“Hidupnya  penuh dengan konflik,” begitu kata yang  keluar melihat kehidupan seseorang yang selalu penuh dengan permasalahan. Atau dalam suatu pemberitaan yang disampaikan seorang  presenter TV tentang konflik disuatu daerah yang masih berlangsung.

            Saya sering berasumsi bahwa semua yang berhubungan dengan  konflik pastilah sesuatu yang tidak menyengkan dan terkesan menakutkan. Sehingga  alergi dengan hal-hal yang berbau konflik.

            Pada hari ini pemahaman saya terhadap konflik agak sedikit berubah. Ternyata tidak selamanya konflik itu berkonotasi negatif. Kok bisa??.  Hal ini terjadi setelah saya menikmati sajian Belajar Menulis Pentigraf Dari Pakarnya yang ditayangkan di kanal youtube Media Guru TV.

            Seperti yang disampaikan oleh pakar pentigraf (cerpen tiga paragraf) Bapak Tengsoe Tjahjono bahwa dalam menulis suatu cerita di samping alur, tema dan tokoh, konflik memegang peranan penting.

Tanpa adanya konflik yang dimunculkan dalam sebuah cerita maka alur ceritanya kurang greget sehingga tidak dapat meninggalkan kesan yang mendalam pada pembaca. Kelihaian seorang penulis dalam memunculkan konflik tentunya akan membuat pembaca makin penasaran untuk membaca kelanjutan ceritanya.

            Konflik apa saja yang dapat di tampilkan dalam sebuah cerita? Menurut Bapak Tengsoe Tjahjono konflik yang ditampilkan dalam sebuah cerita adalah :

Pentingnya sebuah konflik dalam sebuah cerita,  ibarat  memasak sayuran tanpa ditambahkan garam akan terasa hambar dan tidak meninggalkan rasa diindra pengecap. Mari menampilkan konflik yang mempu membuat pembaca penasaran dengan cerita-cerita yang ditulis. Tapi…jangan sampai menimbulkan atau menampilkan konflik di dunia nyata ya..bisa barabe nantinya. 

Payakumbuh 10 Juli 2020