Kisah klasik
sore itu di desa labuan aji, kecamatan labuhan badas, kabupaten sumbawa, ntb. suara gonggongan anjing memekik telinga pak hasan yang sedang mengambil air wudlu untuk menunaikan ibadah sholat ashar di mushola yang ia bangun dekat tempat tinggalnya, pak hasan sangat taat dalam beribadah, tapi juga berwatak keras dan tidak suka dengan anjing, entah mengapa.
"siapa yang mengikat anjing di depan mushola ini" tanya pak hasan.
"toyib pak yang membeli anjing ini tadi siang dan mengikatnya di sini" jawab salah seorang tetangga yang selesai sholat di mushola pak hasan.
kaget pak hasan karena anaknya sendiri pemilik anjing itu, "dimana toyib sekarang?!" tanya nya yang dengan emosi.
"dia di peternakan kuda pak" jawab tetangga itu.
wajah yang memerah dan tangan mengepal tanda marah yang sudah mulai memuncak di ubun-ubun, pak hasan segera berjalan setengah berlari menghampiri toyib.
"toyib!! sini kau!" teriak pak hasan dari kejauhan.
toyib yang sedang memandikan kuda segera mendongak mencari asal suara itu, ternyata ayahnya yang meneriaki.
"iya ada apa pak?" tanya nya dengan polos.
"ada apa? masih berani bertanya ?" sentak pak hasan mengagetkan para pencari rumput di samping peternakan.
"kamu sudah tau kalau bapak tidak suka dengan anjing, lalu kenapa kamu membelinya tanpa sepengetahuan bapak?!" omel pak hasan.
"toyib hanya ingin memeliharanya pak, apa salah?" jawab toyib.
"salah !, bapak tidak suka ya kamu memelihara anjing apalagi diikat di depan mushola kita, kalau kamu masih ingin memelihara anjing, jangan tidur dirumah malam ini !" ujar pak hasan dengan kesal.
sakit hati dengan ucapan ayahnya, toyib lalu pergi tanpa menjawab pak hasan. dia bingung harus bermalam dimana, akhirnya dia tidur beralas tikar di peternakan kuda milik ayahnya itu.
"pak, toyib kemana dia kok belum juga pulang ini sudah larut malam" cemas ibunya.
"sudahlah, dia itu kan anak laki-laki tak usah terlalu dicemaskan, lagian bapak sudah bilang jangan memelihara anjing, tapi dia tetap saja ngotot dan memilih tetap memeliharanya. ibu tak perlu khawatir dia pasti akan pulang" jelas pak hasan.
"ibu tahu dia salah, tapi apa bapak tidak berlebihan dia kan masih remaja pak, pikirannya masih belum dewasa. harusnya bapak lebih mengerti bagaimana toyib" jawab ibu fatma.
pak hasan terdiam.
satu malam telah berlalu, toyib bangun dari tidurnya melihat matahari sudah menunjukkan sinarnya dibalik celah-celah kandang kuda, dia bergegas mencari rumput untuk makanan kuda-kuda nya, dan pergi ke pasar untuk membeli makanan anjing, untunglah dia masih punya simpanan sisa uang jajan kemarin.
siang itu toyib melepaskan anjingnya berniat untuk dimandikan, tapi tali yang mengikat pada leher anjing itu terlepas dari tangan toyib dan tanpa diduganya, anjing itu menggigit kaki bibi nya toyib, sontak pak hasan kaget mendengar teriakan ema adik nya yang terduduk di lapangan dekat peternakan kuda.
toyib segera mengikat anjingnya kembali dan membantu bibinya berdiri sembari meminta maaf atas yang telah terjadi, bibinya menangis karena terasa sakit lalu segera dibawa ke klinik terdekat untuk diberikan pengobatan.
pak hasan yang kalut menemui toyib dan menggampar pipi nya, memarahi toyib didepan umum dan memakinya.
toyib menangis dan meminta maaf kepada ayahnya, tersulut emosi pak hasan menjual anjing milik toyib dan mengusirnya dari rumah.
kecewa terhadap keputusan ayah, dan sakit hati karena makian ayahnya. toyib memutuskan pergi dari rumah ketika usianya masih 15 tahun, ia berpamitan kepada ibunya, ibu fatma hanya menangis dan tak merelakan toyib pergi dari rumah. bersikeras ibunya memohon kepada pak hasan agar toyib tetap tinggal bersamanya, tapi apadaya, watak keras kepala pak hasan tak mampu dikalahkan dengan tangisan ibu fatma.
pagi itu ketika toyib akan pergi, ibunya membawakan satu tong kacang hijau mentah untuk dijualnya ketika uang toyib telah habis nanti, sambil menangis tersedu ibunya memeluk dan mengecup kening toyib, mendoakan agar anaknya baik-baik saja kemanapun dia melangkah. dengan berat hati toyib meninggalkan ibunya meneteskan air mata tanpa menampakkanya di depan ibu fatma agar ibunya tak lagi mencemaskan toyib, langkah demi langkah toyib tak kuasa menengok ke belakang dia hanya terus berjalan menjauh dari pandangan ibunya yang masih menangis dengan memeluk baju toyib yang sengaja ia tinggalkan untuk dijadikan obat rindu ketika mengingat toyib.
berjalan entah kemana, menumpang di kapal laut yang berlayar menuju pelabuhan di kalimantan sembari berdoa toyib masih menangis hingga sesampainya di pelabuhan, dia bingung tak tahu dimana sekarang, seorang diri membawa tas ransel berisi pakaian dan satu tong kacang hijau di sampingnya, tak lama dia bertemu paman nya, ya adik dari ayahnya. pak imron namanya, sedikit lega perasaan toyib,
"loh kamu ngapain disini sendirian yib" tanya pak imron
"ayah mengusirku paman" dengan menangis toyib berkata.
"lalu ini apa?" sambil menunjuk ke arah tong itu.
"kacang hijau dari ibu untuk kujual saat nanti uangku habis" jawab toyib.
"sini biar paman jualkan semuanya, kamu tunggu disini saja jangan kemana-mana" tawar pak imron.
"beneran paman ingin membantu menjual semua kacang hijau ku?" tanya toyib dengan tersenyum.
"iya kamu tunggu disini saja" segera membawa satu tong kacang hijau itu pergi, pak imron tersenyum.
satu jam berlalu paman belum juga datang, dua jam, tiga jam, mungkin pamannya masih mencari pembeli pikir toyib. tak terasa dia tertidur di pinggir jalan dekat pelabuhan itu, keesokan paginya setelah toyib terbangun dia tak sadar jika semalaman dia tertidur disana, tetapi paman nya belum juga kembali. toyib menangis tersedu di pinggir jalan sambil terduduk mendekap lututnya, tiba-tiba ada seseorang menghampirinya dan menanyakan tentang dirinya, toyib bercerita kepada bapak-bapak berbaju batik disampingnya, dengan mata berkaca-kaca pak daud segera mengajak toyib kerumah nya, betapa bersyukurnya toyib bertemu dengan keluarga pak daud yang sangat baik dan ramah.
tahun-tahun telah berlalu, toyib diangkat sebagai anak sendiri oleh pak daud dan istrinya yang menjadi guru di sebuah sd negeri di desa hilir muara, kecamatan pulau laut utara, kabupaten kotabaru, kalimantan selatan.
kini toyib tumbuh dewasa dan di beri kepercayaan untuk melanjutkan pendidikan di pusat pendidikan dan perhubungan laut, balai pendidikan dan latihan pelayaran dasar (bplpd) tepatnya di kota surabaya. sampai pada akhirnya toyib bekerja di sebuah pt. di surabaya menjadi juru mudi sebuah kapal peti kemas, dan menemukan cinta nya disana.
satu tahun berlalu, sejak pertemuan toyib dan maryam di kapal itu, mereka menjalin hubungan serius dan menuju ke pelaminan. betapa bahagianya pak daud dan istrinya mendengar toyib akan menikah dengan maryam.
setelah pernikahan itu, toyib menetap di kota malang tempat kelahiran maryam, dan sejak menikah dengan toyib, maryam sering berkunjung ke kalimantan untuk menemui ayah dan ibu mertuanya. bu jepo sangat menyukai maryam karena dia suka memasak dan orang yang sangat ramah,
"kau masak apa mar hari ini?" tanya ibu mertuanya
"sayur lodeh buk" sambil tersenyum maryam berkata.
"ayo kita tata makanannya di meja makan, lalu panggil semua orang untuk turun" ajak ibu jepo
"iya buk" sambil menata makanan lalu pergi ke lantai atas memanggil semua saudara dan ayah mertuanya.
"waah siapa yang masak ini mak, mamak ya?" tanya ely adik dari toyib.
"itu kakak iparmu yang masak, gimana enak kan makanan nya?" jawab bu jepo.
"ini bukan enak lagi mak, luar biasa lezat nya hehe" sahut mayak yang juga adik toyib.
lalu mereka makan dengan lahap dan menghabiskan semua makanannya. hari hari indah di lewati maryam dan toyib di sana, sampai suatu hari bude dari maryam sakit keras yang mengharuskan maryam pulang ke malang untuk merawat bude nya, karena bude tidak mau kalau bukan maryam yang merawatnya. sejak saat itu maryam dan toyib lama tak berkunjung ke kalimantan. lima belas tahun lamanya setelah toyib dan maryam menikah mereka baru lah di anugerah i momongan, putri kecil bernama leli. betapa bahagianya mereka saat itu.
waktu demi waktu telah terlewati, kini leli telah beranjak tumbuh dan memasuki sekolah dasar di desa gampingan kecamatan pagak, kabupaten malang. tumbuh menjadi putri cantik ayahnya, ayah ibu nya selalu memanjakan leli ya karena dia anak tunggal, satu-satunya karunia terindah yang pernah tuhan beri kepada keluarga itu setelah lima belas tahun lamanya mereka menunggu seraya berdoa kepada tuhan, dan tuhan menjawabnya. tahun tahun berlalu hingga saat leli menginjak kelas 6 sd, toyib jatuh sakit yang membuatnya harus wira-wiri ke rumah sakit, sejak saat itu rumah sakit menjadi rumah kedua bagi mereka. segala macam pengobatan sudah dilakukan hingga terapi berbulan-bulan, tapi hasilnya nihil. tumor yang ada dalam perut toyib kian hari kian memburuk. ditambah lagi penyakit liver yang menyerang membuat toyib tak kuasa menahan rasa sakit, betapa terpuruk leli dan ibunya waktu itu. hingga pada akhirnya toyib menghembuskan napas terakhirnya, menyisahkan duka mendalam bagi keluarganya. leli yang masih kecil harus melihat kejadian itu, mengikhlaskan kepergian ayahnya yang begitu dia cintai, begitu juga dengan maryam yang harus merelakan cintanya pergi menghadap ilahi.
tuhan menjemput, sembari mendekap ia berkata "aku menyayanginya, tabahlah"
betapapun hati tak kuasa menahan butiran bening yang terus mengalir membasahi pipi, maryam dan leli kini harus tabah menghadapi kenyataan yang tuhan berikan.
sejak kecil sampai sekarang leli belum pernah bertemu nenek dan kakeknya di kalimantan, karena ayahnya ingin membawa leli ketika dia sudah dewasa nanti, tapi tuhan berkata lain.
setiap dialognya bersama tuhan, leli selalu memohon untuk pengampunan ayahnya, agar tuhan selalu menjaga dan menyayangi ayahnya di alam sana. dan dia selalu berdoa agar di pertemukan dengan keluarga ayahnya di kalimantan.
"akankah tuhan segera menjawab doa ku bu?" tanya leli dengan mata berkaca-kaca.
"tuhan selalu memberi apa yang kita butuhkan nak, tabahlah karena tuhan sedang menguji kita" jawab ibunda leli sambil tersenyum memeluk putri nya.
hidup harus tetap berjalan, percayalah tuhan tidak akan memberi cobaan melebihi batas kemampuan hambanya.
*cerita diambil dari kisah penulis, dan penulis baru pertama kali menulis cerpen, selamat membaca semoga berkah :)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Bagus mba.. semangat menulis!
Alhamdulillah terima kasih banyak mbak Ely, barakallah
Menarik mba Gaya bahasanya luwes, tidak kaku. Saya juga baru menulis. Tata cara menulisnya aja mba yg hrs kita perbaiki. Dmn hrs mggunakan huruf katital. Kemudian kalimatnya jgn terlalu panjang. Yg pernh sya dengar cukup 8 kata aja utk klmt yg terpnjang. Kurg dari 8 kata justru lebih mudah utk difahami. Maaf y mba, kita sama2 bljr
Iya mbak terima kasih atas koreksinya, saya jadi lebih semangat untuk memperbaiki tulisan saya.