Saya suka dunia seni. Ketika di bangku sekolah menengah atas, saya masuk ke dalam ekstrakurikuler drumband dan bergabung didalamnya. Musik bagi saya merupakan alat untuk membuat mood saya lebih baik. Melihat deretan not not balok yang tertera dalam lembaran partitur, mendengar alunan melodi yang saling menyatu, dan merasakan kesyahduan yang merasuk ke jiwa merupakan tantangan tersendiri bagi saya untuk mewujudkan rasa bahagia tersebut. Namun kini saya sadar bahwa hobi tersebut tidak bisa terus bersama saya selamanya, ia memiliki masa expired. Ya benar, semua yang kita lakukan akan elok jika dikerjakan pada masa yang sesuai. Hal itu saya sadari ketika saya menyelesaikan studi saya di bangku sekolah menengah atas. Orangtua menginginkan saya untuk melanjutkan studi pada fakultas pendidikan jurusan keagamaan. Saya menyadari bahwa tidak ada kesesuaian antara cita dengan hobi yang saya suka. Seketika akal dengan jiwa saling menyerang dan menggaggu diri saya. Karena sepertinya kurang elok dilihat jika seorang guru agama nantinya tetap berkecimbung didunia seni. Perlahan saya tinggalkan hobi dan kebiasaan saya meskipun terkadang sering sesaat timbul rasa rindu yang mendalam jika melihat rombongan pemain drumband memainkan music dalam sebuah event.