Teraniaya

Oleh: Lilis Sumarni

“Plak,plak” tamparan keras bersarang dikedua pipiku. Aku tersungkur kaget, entah apa yang sedang merasuki pikiran suamiku. Belum sempat bertanya rambutku sudah dijambaknya,Aku merigis kesakitan. Tidak sampai disitu tendangan demi tendangan menghujani seluruh tubuhku. Pandanganku terasa gelap dan entah apa yang terjadi selanjutnya.Mataku pelan-pelan terbuka. Pertama pandanganku masih terasa kabur, tapi makin lama makin jelas. Ditatapnya satu persatu benda yang ada disekelilingku. Langit-langit ruangan, gordeng, tempat tidur, meja yang ada disampingku semuanya asing.

Beberapa saat aku tertegun, memutar memori kemudian aku menangis tersedu. Tiba-tiba datang laki-laki separuh baya sambil menggandeng perempuan muda cantik berkerudung. Mereka berdua berdiri disamping ranjang sambil memandangku. Suamiku memperkenalkan calon istrinya kepada anakku. Anakku hanya berpalingkan muka. Semuanya hanya beurai air mata.

Terlihat suamiku menghempaskan tangan anakku kemudian mengampiriku. Dia memandang ke arahku, sorot mata istri yang berada disampingnya penuh kebencian. Senyum kemenangan nampak pada bibirnya, kemudian dia mengelus-ngelus bajuku sambil tertawa sinis. Aku memaksakan tersenyum walau hati terasa teriris sembilu. Tiba-tiba “Cut…Cut…” Laki-laki berkaca mata dan mengenakan topi berkata sambil mengacungkan kertas yang bertulisan “Cut”. Karena aku melakukan kesalahan dalam adegan shootingnya.

Tamat