SECERCAH HARAPAN DI PROGRAM AKM (ASSESMEN KOMPETENSI MINIMUM)
TANTANGAN HARI KE 31
#TANTANGANGURUSIANA
Hari ini dapat kartu peserta guru simulasi ujian AKM (Assesmen Kompetensi Minimum) yang akan dilakukan tanggal 4 Maret 2020. Sebelumnya, melalui informasi media sosmed dalam group-group WA guru banyak wacana tentang AKM ini. Sumber artikel dari news.detik.com yang merangkum pernyataan Menteri pendidikan Nadiem Makarim menyebutkan Asesmen kompetensi minimum adalah kompetensi yang benar-benar minimum di mana kita bisa memetakan sekolah-sekolah dan daerah-daerah berdasarkan kompetensi minimum. Apa itu materinya. Materinya yang bagian kognitifnya hanya dua. Satu adalah literasi dan yang kedua adalah numerasi.
Menurut pak menteri pendidikan Nadiem Makarim sebagai pencetus program ini, menjelaskan 'literasi' bukan sekadar kemampuan membaca, tapi juga kemampuan menganalisis suatu bacaan serta kemampuan untuk mengerti atau memahami konsep di balik tulisan tersebut. Sedangkan 'numerasi' adalah kemampuan menganalisis menggunakan angka. Dia menekankan 'literasi' dan 'numerasi' bukan mata pelajaran bahasa atau matematika, melainkan kemampuan murid-murid menggunakan konsep itu untuk menganalisis sebuah materi.
"Ini adalah 2 hal yang akan menyederhanakan asesmen kompetensi yang dilakukan mulai dari tahun 2021. Bukan berdasarkan mata pelajaran lagi. Bukan berdasarkan penguasaan konten materi," jelas Nadiem. "Ini berdasarkan kompetensi minimum kompetensi dasar yang dibutuhkan murid-murid untuk bisa belajar apa pun materinya. Ini adalah kompetensi minimum yang dibutuhkan murid untuk bisa belajar apa pun mata pelajarannya," Ada juga survei karakter. Seperti apa formatnya?
Terkait survei karakter, Nadiem mengatakan selama ini pemerintah hanya memiliki data kognitif dari para siswa tapi tidak mengetahui kondisi ekosistem di sekolah para siswa. "Kita tidak mengetahui apakah asas-asas Pancasila itu benar-benar dirasakan oleh siswa se-Indonesia. Kita akan menanyakan survei-survei untuk mengetahui ekosistem sekolahnya. Bagaimana implementasi gotong royong. Apakah level toleransinya sehat dan baik di sekolah itu? Apakah well being atau kebahagiaan anak itu sudah mapan? Apakah ada bullying yang terjadi kepada siswa-siswi di sekolah itu?" ujar Nadiem.
Nadiem Makarim memastikan tolok ukur kelulusan siswa tetap ada. Namun, variabel yang diukur akan diubah. Dia menjelaskan, asemen kompetensi minimum benar-benar mampu memetakan sekolah dan daerah yang tingkat pendidikannya kurang memadai.
Selain siswa guru juga perlu mengetahui model assesmen komtensi minimum ini, sehingga natinya dapat membuat assemen serupa dalam pembelajaran. Untuk itu diadakan simulasi assesmen untuk guru juga.
Sebagai seorang guru sains, tentunya ini sedikit memberi harapan, karena selama ini sering sedih mendengar rendahnya kemampuan sain siswa dalam tes internasional seperi PISA yang selalu menempatkan siswa Indonesia pada rangking terendah. Disinyalir hal ini disebabkan rendahnya kemampuan literasi siswa. Kiranya program AKM ini dapat mengatasi masalah ini. Paling tidak melatih siswa dalam penguatan literasi dan numerasi seperti soal-soal yag diberikan di program PISA.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar