Jarak  yang kini membentang jelas tak lagi bisa dijangkau dalam sekejap mata.  Tapi bukankah menunggu sambil merindu adalah momen yang paling menyenangkan? Karena ketika kelak rindu itu dituntaskan, bahagia yang kita rasakan tak lagi dapat diungkapkan dengan kata-kata. Dikala itu bibir tak lagi mampu berkata kata, apalagi untuk mengutarakan rasa rindu. Yang ada hanyalah airmata yang menjadi bias dari rasa rinduku yang mendalam.  Memang, kekasih dan teman bisa membuat kita merasa tak sendirian, tapi hanya pada keluargalah akan kita temukan balasan cinta yang benar benar sepadan.

Seiring berjalannya waktu, rasa rindu pun kian memicu dikala diri mulai berseteru dengan waktu yang tersedia. Namun apalah daya disaat hasrat ingin bertemu tak tersampaikan sebab  kesibukan dunia yang mengekang jiwa raga. Berkecambuk memang rasa hatiku ketika rindu mulai menggebu. Tapi kucoba untuk tetap bertahan. Karna mungkin bagiku ini semua merupakan ujian agar lebih menghargai arti sebuah pertemuan dan kebersamaan yang tak semua orang bisa dapatkan. Keluarga pastinya menjadi supported terbaik dan tetap menguatkan diri ini meskipun pada kenyataannya cukup menyakitkan.

Kita bukanlah berpisah. Hanya saja situasi serta kondisi yang mengharuskan kita saling berkomunikasi via telfon genggam. Kita masih bisa saling mengutarakan rasa rindu. Biarlah angin yang menjadi media untuk membawa pesan suara kita hingga sampai kepada tuannya. Meskipun demikian, deretan doa selalu terpanjatkan di penghujung sujud untuk mereka yang tersayang. Dengan begitu, keberadaan mereka kian terasa bersama