Markaz Ashhabul Qur'an yang merupakan salah satu sekolah tahfizh balita, yang menggunakan metode tabarak dari mesir. Bermula dari sinilah aku mencoba mengambil pengalaman untuk mengajar. Padahal dulu tidak ada terbesit dalam hati ini untuk menjadi  tenaga pendidik. Tapi ternyata saat ini aku ditakdirkan untuk mengajar disini. Awalnya terasa berat, karena yang dihadapi bukan anak-anak biasa, tapi anak-anak balita yang luar biasa. Mujahid/ah cilik yang memiliki kemampuan luar biasa untuk berjuang menghafalkan kalam Ilahi yang mulia ini. 

Bismillah, ku terus mencoba bagaimanapun nantik hasilnya, ku akan coba untuk menjalaninya. Hari demi hari ku lewati, alhamdulillah banyak hikmah yang bisa ku ambil dari sini. Ternyata kekuatan untuk menjadi tenaga pendidik itu memang butuh proses hingga menjadi pengajar yang sukses dalam mendidik anak-anak yang masih polos ini. 

Waktu terus berjalan,  sehingga banyak hal yang ku lewati. Hingga ku diamanahkan juga dalam kepengurusan. Awalnya ingin menolak, tapi teman-teman tetap ingin mempertahankanku. Berat rasanya untuk memikul amanah ini. Tapi alhamdulillah ternyata aku dapat pencerahan dari seorang murobbiyah liqo'. Beliau sangat ramah, baik hati dan jiwanya, beliau menggugah jiwa bagi siapa yang melihatnya. Dari beliaulah ana dapat pencerahan bahwa ketika kita diamanahkan dalam suatu hal yang bagi kita terasa berat. Tapi ingatlah belum tentu apa yang kita rasa berat itu, berat juga bagi Allah. Allah maha tahu apa yang terbaik bagi hambanya. Ketika kita diamanahkan dalam suatu bidang, itu berarti Allah yakin kita mampu dan bisa menyelesaikannya. 

Maka selalulah mintak petunjuk kepada Allah. Agar segala apa yang kita lakukan diberikan jalan dan petunjuk oleh Allah serta dimudahkan segala urusan kita.