lela fiyanti

guru biasa di SMAN 1 Jombang...

Selengkapnya
Navigasi Web
Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui Model Pembelajaran PBL DiSMAN 1 Jombang

Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui Model Pembelajaran PBL DiSMAN 1 Jombang

Peningkatan Motivasi Belajar Peserta didik Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Materi Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA Di SMA Negeri 1 Jombang Provinsi Jawa Timur.

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.      LATAR BELAKANG

Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan semangat dan rasa senang dalam belajar, sehingga peserta didik yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang lebih banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar, yang pada akhirnya akan mampu memperoleh prestasi yang lebih baik. Motivasi  belajar merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan dalam pembelajaran. Motivasi belajar adalah seluruh daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat dicapai (Sardiman, 2007). Dengan demikian, motivasi yang dimiliki oleh peserta didik sangat menentukan tingkat keberhasilan atau gagalnya perbuatan belajar peserta didik tersebut.

Berdasarkan hasil pengamatan pada kelas XI IPA Di SMAN 1 Jombang bahwa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung ada beberapa peserta didik yang tidak memperhatikan di dalam kelas, pasif saat diskusi dan mengantuk saat pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan agar peserta didik memiliki motivasi belajar yang tinggi. Melihat kondisi di atas ada banyak alasan kenapa hal itu bisa terjadi, salah satunya model pembelajaran yang kurang tepat mengakibatkan peserta didik sulit memahami materi tersebut yang mengakibatkan rendahnya motivasi belajar peserta didik. Oleh karena itu, model pembelajaran harus selalu diperhatikan oleh setiap guru karena model pembelajaran yang tepat diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik khususnya dalam pelajaran Biologi.

Peneliti disini mencoba menerapkan model pembelajaran problem based learning dengan tujuan meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik. Model pembelajaran problem based learning dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan secara simultan strategi pemecahan masalah dan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik (Sofian dkk., 2018). Model pembelajaran problem based learning akan menciptakan pembelajaran yang tidak kaku dan penuh kerjasama antar peserta didik, membangun berfikir kreatif peserta didik dalam memecahkan masalah nyata yang diberikan serta melatih kesiapan peserta didik dalam memahami materi yang diberikan oleh guru. Menurut Duth (dalam Shoimin, 2014) model pembelajaran problem based learning adalah model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Arief (2016), menjelaskan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik secara signifikan lebih baik daripada kelas kontrol dengan menggunakan pendekatan konvensional. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, dilakukan penelitian kelas yang berjudul “Peningkatan Motivasi Belajar Peserta didik Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Materi Sistem Reproduksi Manusia Kelas XI IPA SMAN 1 Jombang Tahun Pelajaran 2021/2022”.

 

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa rumusan masalah yaitu bagaimana peningkatan motivasi belajar peserta didik melalui model pembelajaran problem based learning pada materi Sistem Reproduksi Manusia kelas XI IPA SMAN 1 Jombang.

 

C. MANFAAT KEGIATAN

Adapun manfaat yang diharapkan dari kegiatan penelitian tindakan kelas ini adalah:

1.         Bagi Peserta didik

a.         Meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik pada materi Sistem Reproduksi Manusia

b.         Meningkatkan kreatifitas peserta didik dalam menganalisa dan memecahkan masalah pada materi Sistem Reproduksi Manusia

2.         Bagi Guru

a.         Dapat menyajikan materi pembelajaran berorientasi pada peserta didik

b.         Dapat mengembangkan aktivitas guru dalam menciptakan strategi pembelajaran di kelas

 

3.         Bagi Sekolah

a.         Dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, khususnya pada KBM

b.         Meningkatnya kualitas pembelajaran di sekolah dan salah satu model yang dapat  digunakan dalam memotivasi belajar peserta didik di sekolah

 

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan penulisan best practice ini adalah untuk mendeskripsikan best practice penulis dalam menerapkan pembelajaran berorientasi pada masalah dengan model pembelajaran Problem Based Learning pada materi Sistem Reproduksi Manusia.

Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah peserta didik kelas XI IPA Semester 2 Tahun Pelajaran 2021/2022 di SMA Negeri 1 Jombang Kota Jombang sebanyak 33 orang.

 

B. BAHAN/ MATERI

Bahan yang digunakan dalam best practice pembelajaran ini adalah materi  kelas XI IPA Semester 2 Tahun Pelajaran 2021/2022 pada Materi Sistem Reproduksi Manusia, dengan rincian KD sebagai berikut :

3.12    Menganalisis hubungan struktur jaringan penyusun organ reproduksi dengan fungsinya dalam system reproduksi manusia

4.12  Menyajikan hasil analisis tentang dampak pergaulan bebas, penyakit dan kelainan pada struktur dan fungsi organ yang menyebabkan gangguan sistem reproduksi manusia serta teknologi sistem reproduksi

 

C. METODE/CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Cara yang digunakan dalam pelaksanaan best practice ini adalah menerapkan pembelajaran struktur jaringan penyusun organ reproduksi dengan fungsinya dalam sistem reproduksi manusia

dengan model pembelajaran Problem Based Learning

Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan best practice yang telah dilakukan penulis.

1.       Pemetaan Kompetensi dasar

3.12  Menganalisis hubungan struktur jaringan penyusun organ reproduksi dengan fungsinya dalam system reproduksi manusia

4.12  Menyajikan hasil analisis tentang dampak pergaulan bebas, penyakit dan kelainan pada struktur dan fungsi organ yang menyebabkan gangguan sistem reproduksi manusia serta teknologi sistem reproduksi

2.       Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi

3.12.1      Menjelaskan struktur dan fungsi alat-alat reproduksi pada pria dan Wanita

3.12.2     Menganalisis perbedaan organ reproduksi pria dan Wanita

3.12.3     Menganalisis kelainan/ penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi manusia.

3.12.4     Menganalisis upaya pencegahan pada kelainan/penyakit reproduksi manusia

3.         Pemilihan Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang dipilih dalam Best Practice ini adalah Problem Based Learning

4.        Merencanakan kegiatan Pembelajaran sesuai dengan Model Pembelajaran. Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintak Problem Based Learning.

         Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model Problem Based Learning

Kegiatan

Kegiatan Guru

Pendahuluan

(15 menit)

Orientasi

1.     Guru memberi salam serta menyampaikan kabarnya masing-masing

2.     Peserta didik kemudian berdo’a, membaca teks Pancasila secara bersama-sama. Doa dan pembacaan teks Pancasila  dipimpin oleh peserta didik secara bergantian. (religious, nasionalisme)

3.     Peserta didik dicek kehadiran dengan melakukan presensi oleh guru (dispilin)

4.     Guru kesiapan peserta didik memeriksa kerapihan diri dan kesiapan peserta didik dalam setiap  kegiatan pembelajaran

Apersepsi

5.     Guru memberikan apersepsi.

“Apakah kalian masih ingat tentang ciri-ciri makhluk hidup?

Salah satunya adalah bereproduksi. Apakah tujuan dari reproduksi itu?

6.     Guru meminta peserta didik untuk mengkaitkan fenomena tersebut dengan materi yang akan dipelajari

Motivasi

7.     Guru memberikan pre test untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik.

Link Soal pre test : (TPACK)

https://forms.gle/awL6SkB587WRdY3D9

 

8.     Guru memotivasi dengan menyampaikan manfaat mempelajari organ reproduksi selanjutnya menyampaikan kompetensi yang akan dicapai.

9.     Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai hari ini

Kegiatan inti

(60 menit)

1.    Mengorientasi peserta didik pada   masalah

·      Peserta didik mengamati video pembelajaran dan berita yang ditayangkan di depan kelas , guru mengarahkan peserta didik berdiskusi.TK (Technological Knowledge)

Link Modul Ajar 1: Apersepi

https://youtu.be/Y5BFK4qPfug

·      Membangun pengetahuan awal peserta didik dengan menayangkan video orang yang sedang dikhitan dan menanyakan, “Mengapa anak laki-laki harus dikhitan? Organ reproduksi bagian mana yang berkaitan dengan khitan? (Critical Thinking and Problem Solving)

·      Berdasarkan pengamatan video pembelajaran dan berita peserta didik mengidentifikasi masalah yang ada pada tayangan tersebut. (Critical Thinking and Problem Solving) dan TPACK

2.    Mengorganisasikan kegiatan  pembelajaran

·      Guru membagi kelompok peserta didik secara heterogen. Setiap kelompok terdiri dari 5 orang. (Collaboration)

·      Guru membagikan LKPD pada setiap    kelompok

Link LKPD Organ Reproduksi : https://drive.google.com/file/d/1Y8laF_r2ZmGLXGWx4u5tEje-mc8ErRRv/view?usp=share_link

3.    Membimbing penyelidikan mandiri   dan kelompok

·      Guru membagikan materi ajar, buku ajar melalui grup WhatsApp (TPACK)

Link Modul Ajar/ Handout : https://drive.google.com/file/d/1UJdx6riBR9xrS8gMq7jpQe9F4BohyOgK/view?usp=share_link

·      Guru memantau keterlibatan peserta     didik dalam pengumpulan bahan selama proses penyelidikan. Peserta didik berdiskusi mengidentifikasi upaya menjaga kesehatan reproduksi manusia di LKPD. Collaboration, Communication, Critical Thinking, Creatifity-4C

·      Guru membimbing peserta didik dalam memecahkan masalah.

4.    Mengembangkan dan menyajikan  hasil karya

·      Peserta didik mempresentasikan hasil LKPD (Communication)

·      Guru memantau peserta didik yang aktif dalam presentasi.

·      Peserta didik diberi kesempatan bertanya dan menanggapi presentasi kelompok lain. . (creatifity- 4C); (Confidence, Relevance- ARCS)

5.    Analisis dan evaluasi proses  pemecahan masalah

·      Guru memberikan penguatan jawaban yang benar (apresiasi dan feedbeck)

·      Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi

Kegiatan penutup

(15menit)

·       Guru memberikan post test (TPACK)

Link Pos Test :

https://forms.gle/P7TRnBZT397mfUMw5

 

·       Peserta didik melakukan refleksi kegiatan pembelajaran hari ini.

·       Guru memberikan penghargaan untuk kelompok terbaik (Attention, Satisfaction-ARCS)

·       Guru memberi tindak lanjut dengan mempelajari materi selanjutnya, yaitu gangguan/penyakit pada sistem organ reproduksi manusia.

·      Guru dan peserta didik berdoa bersama (disiplin, religious)

Pertemuan ke 2

Kegiatan

Kegiatan Guru

Pendahuluan

(15 menit)

Orientasi

1.     Guru memberi salam serta menyampaikan kabarnya masing-masing

2.     Peserta didik kemudian berdo’a, menyanyikan lagu nasional secara bersama-sama. Doa dan menyanyikan lagu wajib  dipimpin oleh peserta didik secara bergantian. (religious, nasionalisme)

3.     Peserta didik dicek kehadiran dengan   melakukan presensi oleh guru (displin)

4.     Guru kesiapan peserta didik memeriksa kerapihan diri dan kesiapan peserta didik dalam setiap kegiatan pembelajaran

Apersepsi

5.     Guru memberikan apersepsi, dengan menampilkan gambar.

“Apakah kalian masih ingat tentang struktur organ reproduksi manusia?

Bagaimana jika organ reproduksi manusia mengalami gangguan / penyakit?”

6.     Guru meminta peserta didik untuk mengkaitkan fenomena tersebut dengan materi yang akan dipelajari

Motivasi

7.     Guru memberikan pre test untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik.

Link Pre test: https://forms.gle/7o1FFrNm2HkqHzUA9

 

 

 

 

 

8.     Guru memotivasi dengan menyampaikan manfaat mempelajari gangguan atau penyakit organ reproduksi selanjutnya menyampaikan kompetenasi yang akan dicapai.

9.     Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai hari ini

 

 

 

 

Kegiatan inti

(60 menit)

2.    Mengorientasi peserta didik pada   masalah

·           Peserta didik mengamati video dan berita yang ditayangkan di depan kelas. (Collaboration, Communication, Critical Thinking, Creatifity4C); TPACK; (Mandiri,bergotong royong, kreatif-P5)

Link Video apersepsi:  https://youtu.be/noTTOYoXoTI

 

 

 

 

·           Guru membangun pengetahuan awal peserta didik dengan menayangkan berita tentang HIV/AIDS

·           Berdasarkan pengamatan video dan berita peserta didik mengidentifikasi masalah yang ada pada tayangan tersebut.

 

3.    Mengorganisasikan kegiatan  pembelajaran

·      Guru membagi kelompok peserta didik secara heterogen. Setiap kelompok terdiri dari 5 orang.

·      Guru membagikan LKPD pada setiap  kelompok

LKPD Gangguan Sistem Reproduksi:

https://anyflip.com/avshc/hfwv/

 

 

 

4.    Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok

·      Guru membagikan materi ajar, buku ajar dan media pembelajaran AR melalui grup WhatsApp

Modul 2: https://anyflip.com/avshc/hrkt/

 

 

 

 

Media Ajar AR : http://asblr.com/K3bx5

 

·      Peserta didik berdiskusi dengan anggota kelompoknya Collaboration, Communication, Critical Thinking, Creatifity-4C

·      Guru memantau keterlibatan peserta   didik dalam pengumpulan bahan selama proses penyelidikan

·      Guru membimbing peserta didik dalam memecahkan masalah. Collaboration, Communication

 

 

5.    Mengembangkan dan menyajikan  hasil karya

·      Peserta didik mempresentasikan hasil LKPD dan infografis . (Collaboration, Communication, Critical Thinking, Creatifity4C);

·      Guru memantau peserta didik yang aktif dalam presentasi.

·      Peserta didik diberi kesempatan bertanya dan menanggapi presentasi kelompok lain. (creatifity- 4C); (Confidence, Relevance- ARCS)

·      Ice breaking

6.    Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah

·      Guru dan peserta didik memberikan tanggapan dari hasil diskusi yang di presentasikan (Collaboration, Communication); Attention-ARCS.

·      Guru memberikan penguatan jawaban yang benar.(apresiasi dan feedbeck)

·      Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi (Collaboration, Communication); Attention-ARCS.

 

Kegiatan penutup

(15menit)

·       Guru memberikan post test dan refleksi (Technologycal knowledge)

Link Pos Test ://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSfwom7JVyEV6Ce0KXR3nHO5Zbe6sLsD4fPoOml6oAXZrnWEcQ/viewform?usp=share_link

 

·       Peserta didik melakukan refleksi kegiatan pembelajaran hari ini.

·       Guru memberikan penghargaan untuk kelompok terbaik. (Attention, Satisfaction-ARCS)

·       Guru memberi tindak lanjut untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu tentang ASI ekslusif dalam program keluarga berencana

·       Guru memberikan pesan moral kepada peserta didik supaya menjaga kesehatan ginjal dengan menjaga pola hidup sehat (Attention, confidence-ARCS)

·       Guru dan peserta didik berdoa bersama (disiplin, religious)

 

5.       Penyusunan Perangkat Pembelajaran

Berdasarkan hasil kerja 1 hingga 4 di atas kemudian disusun perangkat pembelajaran meliputi RPP, bahan ajar, LKPD, dan instrumen penilaian. RPP disusun dengan mengintegrasikan TPACK, penguatan pendidikan karakter (PPK), dan kecakapan abad 21.

 

 

 

 

 

D. Media dan lnstrumen

Media pembelajaranyang digunakan dalam best practice ini adalah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) mengenai Sistem Organ Reproduksi Manusia, gambar yang terkait dengan gangguan Sistem Organ Reproduksi Manusia  seperti gambar dibawah ini:

 

Gambar : Penderita HIV/AIDS

1.       Perhatikan gambar diatas. Identifikasikan permasalahan pada gambar dalam bentuk pertanyaan?

2.       Dari gambar diatas, buatlah hipotesis atau perkiraan penyebab gangguan organ reproduksi serta cara mengatasinya?

3.       Identifikasi penyakit pada organ reproduksi dan gejala yang ditimbulkan?

4.       Setelah mengetahui berbagai jenis penyakit /gangguan sistem reproduksi, maka analisislah teknologi  pada sistem reproduksi manusia?

Instrumen yang digunakan dalam best practice ini yaitu (a) instrumen untuk mengamati proses pembelajaran  berupa lembar observasi (b) instrumen untuk melihat hasil belajar peserta didik dengan menggunakan tes tulis pilihan ganda (c) dan lembar Instrumen Penilaian Keterampilan membuat Infografis.

 

E. Waktu dan Tempat Kegiatan

Best practice ini dilaksanakan pada tanggal 3 sampai 17 Maret  tahun 2022 bertempat di SMA Negeri 1 Jombang Kota Jombang Provinsi Jawa Timur.

 

BAB III

HASIL KEGIATAN

Hasil yang dapat diilaporkan dari best practice ini diuraikan sebagai berikut.

1.  Proses pembelajaran pada materi Sistem Reproduksi Manusia yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning berlangsung aktif. Peserta didik menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak Problem Based Learning mengharuskan peserta didik aktif dalam mengidentifikasi permasalahan yang ada disekitar kita selama proses pembelajaran. 

2.  Pembelajaran pada materi Sistem Reproduksi Manusia yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam melakukan transfer knowledge dalam kegiatan pembelajaran. Setelah kegiatan pembelajaran tersebut, peserta didik tidak hanya memahami teori materi tersebut, tetapi bagaimana mengamalkan dalam kegiatan sehari – hari yang berhubungan dengan materi dan manfaatnya dalam kehidupan nyata.

3.  Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas peserta didik untuk bertanya dan menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran. Penerapan model pembelajaran ini membuat peserta didik mampu mengembangkan dan menyajikan hasil karya yang berupa infografis sehingga dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang bahaya penyakit pada organ reproduksi manusia.

4.  Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning juga meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Problem Based Learning yang diterapkan dengan menyajikan bahan tayang berupa video dan artikel yang  berisi permasalahan kontekstual mampu mendorong peserta didik menganalisis dan mengevaluasi pemecahan masalah yang ada.

A.      Masalah yang dihadapi

Masalah yang dihadapi selama proses pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning adalah peserta didik masih belum terbiasa dengan kegiatan pembelajaran menggunakan model tersebut, mereka masih terbiasa dengan menggunakan metode ceramah sehingga guru masih terus mengarahkan peserta didik untuk melatih dan menggali informasi, sehingga alokasi waktu yang dibutuhkan tidak sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sudah dibuat.

 

B.      Cara mengatasi Masalah

Untuk mengatasi masalah yang dihadapi penulis dalam pembelajaran ini adalah guru memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada masalah / Problem Based Learning . Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya kegiatan pembelajaran berorientasi pada masalah akan membuat peserta didik termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Guru juga harus lebih sabar melatih dan mengarahkan peserta didik untuk menyelesaikan masalah dan memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih  . Selain itu guru membantu peserta didik untuk mendefenisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah , serta mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Dimana tahap akhir dari pembelajaran ini adalah peserta didik mampu mengembangkan dan menyajikan hasil karya berupa infografis yang akan dipresentasikan di depan kelas.

BAB IV

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

 

A. Simpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1.       Pembelajaran materi Sistem Reproduksi Manusia dengan model pembelajaran Problem Based Learning layak dijadikan best practice pembelajaran berorientasi pada masalah karena dapat menciptakan pembelajaran yang tidak kaku dan penuh kerjasama antar peserta didik, membangun berfikir kreatif peserta didik dalam memecahkan masalah nyata yang diberikan serta melatih kesiapan peserta didik dalam memahami materi yang diberikan.

2.       Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan cermat, pembelajaran materi Sistem Reproduksi Manusia dengan model pembelajaran Problem Based Learning yang dilaksanakan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik secara signifikan lebih baik daripada menggunakan pendekatan konvensional, selain itu tidak sekadar berorientasi pada masalah, tetapi juga mengintegrasikan PPK, TPACK, dan kecakapan abad 21.

 

C.      Rekomendasi

Berdasarkan hasil best practice pembelajaran materi Sistem Reproduksi Manusia dengan model pembelajaran Problem Based Learning, dapat disampaikan rekomendasi yang relevan:

1.       Guru sebaiknya tidak hanya mengajar dengan model pembelajaran konvensional yang monoton, tetapi juga melakukan inovasi model pembelajaran yang kontekstual sesuai dengan latar belakang peserta didik dan situasi dan kondisi sekolahnya. Model pembelajaran problem based learning sebagai salah satu bentuk pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan secara simultan strategi pemecahan masalah dan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik. Hal ini akan membuat pengalaman belajar peserta didik lebih menyenangkan dan bermakna.

2.       Peserta didik diharapkan dapat membangun berfikir kreatif dalam memecahkan masalah nyata yang diberikan serta melatih kesiapan peserta didik dalam memahami materi yang diberikan oleh guru. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu peserta didik menguasai materi secara lebih mendalam. Model pembelajaran problem based learning juga dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik secara signifikan lebih baik daripada menggunakan pendekatan konvensional.

3.       Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan suatu strategi pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai stimulus untuk menemukan atau mendapatkan informasi yang diperlukan untuk memahami dan mencari solusinya, dimana menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis untuk mendesiminasikan best practice ini akan menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran berbasis masalah.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstul dalam Pembelajaran Abad 21: Kunci Sukses Kurikulum 2013. Jakarta. Ghalia Indonesia.

Elisabet, E., Relmasira, S. C., & Hardini, A. T. A. (2019). Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL). Journal of Education Action Research3(3), 285-291.

 Tatang Sunendar,(2008) Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Barat https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/21/penelitian-tindakan-kelas-part-ii/

Purnamasari, Apon (2020), Modul Pembelajaran SMA Biologi kelas XI KD. 3.12, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Muhamad Noval, 2018. Reproduksi dan Hidup Sehat Biologi Paket C Setara SMA/MA Kelas XI. _Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

RR. Sri Lestari Fadjarwati, 2016, Kelebihan dan Kelemahan Instrumen Penelitian Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

mohon saran dan masukan

18 Jan
Balas



search

New Post