ABSENSI ATAU PRESENSI? (Catatan Harian Kesalahan Berbahasa)
Seringkali kita mendengar, “Tolong, daftar absensi ini diisi dulu.” Atau bahkan kita juga kerap mengatakan ini, ”Untuk mengawali pembelajaran kali ini, kalian saya absen dulu ya.” Tak jarang pula kita meminta siswa sengan kalimat ini,”Daftar absen/absensi kelas ini mana ya?Ayo diambil dulu.”Justru jarang kita dengar, “Daftar presensi kelas ini mana ya? Ayo diambil dulu.” Nah, Anda menggunakan kata absensi atau presensi bila akan mengecek kehadiran anggota atau siswa?
Absen, berasal dari bahasa Inggris absent, kemudian diadaptasi oleh bahasa Indonesia. Bila ditulis, bukan lagi absent melainkan menjadi absen. Kata presen juga berasal dari bahasa Inggris present. Untuk kata presen memang jarang kita dengar penggunaannya. Kita lebih akrab dengan kata presensi. Absen berarti tidak hadir. Absensi berarti ketidakhadiran sedangkan presensi berarti kehadiran.
Pada kalimat,”Pagi ini saya akan mengabsen kalian, ya?”, kata mengabsen (V) berarti memanggil/menyebutkan/membacakan nama-nama orang pada daftar nama untuk memeriksa hadir tidaknya orang tersebut (KBBI, 2005). Jadi bila siswa kita kemudian menjawab, “Saya belum diabsen,” berarti yang bersangkutan belum dipanggil.
Meskipun kalimat di atas berterima, namun ketika kita mengecek daftar nama, tujuan kita untuk mengetahui kehadiran dan ketidakhadiran seseorang. Bukankah demikian? Secara logika, mengacu pada kedua makna kata absensi dan presensi, maka daftar absensi berisi ketidakhadiran, sedangkan daftar presensi berisi kehadiran. Kita ingin anggota/siswa kita hadir ataukan tidak hadir? Bila mengharapkan angka kehadiran anggota/siswa/peserta memenuhi syarat, seyogianya kita memilih kata yang bermakna konotasi positif: Misalnya, DAFTAR PRESENSI SISWA. Bila digunakan DAFTAR ABSEN/ABSENSI SISWA, logikanya, daftar itu berisi ketidakhadiran seseorang walaupun daftar itu bertujuan untuk mengetahui hadir tidaknya seseorang. Di sini tampak penggunaan kata ansen yang menjadi salah kaprah. Salah, tetapi telanjur digunakan oleh banyak orang sehingga seolah-olah benar.
Jika kita konsisten terhadap makna kata, seharusnya kita menggunakan kata presensi untuk kehadiran, dan absen untuk ketidakhadiran. Untuk daftar kehadiran, kita gunakan saja DAFTAR HADIR SISWA, saya rasa itu lebih ‘aman’ mengingat kerancuan makna yang mungkin terjadi, sekaligus mengurangi penggunaan kata absen yang sudah telanjur salah kaprah tersebut.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hadir, bu. I'm here
Alhamdulillah...sudah mengisi Daftar Presensi hari ini, Ibu CCWI?
Sip, Pak Yudha...
Yes, Pak Murman.
Saya hadir Bu guru
"seharusnya kita menggunakan kata presensi untuk kehadiran, dan absen untuk ketidakhadiran." Hadir bu.
alhamdulillah, saya hadir bu
Hebat artikel inilah yang saya tunggu. Ada satu hal yang membuat saya bingung juga, Bu. Kenapa nomor urut pada daftar hadir sering disebut nomor absen. Semua siswa harus mengisi nomor absen dilembar jawaban soal padahal mereka hadir. Secara logika jika yang tertera daftar hadir / daftar presensi maka nomor-nomor urut yang ada di daftar itu disebut nomor kehadiran atau nomor presensi, dan bukan nomor absen. Seperti di luar negeri, sekolah-sekolah disana menggunakan kata kehadiran ( Sign The Attendance Sheet ) bagi peserta yang hadir. Sangat rancu dan tidak sesuai KBBI penggunaan nomor absen ditujukan siswa-siswa yang hadir. Mohon sarannya, Ibu. Terim Kasih.