Takdir

Tantangan menulis 30 hari. Hari ke-13. Tantangan Gurusiana

Pagi ini kami akan berangkat ke ruma sakit untuk menjalani rapid tes, sebagai syarat bepergian naik pesawat. Undangan pernikahan sepupuku tak mungkin ditolak. Tinggal ayahku satu-satunya saudara yang.bibi Hanum punya. Gelaran.resepsi pernikahan Tania ,sepupukupun sederhana hanya dihadiri keluarga.

Hemh antrian orang yang mau rapid tes lumayan banyak. Ibu duduk disebelahku, pembicaraan kami mengalir begitu saja. . Sementara Rava kakakku nampak kesal, beberapakali menghentakkan kaki, melihat antrian yang.mengular. Ayahku pura-pura tak melihat kekesalannya..

Kurang dari 5.jam keberangkatan kami ke bandara hasil rapid tes belum kami dapatkan. Alasan pihak rumah.sakit.karena pesertanya sangat banyak saat itu. Ayah menghubungi petugas rapid.tes. Dengan.nada tinggi ayah berbicara. Waktu pun berlalu, gagal sudah kami berangkat ke Sinkawang tempat bibi Hanum berada. . Ibu kelihatan geram, wajahnya merah. Untuk meredakan ketegangan kuambil remot dan menghidupakan televisi. "Ayah lihat !., " teriakku kencang sekali. Semua tegang, badanku bergetar melihat berita jatuhnya pesawat yang seharusnya kami ada.didalamnya. Sejurus kemudian kami saling berpelukan menangis tersedu , lalu bersujud. Yaa Rabb terima kasih dengan takdirmu .

.