Miracle of Sedekah

Oleh: Kholifah

Sedekah sebuah amalan yang sering digaungkan untuk kita. Hingga ada satu riwayat menceritakan bahwa orang yang sudah meninggalpun menangis ingin kembali ke dunia untuk menyedekahkan harta yang dimilikinga.

Sedekah sebagai tolak balak. Kalian percaya? Saya sangat percaya itu.

Dua minggu yang lalu saya mengantar ibu kontrol ke rumah sakit. Cukup melelahkan untuk bisa mengantri berobat di rumah sakit sebesar RSUP Dokter Kariadi. Setelah proses kontrol mata ibu selesai, kami berencana menengok saudara yang habis melahirkan. Di depan kampus USM Semarang tetiba suami menepi. Saya penasaran kenapa menepi? Jawabnya hanya geleng kepala sambil tersenyum.

Melanjutkan acara ke rumah saudara masih kami sempatkan ke rumah makan karena ibu ingin menikmati soto. Saya bilang "siap Bue pingin apalagi?" Jadilah kita berkuliner soto Semarang.

Waktu mendekati pukul 05.00 kami melanjutkan menuju rumah saudara yang tidak begitu jauh. Setelah bincang secukupnya kami pamit dengan alasan waktu semakin malam. Saat kami pamit suami sibuk pinjam ember dan gayung. Saya tanya suami untuk apa, ternyata untuk mengecek air radiator.

Kami bengong begitu diisi air mesin dinyalakan. air di selang radiator angsung surut. Begitu kami ulang, kembali hal itu terjadi Akhirnya terpaksa kami harus memanggil bengkel langganan dari asal tempat kami yang cukup jauh sekaligus mendereknya pulang.

Tapi dibalik semua itu ada rasa syukur yang kami panjatkan tiada terkira. Bagaimana jika kejadian itu terjadi di jalan? Bagaimana jika sampai kehabisan air? Tentu kami harus bongkar mesin yang biayanya tidak sedikit. Bagaimana dengan ibu saya yang sedang sakit, akan beristirahat dimana?

Kembali saya berfikir ulang, apa yang telah saya lakukan hingga Allah masih memberi keselamatan dari segala sisi. Akhirnya saya ingat peristiwa di masjid RS saat sholat asar. Saya perhatikan sepintas, ada seorang perempuan dengan wajah bingung. Kemudian mendekati saya sambil mengulurkan mukena warna hitam ke aras saya.

Dia bilang mau menjual mukenanya untuk sangu pulang naik bis. Dia kehabisan uang. Setelah menunggui suaminya sakit di lantai 3 Rumah sakit Kariadi. Tentu saja saya tidak mungkin menerima mukena itu. Saya memberinya sejumlah uang yang sekiranya cukup untuk sangu pulang dan meminta membawa kembali mukenanya.

Perempuan itu bersikeras dan bilang jika tidak mau menerima biarkan mukena itu ditaruh di masajid sebagai jariah atas nama saya. Hati saya bergetar hebat. Saat perempuan itu pamit saya hanya bisa menepuk pundaknya, ada lagi yang tidak saya duga. Sebelum meninggalkan masjid dia naik ke teras menyalami ibu sambil mencium tangan ibu. Sambil berdoa ndridil buat ibu terus pergi menghilang.

Suami yang sepintas melihat adegan tadi, tanya kejadiannya. Terus menanggapi kalau itu hanya kedok bagaimana, apus-apusan saja paling demikian katanya

Saya bilang kalau mau ngapusi terserah dia urusannya sama Allah. Kita husnuzon saja.

Setelah kejadian bocornya selang radiator hingga selamat, saya ingatkan suami peristiwa di masjid tadi bahwa kita dibayar tunai bahkan lebih oleh Allah dengan uang yang tak seberapa kita keluarkan.

Suami diam termenung. Masih tidak percaya the Power Of Sedekah? Itu hanya cerita kecil dari saya sebagai pengingat saya khususnya dan ibrah untuk semua.

Pojok hati, 7 Desember 2021