Pentigraf

ISTRI BAYARAN

Banyuwangi, 16 Juli 2020

Pak Mamat sedang dalam masa kejayaan, bisnisnya lancar dan menuai banyak keuntungan. Memiliki keluarga yang harmonis dan istri sholeha yang manis. Selalu tersenyum dan melayani Pak Mamat bagai Ratu melayani Sang Raja. Semua terasa sempurna dan bahagia.Pak Mamat juga tak pernah lupa menyisihkan sebagian rizki untuk zakat dan sedekah.Bukankah dalam rizki kita ada hak saudara muslim tak mampu? Demikian prinsip Pak Mamat.

Namun malang tak dapat ditolak, dalam sekejap bisnisnya tiba tiba sekarat.Banyak bisnis Pak Mamat yang kandas dan perusahaannya dilikuidasi. Pak Mamat sangat terpukul. Bisnisnya musnah, rumah disita dan akhirnya Pak Mamat tinggal di rumah petak kecil dalam sebuah gang yang kumuh. Curahan kasih Sang Istri tak mampu membuat Pak Mamat mengatasi kecewa hatinya.Pak Mamat lupa bahwa harta duniawi hanya titipan yang suatu saat akan hilang jika Alloh menghendaki. Tak dapat menerima kenyataan Pak Mamat terkena stroke,seluruh tubuhnya lumpuh tak bisa bergerak.

Saat begitu terpuruk, sang istri tetap setia mendampingi. Selalu menyeka dan menyuapi Pak Mamat setiap pagi dan sore dengan senyum yang menyejukkan hati. Banyak yang berbisik jahat pada Sang istri, agar meninggalkan Pak Mamat dan menikah lagi dengan lelaki kaya serta mapan yang mampu membiayai kebutuhan Namun sang istri menjawab "Saya bukan istri bayaran".Sang Istri menegaskan dirinya bukan tipe perempuan yang akan baik saat Sang Suami mampu membiayai dan memenuhi semua kebutuhan rumah tangga serta akan pergi jika sang suami tak mampu mencukupinya.

#kreasri