LILIK FATKHU DINIYAH

Asah kreativitas, hasilkan karya tanpa batas...

Selengkapnya
Navigasi Web
Salam Bakti Penuh Kerinduan (2)

Salam Bakti Penuh Kerinduan (2)

Setelah pemakaman sang ayah, Linda mendapati ibunya masih terus menangis. Linda pun perlahan bertanya kepada ibunya.

“Ibu, sebenarnya ada apa ini?” tanya Linda.

Mendengar pertanyaan Linda, ibunya justru semakin tersedu-sedu. Linda tambah bingung. Linda pun ikut menangis. Linda tidak berani melanjutkan pertanyaan kepada ibunya. Linda segera meninggalkan ibunya dan mendekati sang adik yang masih berusia tujuh bulan. Melihat adiknya yang lucu, Linda pun langsung menggendong adiknya.

Seminggu telah berlalu. Linda baru merasakan kepedihan. Ia sama sekali tidak melihat sang ayah. Biasanya sang ayah pulang kerja membawa oleh-oleh untuk dia dan adik-adiknya, bahkan sehabis magrib ayahnya selalu mengajar Al-Qur’an dan beberapa kitab kepada anak-anak dan beberapa remaja di desanya. Linda bertanya-tanya ke mana kepergian sang ayah.

“Ibu, ayah kok tidak pulang-pulang? Ke mana ayah?” tanya Linda.

Ibunya menghela napas panjang sambil menarik tangan Linda agar duduk di atas pangkuannya.

“Linda, ayah kamu sudah meninggal. Tidak mungkin ayah kembali lagi bersama kita. Kita doakan semoga ayah berada di surga ya. Linda jaga adik-adikmu, Linda harus kuat bersama ibu ya,” jelas ibunya.

Air mata Linda bergulir di pipinya. Dia baru menyadari bahwa ayahnya telah pergi untuk selama-lamanya. Dia harus melanjutkan hidup bersama ibu dan adik-adiknya. Saat ini dia tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupan keluarganya setelah ditinggal sang ayah.

Hari-hari Linda berlalu tanpa seorang ayah. Setiap malam Linda menangis merindukan ayahnya. Dia sangat merindukan ayahnya. Hanya bantal yang bisa dia dekap. Dia tidak ingin tangisnya didengar oleh ibunya. Dia sangat terpukul dan merasa bahwa tak sanggup hidup tanpa seorang ayah.

Kini Linda bersama ibunya harus berjuang melanjutkan kehidupan. Ibu Linda yang biasanya di rumah mengasuh anak-anak, kini harus mencari nafkah demi kelangsungan hidup keluarganya. Ibunya Linda mencoba membuka toko di rumah agar bisa mendapatkan penghasilan sekaligus bisa menjaga Linda dan adiknya. Linda selalu membantu ibunya saat pulang sekolah. Kadang dia menjaga toko atau mengasuh adiknya.

Linda bertekad bahwa dia harus berprestasi agar orang tuanya tidak sedih. Meski Linda punya kewajiban membantu orang tuanya, dia tetap meluangkan waktu untuk belajar. Dia tidak ingin ketinggalan sedikit pun pelajaran yang diberikan guru. Setiap ada materi yang belum dipahami, dia tidak pernah malu bertanya kepada siapa pun.

Prestasi Linda di sekolah semakin meningkat. Semua guru sangat menyayanginya karena Linda anak yang tekun dan pantang menyerah. Kini Linda sudah bisa menerima takdirnya bahwa ayahnya telah tiada. Linda pun telah mendengarkan penjelasan dari guru agama yang sangat ia kagumi. Gurunya menjelaskan bahwa setiap makhluk yang bernyawa pasti akan mati. Kematian pasti akan menimpa siapa pun. Tak peduli orang kaya, miskin, tua, muda, pejabat, ataupun rakyat jelata. Semua pasti akan menemui kematiannya.

Allah SWT telah berfirman dalam surat Al-Mulk ayat 1 – 2, yang artinya, “Maha berkah Allah, yang di tanganNyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menciptakan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, sipaa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk : 1 -2)

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT telah menciptakan kehidupan bagi manusia, maka Dia juga akan menciptakan kematian baginya. Manusia pasti akan didatangi oleh maut tanpa terkecuali dan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.Meski terkadang sasa sedih muncul dalam hati Linda. Saat melihat teman-teman Linda bisa bepergian bersama kedua orang tuanya. Linda sering menangis karena teringat sang ayah. Namun, Linda kembali bangkit karena memang kenyataannya ayahnya telah meninggal. Dia sadar bahwa masih banyak orang yang sayang kepadanya.

Saat memasuki bulan Muharram, kebahagiaan menghampiri Linda. Dia sering menerima santunan dari para dermwan. Sebagaimana pepatah bahwa bulan Asyura adalah lebarannya anak yatim. Meski belum ada dalil yang tepat mengenai bulan khusus menyantuni anak yatim, tetapi tradisi di masyarakat bahwa setiap tanggal 10 Muharram banyak orang yang menyantuni anak yatim. Pada dasarnya membahagiakan anak yatim tidak dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu. Bahagiakanlah anak yatim setiap saat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren, sangat menyentuh. Semangat, Bu.

26 Jan
Balas

Terima kasih

27 Jan

Keren bu..

26 Jan
Balas

Belajar nulis faksi heheee

26 Jan



search

New Post