LILIT PERKARA SANGKUTAN
LILIT PERKARA SANGKUTAN
Karya Lili Priyani
Gontai langkah tak tentu arah tuju
Perturutkan gerak hasta susuri berhasta-hasta liku
Lurus hingga berkelok tanpa kompas pandu
Nelangsa hati tak menentu
Maksud bertumpuk semuanya menanti urus tuntas
Tak tahu lagi mana yang prioritas atau tempo
Jerat melilit menimbun harus
Harus tunaikan segera tak tertunda
Karena menunda adalah mengeruk lubang bencana
Sekilas ingat susuri lembar peristiwa
Awal bermula jerat tali terikat
Runtuh sehat tertimpa lunglai
Teronggok di balai putih tak bisa terelak
Tak satu namun berbatih, satu persatu tumbang
Digerogoti virus pemangsa sadis
Saat pandemi hancurkan tatanan negeri
Raga tumbang berkalang tanah
Musibah dunia teralami
Terasing dari keriuhan karena mendekat adalah malapetaka
Air mata tumpah mengiringi pemakaman yang sepi
Keluarga keluarga berduka, isak haru tak bertepi
Warsa berganti usai pandemi
Empat berbilang sanat terlampaui
Pontang-panting berbenah di kecamuk perekonomian
Kerja terlepas, penghasilan kandas
Solusi didapat ternyata bukan solusi
Jerat perkara timbul kemudian
Sangkut menyangkut menumpuk sangkutan
Tak punya pilihan lain selain traksaksi gelap
Yang ditawarkan penawar jasa 'pemberi'
Saat itu laksana malaikat penolong
Mengulurkan tangan memberi derma
Membantu di kala sempit, menolong di kala sulit
Sang penderma tak pernah sua
Klak-klik beraplikasi
Semakin menggunung, lagi dan terus
Gali satu ke satunya lagi, terus dan terus
Tak sudah
Tiada usai
Hingga kini
Tak kuasa menggenapi
Lunglai raga tersangkut paut lilit jerat sangkutan
Dalam perih
Si Abang berjalan gontai, mendorong wagon yang sesak akan rongsok
Tak tentu arah
Tak tahu tuju
Perturutkan hati menuju, entah arah mana yang dituju
Dalam lirih kubergumam, tengadah ke langit luas
Bagi-Mu Sang Mahaluas, luaskan rezeki-Mu baginya
(Jababeka, 28 Desember 2024)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantul puisinya Bu lili. Salam kenal salam literasi.