344. Pantulan Rasa (Tamat)
Pantulan Rasa (tamat)
Banyuwangi, 9 Desember 2022
==
Aku menerima bingkisan terbungkus kertas berwarna emas itu dengan ragu.
Aku tahu semua teman perawat di rumah sakit tempatku bekerja juga menerima bingkisan .Hanya punyaku yang berbeda warna pembungkusnya. Apakah itu berarti special? Entahlah!
"Aih, bingkisan punya Nita beda euy! " kata Santi.
"Isinya paling sama. " Jawabku seolah tak peduli.
"Coba lihat?! " pinta Santi setengah memaksa.
"Wow.. Ini parfum impianku, harganya mahal lho, beruntung sekali kamu Nit! " Celoteh Santi membuat beberapa perawat lainnya berkerumun mendekatiku.
"Iya, parfum kita sama punya Nita sendiri yang beda! " Ucap yang lainnya menyetujui.
Aku hanya mengangkat bahu .
"Bu Celsi memang baik hati ya? " ujar perawat lainnya.
Yah, bingkisan itu pemberian Celsi salah seorang pasien kaya yang pernah dirawat dirumah sakit tempatku dan Leon kekasihku bekerja.
==
"Harap, mbak Nita menerima beasiswa ini, sekolah S2 gratis bukankah itu impian mbak? " Tanya Celsi.
Leon menatapku dengan pandangan tak suka.
"Ayolah dr. Leon, beri kesempatan kekasihmu ini untuk meningkatkan karirnya. " Kata Celsi manja.
Aku tak suka dengan caranya menatap Leon.
Aku tahu Leon keberatan dengan ajakan Celsi agar aku melanjutkan S2.
Tetapi itu impianku sejak dulu, hanya karena biaya semua itu belum terwujud. Lha ini ada tawaran emas, sanggupkah aku menolaknya.
Kutahan hasratku untuk menyingkirkan tangan Celsi yang memeluk lengan Leon dengan mesra.
Selintas muncul curiga dalam benakku, apakah Celsi sengaja menjauhkan hubunganku dengan Leon melalui tawarannya itu.
Sepertinya dia tergila-gila dengan Leon.
Aku muak! Tapi juga tak bisa melabraknya.
Aku sangat ingin sekolah lagi, meskipun Leon pasti tak menyetujui. Sedang Celsi adalah pemegang keputusan utama tentang bisa tidaknya aku mendapatkan beasiswa itu.
==
Setelah setahun keputusanku untuk menerima beasiswa itu baru kusadari bahwa bukan Celsi yang dikhawatirkan akan merebut Leon dari sisiku.
Celsi hanya pion yang bertugas memisahkan diriku dan Leon.
dr. Andi kakak Celsi yang harus aku khawatirkan saat ini. Andi juga sedang melanjutkan studi spesialis di kota yang sama denganku.
Dari kisahnya aku tahu hadiah yang diberikan padaku adalah darinya melalui Celsi. Dari binar harapan di matanya ketika menatapku dan kesabarannya membimbingku menyelesaikan tugas studi adalah isyarat jika dia tulus mencintaiku.
Kini diriku yang galau, Leon masih setia menanti hingga selesainya studiku sementara disini di tanah rantau ada Andi yang tak lelah menghujani diriku dengan perhatian dan cinta.
Tuhan… Manakah yang harus kupilih, tetap setia pada Leon ataukah beralih menerima cinta Andi? Ataukah biar semua berjalan begitu saja tanpa keputusan, tanpa menentukan pilihan, hingga takdir mengambil alih semuanya.
***
Selesai.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Jadi ikut baper saya. Pilih yang mana yaaa hehe.... Keren, Bunda
Hehe..terimakasih hadirnya bunda cantik... Semoga sehat dan bahagia selalu...
Waduuhh...ini dia yg bikin galau
Haha... Terimakasih hadirnya oma cantik semoga sehat dan berkumpul kembali bersama keluarga... Aamiin...