Lilla Rama Dona

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Jika (Part 3 of 5)

Jika (Part 3 of 5)

Mereka baru saja akan keluar dari parkiran, ketika sebuah pria yang sangat mereka kenal keluar dari sebuah Terios putih. Dua orang anak seusia Rara langsung saja berlari menuju pintu restoran saatpintu terbuka. Seorang wanita segera mengejar anak-anak itu dengan wajah panik dan tentu saja diikuti oleh pria yang tadi membukakan pintu.

”Kamu ingin menemui mereka? Apakah perlu aku temani keluar?” tanya Roni saat dia menyadaro mata Keyla fokus melihat pemandangan ala-ala sinetron itu.

Keyla menggeleng. Dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya barusan. Pria yang bersama dengan wanita dan 2 orang bocah itu adalah orang yang selama ini dianggapnya paling setia.

”Kita langsung pulang aja Ron” katanya sambil memasangkan sabuk pengaman.

”Langsung pulang? Tidak Bisakah kita juga bersenang-senang? Siapa tahu itu bisa membantu kamu melupakan sakit hati kamu. Jika Tama bisa bermain hati, kenapa kamu sebagai istri harus setia?” usul Roni setengah gila

Keyla menatap pria yang duduk di sampingnya itu dengan tidak percaya

”Aku serius Key. Jika kamu pulang sekarang, yang ada kamu hanya akan sakit hati. Nanti kamu akan marah-marah kepadanya. Bagaimana kalau ternyata dia malah lebih memilih wanita itu dibandingkan kamu? Atau apakah kamu sudah siap bercerai dengan dia?”

Keyla terdiam. Itu adalah pilihan yang sulit. Perpisahan tidak semudah diucapkan. Dia tahu pasti itu.

”Untuk saat ini, kita tenang saja dulu sambil kita pikirkan bagaimana cara membalas mereka. Sementara itu, mengapa kita juga tidak menikmati waktu kita? Kalau kamu mau, setelah ini kita langsung pergi nonton dan aku juga akan mengajak kamu berbelanja. Kamu boleh memilih baju apapun yang kamu mau atau barang apapun yang kamu inginkan. Percayalah, dengan merubah sedikit penampilan kamu, kamu bahkan jauh lebih cantik dari wanita itu” bujuk Roni

”Lalu uangnya dari mana?”

”Waduh key, jangan kayak orang susah. Aku yang bayarin apapun yang kamu mau"

” benarkah?”

” tentu saja” jawab pria itu pasti

*****

Hari ini, sudah hampir seminggu sejak dia melihat Tama di restoran itu. Dia berpura-pura tidak tahu. Dan sepertinya Tama juga belum berubah. Masih pergi pagi dan pulang malam. Keyla sangat bersyukur masih ada Roni yang bisa diajak nya untuk bercerita. Bahkan hari ini, di hari ulang tahunnya, Tama tidak mengingatnya sama sekali. Tadi pagi Tama masih berangkat terburu-buru di pagi hari dan tidak sempat untuk sarapan pagi. Malah barusan, yang mengirim pesan singkat ucapan ulang tahun kepadanya dan meminta untuk tetap menunggu di rumah adalah Roni. Katanya dia akan memberi kejutan buat Keyla.

“Oke sekarang coba pejamkan mata kamu. Aku ada hadiah buat kamu” Kata Roni sesaat setelah mereka bercerita tentang banyak hal.

Roni segera melangkah kebelakang Keyla dan memasangkan sesuatu di leher jenjang wanita itu.

Keyla tidak dapat menyembunyikan kebahagiaannya saat dia melihat sebuah kalung cantik sudah melekat di lehernya. Refleks dia memeluk laki-laki itu.

Namun kemudian dia tersadar dan segera melepaskan pelukannya

”Maaf nggak sengaja” katanya kemudian

”Sering-sering juga nggak masalah” jawab Roni sambil tersenyum penuh makna.

“Aku bikinkan kamu minuman aja ya. Kamu maunya dibikinkan apa?”

”Apa nggak boleh selain minuman?”

”Oh, kamu nggak suka minuman kalau gitu aku ambilkan kue buatanku sebentar ya”

“Hanya itu?” Tanya Roni, lagi

”Memangnya maunya apa?” tanya keyla heran.

Roni makin mendekat kearah Keyla. Jarak wajah mereka kini kurang dari 20 cm. Roni menatap tajam ke mata Keyla. Sesaat sebelum Roni makin mendekat, Keyla tertunduk.

”Maaf Ron. Mungkin belum sekarang” tolak Keyla.

Roni tampak kecewa. Dia mundur satu langkah.

”Kamu tidak marah kan?” tanya Keyla kemudian.

Dia menggeleng tanpa bisa menyembunyikan kekesalannya. Roni merasa usahanya beberapa waktu belakangan ini belum berhasil. Meskiun dia sudah melakukan banyak hal untuk wanita itu, tapi tetap saja belum mendapatkan tempat yang spesial.

”Kamu bikinkan es teh saja. Siapa tahu bisa mendinginkan hati aku yang lagi panas” katanya mencoba untuk mencairkan suasana. Keyla mengangguk dan segera mengambil ice cube yang ada di kulkas. Sementara itu Roni sibuk menatap setiap pergerakan wanita itu. Ada gelora di hatinya yang sangat sulit untuk ditahan. Tapi dia menyadari bahwa masih terlalu dini jika memaksanya sekarang.

*****

Sementara itu, sepeda motor Tama memasuki pekarangan. Dia sengaja pulang kerja lebih awal hari ini karena dia sangat ingin merayakan ulang tahun istrinya. Dia merasa bahwa ulang tahun kali ini akan menjadi sangat spesial karena untuk pertama kalinya dia akhirnya bisa membelikan kado sesuai dengan yang sangat diharapkan oleh keyla. Tapi dia sedikit heran ketika melihat sebuah sedan berwarna silver parkir di depan rumahnya nya lagi pagar terkunci. Heran dan curiga bersatu-padu membuatnya tak mengucapkan salam waktu memasuki rumah. Dan amarahnya memuncak saat dilihatnya ada wajah yang dulu amat dikenalnya di meja makan sambil mengamati istrinya yang sedang membuat sesuatu.

” Apa-apaan ini?” Dia bertanya dengan nada tinggi. .

Roni melihat sumber suara dengan wajah pucat. Keyla yang tadi sedang membuatkan minuman tampak lebih terkejut lagi. Dia tidak menyangka bahwa suaminya akan pulang cepat hari ini.

Seketika Tama tidak dapat lagi membendung emosinya. Dia segera menarik kerah baju Roni dan melayangkan sebuah pukulan tepat di dagu pria itu. Darah segar mengucur dari mulut pria itu. Tapi anehnya tak sedikitpun Roni ingin mengelak dari pukulan itu.

”Kira-kira mana yang lebih sakit pukulan aku dulu atau pukulan kamu sekarang?” tanya Roni dengan senyum sinis.

Tama melepaskan cengkramannya dan mendorong pria itu hingga hampir saja terhempas ke dinding. Seketika ingatannya melayang ke beberapa tahun yang lalu tepat berapa minggu sebelum dia dan Keyla menikah. Roni menghajarnya habis-habisan dan menuduh dia sebagai pengkhianat, berani merampas pacar sahabat sendiri. Pertemanan mereka bertiga memang berakhir sejak saat itu. Roni memang pernah menjalani hubungan dengan Keyla namun dia tahu pasti bahwa Roni yang telah memutuskan hubungan dengan Keyla karena memilih wanita lain.

”Tidak usah diungkit cerita lama. Kita bertiga tahu siapa yang salah. Kalau saja aku tidak mengingat perasaan anak-anakku, akan aku bawa urusan ini ke kantor polisi” Ancam tama.

Roni masih menyeringai dengan tatapan puas. Tidak sedikit pun ada raut kesakitan di sana.

”Segera tinggalkan rumah ini sebelum aku berubah pikiran” lanjutnya kemudian.

Tama berusaha menahan kemarahannya pada Keyla sampai dia benar-benar mendengar deru mobil Roni menjauh.

”Mana anak-anak?” tanya Tama sambil melihat sekeliling.

”Key titip di rumah mama” jawab Keyla dengan sedikit gemetar. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa suaminya akan melihat dia berdua dengan Roni.

Tama mendekat ke arah istrinya dan melempar semua benda ada disekitar wanita itu ke lantai. Dia benar-benar merasa tertipu. Dia tidak menyangka bahwa wanita yang sudah melahirkan Randi dan Rara malah berani berduaan dengan pria lain di rumah ini.

”Apa yang ada di pikiran kamu Key?” tanya Tama setelah puas melempar banyak barang-barang ke lantai.

Kela makin gemetar. Bertahun-tahun mereka menikah, belum pernah sekalipun Tama bersikap sekasar ini. Jangankan melempar barang-barang, berkata dengan nada keras pun tidak pernah. Malah selama ini hanya Keyla yang marah-marah meski demi masalah sepele.

”Jawab key? Mengapa kamu tega seperti ini? Apa salah abang sama kamu?”

Mendengar pertanyaan itu tiba-tiba Key seolah menemukan keberanian. Bagaimana mungkin Tama hanya menyalahkan Keyla. Bukankah awal tragedi ini adalah karena Tama yang berkhianat duluan.

”Jadi Abang merasa tidak punya salah apa-apa sama Keyla? Mengapa Abang bisa begitu yakin bahwa selama kita menikah Abang tidak punya kesalahan? Tidak Bang. Keyla malah menyesal memilih Abang. Sangat menyesal. Jika waktu bisa diputar, maka takkan sekalipun Keyla memilih Abang” Keyla menantang mata suaminya. Wanita itu juga tampak mulai emosi dan meracau.

”Apa maksudmu key? Mengapa baru sekarang seperti itu? Apa kamu pikir Roni lebih baik dari Abang? Kamu lupa bagaimana Roni mengkhianati kamu dan meninggalkan kamu demi gadis lain? Apalagi sekarang dia juga sudah memiliki keluarga dan beberapa orang anak. Ada apa dengan kamu Key?”

”Tapi tetap saja dia jauh lebih baik dari Abang. Meskipun dia selingkuh, dia bisa memberikan kecukupan materi buat keluarganya. Istrinya pasti sangat bahagia karena bisa mendapatkan yang semua yang dia inginkan. Tidak sama dengan Key. Mau membeli apapun, harus bersabar dulu. Nunggu Abang gajian atau dapat bonus. Malahan, uang belanja dari Abangpun harus Keyla hemat agar bisa cukup untuk satu bulan” rutuk Keyla.

”Jadi karena itu kamu mengkhianati Abang? Bukankah kita sudah sepakat bahwa untuk beberapa tahun ini kita harus berhemat dulu karena kita ingin memiliki sebuah rumah. Lagipula, tahun ini cicilan kita lunas dan uang belanja dapur pun akan kembali normal. Tidak bisakah kamu bersabar sebentar lagi, Key?”

”Keyla sudah nggak tahan lagi sama Abang. Udah gajinya pas-pasan, selingkuh pula”

Kata-kata terakhir keyla membuat mata Tama terbelalak.

”Siapa yang selingkuh? Tidak usah memutar balikan fakta Key”

”Siapa yang memutar balikan fakta? Abang pergi pagi pulang malam hanya karena abang sibuk dengan wanita itu kan ? Keyla pernah melihat Abang dan wanita itu serta kedua anaknya di sebuah restoran. Key juga punya video lain yang menunjukkan Abang selalu pergi dengan wanita itu, key sakit hati bang. Teganya Abang menghianati Key”

”Jadi demi alasan itu kamu memilih kembali dekat dengan pria itu dan merelakan dia menginjakkan kaki di rumah kita saat Abang tidak di rumah?” tanya Tama dengan nada tegas penuh kemarahan.

”Tentu saja. Jika Abang saja bisa bermain api, mengapa Key harus setia?”

Tama terdiam sejenak. Dia menatap istrinya antara hiba dan juga sakit hati. Dia sadar betul bagaimana kondisi istrinya sejak menikah dengan dia. Kehidupan mereka masih jauh dari kata serba berkecukupan. Banyak hal yang belum mampu diberikannya untuk wanita itu. Tapi yang pasti, Tama sudah berusaha semaksimal mungkin untuk membuat Keyla bahagia. Tatapan matanya terhenti di leher saya istri.

”Kalung Ini dibelikan Roni?” tanya Tama sambil merenggut paksa kalung itu dari leher istrinya.

”Jangan kasar gitu Bang. Sakit. Tidak usah iri jika Abang tidak sanggup membelinya” ucap Keyla sinis.

“Jika bukan karena kalung ini, akankah semuanya baik-baik saja?” tanya Tama sangat perih. Kemudian dia mengeluarkan sebuah kotak perhiasan dari kantong celananya. Sebuah kalung yang persis sama juga keluar dari kotak itu. Keyla tercekat. Dia tidak menduga bahwa suaminya akhirnya bisa menepati itu sebagai hadiah ulang tahunnya.

”Abang tidak pernah selingkuh Key. Wanita yang kamu lihat itu adalah istri Pak Agung. Kebetulan satu bulan ini supir pribadi mereka minta izin untuk pulang kampung. Pak Agung tidak berniat mencari sopir baru karena keluarga mereka sudah cocok dengan supir yang lama. Sementara untuk mencari sopir yang bisa dipekerjakan untuk satu bulan tidaklah mudah. Makanya pak Agung menawarkan Abang untuk kerja tambahan sebagai sopir pribadi istrinya. Abang bersedia. Apalagi Abang memang sedang butuh uang untuk membelikan kado kamu. Lagipula tidak terlalu sulit untuk menjadi supir pribadi istri bos. Abang mudah mengatur waktu karena perusahaan itu milik Pak Agung. Jika memang Abang selingkuh, buat apa pula Abang minta Key menyiapkan bekal makan siang dan makan malam Abang. Apapun yang Abang lakukan hanya demi kamu dan anak-anak kita” Tama menjelaskan dengan nada yang sangat perih.

Keyla tak dapat berkata apa-apa lagi., dia terduduk di lantai sambil menangis sesegukan. Bahkan untuk meminta maaf pun dia seolah tidak mempunyai keberanian.

”Maafkan Abang jika selama ini Abang hanya bisa memberikan kesusahan dalam hidup kamu. Abang berpikir bahwa jika Abang bekerja keras, Abang bisa membahagiakan kamu. Tapi ternyata tidak semudah itu. Abang benar-benar minta maaf” Ucap Tama sambil memandang istrinya dengan perasaan tidak menentu.

Keyla menangis tersedu. Bahkan dalam keadaan seperti ini pun, Tama masih sempat meminta maaf kepadanya.

”Bereskan semua baju-baju kamu key. Siapkan juga baju sekolah Rendy untuk seminggu ini. Abang akan antarkan kamu ke rumah Mama “

”Apakah Abang akan mengusir kami?” tanya Keyla

”Bagaimana mungkin Abang akan mengusir kalian? Tidak mungkin Abang membiarkan kalian hidup dijalanan. Dari awal, rumah ini kita beli untuk kamu dan anak-anak. Jika ada yang harus pergi, itu adalah Abang. Tapi izinkan Abang beberapa hari ini untuk di sini. Setelah itu abang tidak akan pernah lagi ke rumah ini”

”Bang, tidak bisakah kita bicarakan lagi ini baik-baik?” tanya Keyla penuh harap.

”Tidak ada lagi yang harus kita bicarakan key. Abang benar-benar minta maaf karena tidak bisa membahagiakan kamu. Tapi percayalah, Abang sudah berusaha semampu Abang. Sayangnya, Abang juga tidak bisa memaafkan semua ini. Rasanya otak Abang tidak akan mampu menghapus bayangan pria itu yang sepertinya lebih kamu pilih dihari ulang tahun kamu. Urusan di pengadilan agama, Key bisa mengurusnya sendiri. Silakan ajukan gugatan cerai dan abang yang tandatangani.” Tama berkata tegas.

”Bang, mohon Maafkan Key” Untuk pertama kalinya wanita itu bersimpuh berlutut di hadapan suaminya. Sepanjang pernikahan mereka, Keyla sangat jarang mengucapkan kata maaf. Tama menatap Key hiba. Ada suara dilubuk hatinya yang meminta dia untuk memaafkan Keyla, tapi rasa benci juga memuncak.

”Bereskan barang-banrang kamu Key agar Abang bisa segera mengantarkan kamu ke tempat Mama. Mungkin seperti ini jauh lebih baik daripada kita saling membenci. Abang tunggu di luar” Tama mengusap kepala Keyla sesaat sebelum dia beranjak ke beranda.

Dengan langkah gontai, Keyla menuju kamarnya. Mengambil travel bag yang biasa mereka gunakan ketika mereka pergi liburan. Sedikitpun dia tidak menyangka bahwa hubungannya akan seperti ini. Dia hanya terpikir, jika saja dia lebih mempercayai suaminya mungkin keadaan akan jauh lebih baik. Air matanya masih tetap menganak sungai saat dia merapikan pakaian-pakain itu.

Masih Bersambung ke Part 4/5

Tantangan Gurusiana Hari ke - 85

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sedih sekali bun... Jadi penasaran nih... Jgn biarkan mereka bercerai ya bun hehehe ngarep...

30 May
Balas

Iya Bu. Makasih banyak sudah berkunjung ya Bu. Salam literasi ^_^

31 May



search

New Post