Jadilah Kau seperti Api
Selama ini orang terbiasa mendengar kalimat, “Jadilah kau seperti air yang terus mengalir.” Air selalu mengalir ke tempat yang rendah. Air bersifat lembut, tetapi kuat. Dengan perlahan, air dapat melubangi batu yang keras. Air akan menyejukkan serta mampu menghilangkan dahaga. Semua orang cenderung menerima hal itu.
Namun, bagaimana dengan api? Secara umum orang cenderung berpikir bahwa api bersifat panas. Maka, api dapat membakar, menghanguskan, dan mengubah materi menjadi abu. Api begitu menakutkan. Api seakan identik dengan marabahaya dan bencana.
Padahal, jika kita berpikir lebih mendalam, tentunya kehidupan tak akan berjalan tanpa adanya api. Api memiliki banyak manfaat. Sebelum ditemukan gas, listrik, api adalah sumber cahaya sebagai penerang ketika matahari terbenam. Api juga digunakan untuk memasak. Bahkan, pembangkit listrik bertenaga batu bara juga membutuhkan api untuk membakar batu bara sehingga menghasilkan uap untuk menggerakkan generator listrik.
Sifat api yang menghanguskan hingga memusnahkan juga sangat dibutuhkan. Pada peristiwa kebakaran hutan alami, api dapat membersihkan tumpukan organisme yang telah mati sehingga memberikan area untuk tunas-tunas baru. Api juga dapat membunuh kuman atau bibit penyakit.
Begitu banyak manfaat api dalam kehidupan. Akan tetapi, bagaimana kita dapat menekan bahaya dari api yang dapat menghanguskan dan menghancurleburkan segalanya. Tentu saja, kita harus mampu mengendalikan api tersebut. Sebagai manusia yang dikaruniai akal pikiran dan kemampuan fisik tentunya kita dituntut untuk mampu mengendalikan sifat api yang menakutkan itu. Menanamkan sikap waspada, kehati-hatian sangat dibutuhkan. Lalu, bagaimana mengatasi api yang disebabkan oleh peristiwa alami? Kembali pada kemampuan manusia untuk menggunakan kecerdasan yang diberikan Allah SWT. Menghadapi sebuah bencana adalah ujian sekaligus tantangan agar kita dapat berusaha semaksimal mungkin untuk menghadapi dan mengatasi hal tersebut. Berusaha semaksimal mungkin adalah kewajiban, sedangkan sisanya adalah kehendak Sang Maha Pencipta dan Maha Pemelihara kehidupan.
Terkait dengan ulasan di atas jelaslah api dibutuhkan dalam kehidupan. Api bermanfaat dalam kehidupan, yang tentunya diiringi dengan kemampuan mengendalikan atau mengontrol api tersebut. Demikian juga dengan peran api dalam diri. Api dalam diri dapat diumpamakan semangat dalam diri. Mengapa api dapat diumpamakan sebagai semangat? Api bersifat panas. Panas akan membuat tubuh ini bergerak. Demikian pula semangat. Semangat akan mendorong diri untuk melakukan sesuatu hingga fisik dan mental aktif. Kegiatan fisik dan mental itu hendaknya dikontrol dengan nurani, norma, adat dan kebiasaan. Selain itu sebagai umat beragama control terhadap kegiatan fisik dan mental. Dengan demikian, api yang meletupkan semangat akan dapat membuat kehidupan bermakna karena aktivitas fisik dan mental akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dalam kehidupan.
Api dalam diri juga dapat diumpamakan rasa hangat dalam diri. Rasa hangat itu akan mendorong diri seseorang untuk menciptakan suasana hangat dalam kehidupan. Rasa hangat tersebut biasanya ingin kita bagikan pada orang sekitar. Kehangatan itu akan dapat terwujud melalui tindakan untuk bertegur sapa kepada sesama, memberikan senyuman, dan merespon sesuatu dengan positif. Rasa hangat dalam diri pada akhirnya akan membuat diri merasa bahagia dan mensyukuri karunia kehidupan.
Nyalakanlah api dalam jiwamu! Pertahankanlah panasnya, jangan sampai padam. Begitu api itu padam, kau akan merasakan betapa dingin, beku, dan sepi dalam kehidupan ini.
Jadilah kau seperti api kehidupan, terus menyala, terkelola, dan memberikan nuasa hidup yang sesungguhnya di semesta karunia-Nya.
Depok, 1 Januari 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya, inspiratif, Bunda. Salam literasi
Terima kasih, Pak. Salam literasi
Sangat menginspirasi ulasannya. Sukses selalu, Bu