DUA PULUH TUJUH RAMADHAN
Alam semesta begitu tenang
Sinar matahari yang biasanya garang
kini remang dan teduh
Semilir Anginpun seperti enggan berhembus
Tak ada suara riuh terdengar
pohon-pohon seakan merunduk syahdu
pada keheningan siang
di duapuluh tujuh bulan suci ramadhan
Terasa bagiku kehadirannya
Meski tak berjumpa
sebab alasan segala rahmah
dari kemudahan segala perkara
sejak malam hingga sahur tiba
Kini aku merenung dalam diamku
Ini waktu terakhir kalinya ku disini
menatap setiap sudut yang menyimpan kenangan
di hari-hari kemarin sejak lama
sejak suara tangis bayi mereka
Tak henti satu demi satu ku tatap
pada pandangan yang kosong namun penuh harap
sebab esok tak akan di sini
dan semua akan tertinggal disini
aku seperti melihat setiap telapak kaki yang mengukir ubin tempatmu menapak
satu demi satu kaki-kaki itu menjelma dalam pandanganku
Sesak rasa nafas ini menahan isak
Ya Robb...aku ingin tabah dan kuat
seperti rasul-rasulMu
Aku ingin sabar seperti orang-orang sabar sebelum aku
Jangan biarkan aku luruh
Menangisi ketentuanMu.
Salam Literasi
Palu, 090521
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar