah pindah ke Batam ya?” Tanya Roni pada wanita yang berdiri dihadapannya itu. Dia terpaksa hanya mengobrol di teras rumah karena Keyla tidak menawarkannya untuk sekedar masuk dan duduk di ruang tamu.

Keyla tidak menjawab. Dia hanya terdiam sambil menahan emosi yang bergemuruh dihatinya. Jika saja waktu itu tangannya tidak mengirim chat kepada Roni, mungkin saat ini Tama masih bersama mereka.

“Aku minta maaf ya Key. Aku tidak menyangka kalau hubungan kalian akan seperti ini”

Lagi-lagi Keyla membisu.

“Kalau kamu mau, aku bersedia membantu biaya bulanan kamu dan anak-anak kamu. Aku akan membelikan apapun yang kamu mau. Bahkan kalau kamu tidak keberatan menjadi istri kedua, kita bisa menikah. Aku akan...”

“Silahkan meninggalkan rumah ini sebelum aku berteriak dan membuat tetangga berdatangan kesini” Kayla memotong omong kosong yang diucapkan Roni. Sepertinya dia sudah tidak tahan berlama-lama berbicara dengan pria itu. Dia serasa sudah hampir serasa gila dengan kekonyolan yang ada akhir-akhir ini. Segera dia masuk ke rumah dan membanting pintu dengan kasar. Kemudian dia terduduk di lantai sambil meratapi kebodohannya.

Semesta

Berapa lama lagi hukuman ini

Perih yang tak pernah kutahu

Bahkan hampirku lupa cara bahagia

Kembalikan dia, kumohon

*****

Purnama Kedua Belas

”Assalamualaikum Key, barusan Abang sudah mengirim uang jajan Randi dan Rara. Abang minta maaf kalau untuk dua tahun kedepan, Abang tidak bisa mengirim sebanyak yang biasanya. Abang memutuskan untuk melanjutkan kuliah Abang. Pastinya akan banyak kebutuhan yang harus Abang bayar. Abang minta maaf ya. Tapi jika ada kebutuhan yang sangat mendesak, jangan ragu untuk memberi tahu Abang. InsyaAllah akan Abang usahakan untuk memenuhinya”

Keyla menatap chat dari suaminya dengan terisak. Bukan karena kiriman suaminya akan makin sedikit, tapi tanggung jawab Tama tak pernah berubah. Dia tidak bisa membayangkan pekerjaan lembur apa yang Tama jalani demi memenuhi kebutuhannya dan juga mengirimkan uang untuk mereka. Meskipun sudah hampir setahun, tidak satu bulan pun Tama lupa mengirimkan uang jajan anak-anak. Memang jumlahnya tentu saja tidak sebanyak uang bulanan yang diberikan Tama waktu mereka masih bersama. Karena Tama sekarang juga mempunyai banyak kebutuhan dan tagihan yang harus dibaranya. Apalagi sejak kepindahan Tama ke kota Batam beberapa minggu setelah kejadian menyakitkan itu. Penyesalan yang tiada tara karena sudah pernah meragukan kesetiaan suaminya kembali menyayat hatinya.

”Bantuan Abang sudah lebih dari cukup. Terima kasih banyak atas perhatian Abang buat kami disini. Semoga Abang sehat selalu” Keyla sangat hafal kata-kata itu. Karena hanya kata-kata itu yang selalu di tulisnya pada setiap chat kepada Tama setiap awal bulan. Tidak lebih dan tidak kurang.

*****

Purnama Ketiga Puluh Lima

”Kamu masih belum bisa melupakan dia Tama? Sedalam itukah cinta yang kamu rasakan atau begitu sakitkah rasanya untuk mencoba jatuh cinta lagi?” selidik Vina teman se kantor Tama.

Tama hanya melihat Vina sekilas lalu kembali mengetik di laptop dihadapannya.

”Hei, tolong dengarkan aku ngomong. Aku serius. Apakah benar benar tidak ada sedikit ruang untuk cinta yang akan hadir?”

Tama menghentikan kegiatannya. Dia segera mematikan laptopnya.

”Kamu lapar? Biasanya kalau sudah meracau seperti ini pertanda kamu lagi lapar berat. Bagaimana kalau kita segera ke kantin? Perutku juga sudah mulai keroncongan” ajak Tama sambil melangkah santai keluar dari ruangan. Vina terburu-buru mengikuti dari belakang.

”Tama, aku serius. Aku capek kalau harus nanya terus”

”Kalau memang bertanya membuat kamu lelah, kenapa harus bertanya?” Pria itu berkata dengan tenang.

Vina terdiam sambil menatap punggung Tama yang Makin menjauh. Dengan setengah kesal, diikutinya langkah pria itu.

*****

Ini adalah hari ketiga Vina berada di kota kelahiran Tama. Kota yang juga telah memberikan banyak luka pada pria yang diam-diam dia cintai. Dia nekat ikut dengan Tama ke kota ini saat dia mendapat informasi Tama ditunjuk sebagai salah satu anggota tim yang ditugaskan untuk menyelesaikan permasalah keuangan yang sedang menimpa cabang perusahaan dikota ini. Vina tahu dengan jelas bahwa tugas Tama kali ini bisa memakan waktu berminggu-minggu bahkan berbulan. Sehingga dia meminta cuti beberapa hari untuk berlibur di kota ini demi memastikan hati pria yang demi tuhan, sangat ingin dia dampingi seumur hidupnya. Berbekal informasi yang didapatkan dari salah satu teman kantornya, Vina berusaha mencari alamat Keyla. Wanita yang sepertinya masih menjadi saingan terberatnya untuk mendapatkan hati Tama.

Besok edisi Ending

Tantantangan Gurusiana Hari ke - 86

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post