MENJADI PENGAWAS YANG AWAS
Ulangan tengah semester genap telah tiba, saatnya guru bersiap untuk menjadi pengawas yang awas. Sebab, bagaimanapun penilaian tengah semester penting untuk dilakukan guna mengukur capaian siswa setelah setengah semester mengikuti pembelajaran. Pelaksanaan ujian pun harus tertib dan bersih.
Hari ini adalah hari terakhir pelaksanaan ujian tengah semester di SMA Negeri 5 Sijunjung. Siang ini saya mendapat jadual mengawas di ruang 1, dengan peserta ujiannya siswa kelas X.E1 yang berjumlah 25 orang. Sejak awal masuk ke kelas ini saya sudah bisa membaca situasi bahwa siswa di kelas ini pada umumnya sedikit bandel dan peribut. Saya memang tidak mengajar di kelas X. E1, lantaran kami memang harus berbagi jam dengan sesama guru bidang study, sehingga saya tidak tahu persis karakter siswa di ruang 1 ini. Namun, dari informasi yang saya peroleh dan dari pantauan sekilas saya bisa menangkap bahwa siswa di kelas ini pada umumnya agak peribut dan bandel.
Seperti biasa, sebelum ujian dimulai saya akan meminta semua siswa untuk merapikan mejanya, mengumpulkan buku-buku, tas dan HP sswa ke depan. Selanjutnya, saya mempersilahkan siswa untuk berdoa sebelum mengerjakan soal-soal ujian. Soal, dan lembar jawaban pun dibagikan, disertai dengan lembaran daftar hadir siswa. Selanjutnya, siswa pun dengan tenang mulai mengerjakan soal-soal ujian Bahasa Inggris dengan penuh hati-hati. Siswa sempat heboh karena ternyata soal dalam bentuk pilihan ganda, padahal mereka sudah berharap bahwa soal ujian Bahasa Inggris ini berbentuk esay. Saya pun menenangkan siswa dengan sedikit mengancam, bahwa bagi yang tidak tenang dan tetap meribut, akan saya kasih poin.
Sekolah kami sedikit berbeda dengan SLTA lain yang ada di kabupaten Sijunjung ini. Dalam peraturan tata tertib, di sini berlaku sistem poin. Setiap kali siswa melanggar akan dikenakan poin. Jumlah poin yang diberikan sesuai dengan tingkat pelanggaran siswa. Untuk pelanggaran ringan, akan diberi poin 4 hingga 10. Pelanggaran sedang diberi poin 15 hingga 25. Untuk pelanggaran berat diberi poin 25 hingga 50. Dan untuk kasus sangat berat yang tidak bisa dimaafkan, biasanya siswa akan langsung diberi poin 100. Sebagai contoh pelanggaran ringan, adalah kasus terlambat yang sudah berulang kali dilakukan seorang siswa. pelanggaran sedang, misalnya merokok di lingkungan sekolah. Pelanggaran berat contohnya berkelahi sesama siswa maupun siswa dengan orang lain, maka sekolah akan menindak tegas perbuatan tersebut.
Berlakunya sistem poin tujuannya adalah untuk menertibkan siswa. Jika poin siswa sampai di angka 100, maka siswa akan dikembalikan kepada orangtuanya. Namun pengurangan poin juga bisa dilakukn jika siswa tidak melakukan pelanggaran selama 3 bulan berturut-turut, ataupun jika siswa berprestasi di tingkat sekolah maupun tingkat daerah.
Bagi kami majelis guru, sistem poin sangat membantu dan merupakan jurus yang cukup ampuh untuk mengatasi kenakanlan dan pelanggaran siswa terutama saat belajar di kelas. Seperti siang ini, saya memberitahukan bahwa bagi siswa yang mengumpulkan lembar jawaban sebelum waktu ujian habis, berarti dia kena poin 10. Alhamdulillah, semuanya bisa memanfaatkan waktu ujian dengan baik. Harapan saya, semoga siswa saya bisa mengerjakan soal ujian dengan maksimal sehingga nilai akademik dan sikap mereka bisa memuaskan nanti.
Sumpur Kudus, 08 Maret 2023
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya, Bunda. Sukses selalu. Salam literasi