Lili Suriade, S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
PERINTAH WAJIB

PERINTAH WAJIB

Oleh: Lili Suriade, S.Pd

 

Hari ini sangat melelahkan bagiku. Ketika melihat jadwal mengajar semalam, ternyata aku tayang 6 jam, ditambah lagi piket. Berarti hari ini tak ada waktu untuk santai.

Sejak semalam, aku sudah mempersiapkan materi untuk ku tayang di tiga kelas hari ini. Tepat pukul 7.20 WIB aku berangkat ke sekolah dengan penuh semangat. Kebetulan jarak sekolah dengan rumahku sangat dekat, hanya sekitar 50 meter.

Baru 5 menit sampai, bel masuk kelas pun berbunyi. Aku melangkah dengan rasa percaya diri menuju ke kelas X MIA1. Kebetulan materi hari ini cukup menarik; Teks Negosiasi. 

Seperti biasa, aku langsung mempersiapkan siswa untuk mulai belajar. Usai berdoa, aku mengecek kehadiran siswa satu persatu. Alhamdulillah, ada 5 orang yang telat pagi ini. Tentu saja aku langsung menuliskan namanya di Buku Kasus Siswa, buka yang paling ditakuti oleh siswa kami.

Selanjutnya aku mengajak siswa bertanya jawab tentang teknik keberhasilan sebuah negosiasi. Aku senang, banyak siswa yang aktif pagi ini. Tentu saja mereka langsung kuberi apresiasi. Tak lupa aku menambah nilai keaktifan mereka. Selanjutnya aku memberikan satu contoh teks negosiasi antara aparat dengan pedagang kaki lima. Dua orang siswa maju ke depan kelas. Mereka memperagakan percakapan dengan semangat.

Tiba-tiba Handphoneku  bergetar. Ternyata Ibu yang menelphon. Ibu minta tolong padaku untuk mengantarkannya ke pusat kecamatan pagi ini.  Tanpa berpikir panjang, aku segera pamit dan meninggalkan tugas untuk siswaku. Walau ku lihat beberapa wajah tampak kecewa, namun aku harus tetap pergi. Selanjutnya aku menyempatkan diri minta izin sama kepala sekolah. Alhamdulillah semua lancar.

Sampai di rumah anak-anakku bertanya.

"mau kemana bun?"

"Memenuhi perintah wajib!" Jawabku mantap.

suamiku yang paham dengan maksud ucapanku, langsung memberikan penjelasan pada anak-anakku.

Akhirnya aku berangkat dalam panas terik bersama Ibu. Bahkan beberapa kali kami terpaksa berhenti kaena kehausan. Maklumlah, jarak kampungku dengan pusat kecamatan lumayan jauh, 1 jam perjalanan dengan motor. Sampai di lokasi ternyata ramai sekali dengan para ibu-ibu lansia penerima dana Bansos. Aku segera menyelesaikan semua prosedur dengan gerakan gesit. Pukul 3 sore barulah urusan Ibu selesai. Walau terasa sangat lelah, namun aku bahagia melihat senyum di bibir Ibu.

Sehat selalu untuk Ibuku; apa pun insya Allah demimu.

 

Sumpur Kudus, 11 Januari 2022

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post