316. Melukis Pelangi dengan Percaya
277. Melukis Pelangi dengan Percaya
Banyuwangi, 11 November 2022
==
"Maaf, bisa minggir sedikit? " Tanya lelaki itu padaku.
Baru kusadari jika aku berdiri agak di depan dibanding barisan.
Barisan penyambutan wakil direktur kantor tempatku bekerja.
Aku bersyukur telah bekerja begitu lulus kuliah, kini empat tahun sudah aku menjalaninya. Suka? Tentu saja. Namun ada satu yang membuatku belum sempurna, aku mulai kehilangan teman lajang yang setara dengan usiaku.
Ah..! Tak perlulah aku menyesali, bukankah jodoh itu sudah ada yang mengatur.
Siapa lelaki itu? Yang menyuruhku minggir. Kulirik tempatnya berdiri sepertinya dia jajaran orang penting.
"Mbak Anes, Ayo maju kesini! " perintah bu guntur kepala personalia memanggilku.
Tadi disuruh mundur sekarang disuruh maju. Gerutuku, tentu dalam hati.
Kulihat lelaki itu tak merasa bersalah sedikitpun.
Segera aku menjalankan tugasku menjadi penerjemah bahasa prancis.
Kulihat lagi lelaki itu yang berjalan berseberangan denganku.
Ah.., dia tampak mendengarkan penjelasan dari tim kami dengan serius.
**
"Nes.. Gimana tampang wakil direktur kita? Cakep nggak? " Tanya Lili teman sebelah meja.
"Udah tua, orang asing!" Jawabku
"Ah, masa sih!?" Tanyanya tak percaya.
Aku mengangkat bahu
Whatever! Batinku
"Yang kudengar nih orangnya masih muda dan cakep." kata Lili lagi
Terbayang sekilas wajah lelaki tadi, memang hanya dia yang sesuai dengan deskripsi Lili.
Aku menggeleng tanpa sadar.
"Sudah, kerja! Nanti kan tahu sendiri. " Saranku.
**
Ahad pagi begitu cerah, jogging adalah hal yang terbesit dalam benak. Segera kulakukan tanpa berpikir dua kali, mengelilingi taman kota. Sendiri!
"Nes, dimana kamu? " Suara ibu terdengar agak kesal diseberang.
"Jogging, Ma,! " Jawabku dari headset yang kupakai.
Lekas pulang, ada Arya!
Deg!
Jantungku berdetak kencang. Lagi lagi mama membawa anak temannya untuk dikenalkan denganku.
Susahnya jadi jomblo di usia ini! Aku menggerutu dalam hati.
**
"Gimana ,Nes? " Tanya mama setelah aku bertemu Arya.
Tentu saja waktu aku menemui Arya, aku sengaja berpenampilan sembarangan, tanpa makeup, tanpa berganti pakaian setelah jogging dengan peluh yang i beraroma aduhai.
Pasti lelaki itu yang menolakku, pikir ku lega.
Bukannya aku tak suka lelaki, tapi aku tak suka dijodohkan meski hingga saat ini aku belum mampu menemukannya sendiri.
"Terserah Mama! " Jawabku enteng.
Aku yakin lelaki itu akan menolak. Yang membuat ku kaget juga, dia lelaki yang kutemui waktu menyambut wakil direktur.
apakah ini jodoh? Entahlah!
**
"Nes, Dipanggil Pak Darma! " Kata Lili
"Kamu bohong ya? Wakil direktur kita orangnya muda dan cakep! " Bisik Lili. Aku bingung dan heran.
"Apa aku yang salah lihat? " jawabku sekenanya.
"Udah sana!"
**
Keluar dari ruang wakil direktur hatiku berdetak tak karuan. Dia! Lelaki itu! Arya! Adalah Pak Darma, menyatakan suka padaku secara gamblang, lugas mirip perintah tanpa romantisme sedikitpun.
Emang dia kira siapa? Menyuruhku menerimanya?! Apa dia pikir semua perempuan akan tunduk pada pesonanya?! Yang benar saja! Gejolak batinku semakin meningkat. Sungguh aku tak suka lelaki yang otoriter, semaunya sendiri dan.. memandang wanita dengan remeh.
"Maaf, Pak! Saya menolak! " Jawabku tak kalah tegas saat diungkapkan rasa sukanya.
"Akan ku tunggu!" Jawab Pak Darma tenang.
Buset! PD banget nih orang!
Aku diam tak merespon.
"Saya pamit, melanjutkan pekerjaan! "
"Silakan. " Jawabnya.
**
Kami menikah, aku dan Arya. Entah bagaimana ceritanya. Mahligai rumah tangga kami jalani dengan tenang. Tuhan menganugerahi kami tiga orang buah hati. Dia mengucapkan cintanya tiga kali, setiap aku melahirkan buah hati kami. Namun aku sungguh percaya pada cintanya. Kepedulian dan perlakuannya terhadapku sangat cukup membuktikan cintanya.
Ternyata tak perlu kata, tak perlu pacaran untuk memahami hati seseorang . Cukup niatkan ibadah, menikah dengan mengharap ridloNya, maka Tuhan kan berikan ketenangan, dan kebahagiaan yang tak terperikan.
(selesai)
===
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Cieee....keren bgt. Nasib baik buat Arya. Hayuukk dtggu crt indah berikutnya say ..
Haha...Cerita uhuy Terimakasih hadirnya oma cantik.. semoga sehat dan bahagia selalu bersama keluarga...
Keren cerpennya. Semoga sehat selalu Bunda.
Terimakasih hadirnya bunda hebat semoga sehat selalu..