Latifatul Husna

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
ANALOGI SEDERHANA TENTANG DUNIA DAN PECINTA DUNIA

ANALOGI SEDERHANA TENTANG DUNIA DAN PECINTA DUNIA

Diceritakan dalam sebuah kisah dari seekor semut dan setetes madu. Pada suatu hari, Datanglah seekor semut kecil, perlahan-lahan dicicipinya madu tersebut. “Hmmm... manis” Lalu dia beranjak hendak pergi. Namun rasa manis madu tersebut sudah terlanjur memikat hatinya. Dia pun kembali untuk mencicipinya lagi, sedikit saja. Setelah itu barulah dia akan pergi. Namun, ternyata dia merasa tidak puas jika hanya mencicipi madu dari pinggir tetesannya. Dia pikir, kenapa tidak sekalian saja aku masuk dan menceburkan diriku agar bisa menikmati manisnya, lagi dan lagi. Maka masuklah sang semut, tepat di tengah tetesan madu tersebut. Ternyata? Badan mungilnya malah tenggelam didalamnya dan akhirnya penuh dengan madu, kakinya lengket dengan tanah. “Dan... Tentu saja tak bisa bergerak lagi”. Malang sekali nasibnya, dia terus seperti itu hingga akhir hayatnya. Dan mati dalam kubangan setetes madu.

Demikianlah analogi sederhana tentang dunia dan pecinta dunia, sebagaimana diperumpamakan dalam sebuah pepatah "Hakikat apa-apa dari kenikmatan dunia melainkan bagai setetes besar dari madu. Maka siapa yang hanya mencicipinya sedikit, ia akan selamat. Namun siapa yang menceburkan diri ke dalamnya, ia akan binasa."

Manusia diciptakan sangat lengkap. Bukan hanya dengan akal, tapi juga ada nafsu. Nafsu ini menjadi alat penerus kelangsungan hidup umat manusia di dunia, karena tanpanya kita tak nikmat makan, tak semangat bekerja, menikah dan berkeluarga. Nafsu pula yang membuat kita terjerumus apabila tidak dijaga dengan rambuNya. Pengendalian nafsu menjadi kunci kemuliaan atau kehinaan hidup di dunia, sebagaimana dijelaskan didalam Q.S. Al- An'am : 32 yang berbunyi :

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

Yang artinya:  "Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?"

            Benar bahwa dunia merupakan ladang pahala untuk kita. Dunia merupakan lahan yang diberikan oleh Allah swt untuk kita menabung amal sebanyak banyaknya sebagai bekal kita menuju ke Akhirat-Nya. Allah juga akan memberikan beberapa balasan atas amal ibadah kita langsung didunia dan Allah akan menambahnya di akhirat kelak. Akan tetapi, jangan sampai kita terjebak dengan kenikmatan itu sendiri, sebab  segala kenikmatan itu tidaklah abadi. Namun kenyataannya, kita mudah terlena akan setiap kenikmatan yang ada didepan mata yang sifatnya sesaat dan kita tidak sadar akan hal itu. So? janganlah terlalu mengabdikan diri pada dunia, kurangi sikap hubbuddunya yang dapat menggiring kita untuk mencintai dunia dan melupakan akhirat. Semua kembali kepada iman masing masing, karena sejatinya iman lah yang mengontrol diri kita. Dan iman seseorang rentan naik turun dan tidak stabil, oleh sebab itu perbanyaklah ibadah agar kita lebih mudah untuk tetap tawadhu' dan tetap berada dijalan Allah SWT.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post