(TANTANGAN MENULIS GURUSIANA HARI KE-4)
Jangan
Menggunakan diksi atau pilihan kata yang tepat, sangatlah dibutuhkan dalam berkomunikasi. Dengan pilihan kata yang tepat, kesalahpahaman dalam komunikasi dapat dihindari. Kesalahpahaman akan membuat komunikasi tidak efektif, tujuan komunikasi tidak tercapai. Hal itu dapat menimbulkan dampak yang luar biasa.
Pada kesempatan ini, saya akan sedikit mengulas penggunaan kata jangan. Kata tersebut kata yang sangat lazim digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Penggunaan kata jangan dapat berefek mengejutkan. Pernahkah Anda membaca kalimat di depan sebuah warung di tepi jalan yang menggunakan kata jangan?
“Jangan Menoleh ke Kiri, Ada Warkop!”
Penggunaan kata jangan dalam kalimat tersebut, membuat orang yang membaca bukannya tidak melihat ke kiri, tetapi malahan melihat ke kiri. Hal itu didasari oleh rasa penasaran. Penasaran yang disebabkan oleh penggunaan kata jangan, yang merupakan kalimat larangan. Mengapa kalimat larangan malah di bawah sadar memicu orang, dalam hal ini pembaca menjadi melakukan?
***
Apakah karena kodrat manusia yang secara naluriah selalu ingin tahu membuat kata jangan berdampak sebaliknya dari kalimat negasi tersebut?
Jika, ya. Rasa ingin tahu yang besar mampu mendorong otak untuk menghapus secara otomatis perintah negasi tersebut. Rasa ingin tahu tersebut dapat melibatkan emosi, dorongan, yang melahirkan kalimat perintah untuk melakukan. Dari kalimat negasi berubah menjadi kalimat perintah untuk melakukan. Wow, jika demikian emosi dapat melahirkan perintah, dalam hal ini perintah untuk menghapus kalimat negasi, kata jangan.
***
Ditinjau dari parenting, pola asuh orang tua terhadap anak, orang tua sebaiknya menghindari penggunaan kata jangan. Padahal, kata tersebut sering kali digunakan oleh orang tua ketika anak sulit diarahkan.
Mengapa kata jangan sebaiknya dihindari dalam parenting? Penggunaan kata jangan dapat membingungkan seorang anak. Anak belum mampu menyerap makna kata tersebut. Akibatnya, anak hanya menerima kata atau bagian kalimat yang menyertai kata jangan. Contoh dalam kalimat, Jangan mencoret-coret!
Karena belum mampunya anak memaknai kata jangan, yang diterima adalah mencoret-coret. Akibatnya, anak malah melakukan hal yang dilarang.
Ternyata, kata jangan berefek sangat besar. Efek yang menunjukkan kesalahpahaman. Kegagalan komunikasi. Komunikasi yang tidak efektif.
So, hati-hati dengan jangan!
Jakarta, 6 Januari 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi
Terima kasih, Pak Dede Salam literasi