khairiyati

Teruslah menulis....mana tahu di antara tulisan kita bisa mengispirasi dan memotivasi orang lain... ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Indonesia Rukun

Indonesia Rukun

#05

Tidak seperti biasanya peringatan Hari Amal Bakti (HAB) Kementerian Agama yang biasa dilaksanakan setiap tanggal 3 januari, untuk tahun ini ada sedikit perbedaan karena situasional. Pelaksanaan upacara peringatan HAB dilaksanakan pada tanggal 5 Januari, pelaksanaannya pun berbeda dari yang biasa. Kalau biasanya upacara peringatan HAB dipusatkan disatu tempat, tapi kali ini tempat pelaksanaannya disebar diberbagai tempat, tujuannya tidak lain untuk pencegehan penyebaran virus corona belum kunjung berakhir juga dengan tetap protokoler kesehahan berhubung pandemic covid-19 belum kunjung berakhir .

Pada tahun ini sekolah kami ditunjuk sebagai tempat pelaksanaan upacara peringatan HAB untuk tingkat kecamatan, walaupun dengan protokol kesehatan pelaksanaan upacara berlangsung khitmat. Ditambah lagi dengan adanya beberapa rekan sejawat menerima penghargaan satya lencana 20 tahun dan 10 tahun pengabdian mereka. Tema pada peringatan HAB yang diusung kali ini adalah “Indonesia Rukun”. Tema yang sangat dalam maknanya.

Hidup rukun adalah idaman setiap orang, tidak pandang status sosial semua menginginkannya. Baik itu di rumah, di sekolah apalagi di masyarakat. Sering kali celetukan yang terdengar “ enak ya melihat anak-anak rukun” atau “senangnya melihat keluarga tersebut rukun” dan ungkapan lainnya. Intinya suasana rukun itu sangat didambakan.

Apakah untuk memperoleh hidup yang rukun kita harus menyamakan persepsi, hobi dan semua perbedaan yang kita miliki??. Lalu membuatnya menjadi seragam sehingga tidak akan menimbulkan suatu perbedaan?

Jawabannya adalah tidak. Untuk bisa menikmati hidup yang rukun tidak mesti sama dalam segala hal. Justru perbedaan-perbedaan yang ada akan mampu memberi pengalaman dan pengatahuan bagaimana cara membuat orang bersatu. Kok bisa??? Ya bisa… karena Allah sendiri menciptakan kita memiliki perbedaan-perbedaan, sebagaimana firman Allah dalam surat Al Hujurat ayat 13 :“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Berdasarkan ayat di atas semakin jelaslah bahwa kita diciptakan dalam perbedaan jenis kelamin, suku dan bangsa, tujuannya adalah untuk saling mengenal satu sama lain dengan setiap perbedaan yang ada.

Apakah perbedaan-perbedaan yang ada menjadi penyebab ketidak rukunan dalam hidup?. Walaupun mungkin ada juga yang beranggapan seperti itu, namun tidak berarti semua perbedaan-perbedaan itu menjadi pemicu timbulnya permasalahan.

Dalam sebuah keluarga orang tua tidak mesti menyeragamkan semua perbedaan-perbedaan yang ada pada anggota keluarga. Orang tua tetap membiarkan perbedaan-perbedaan itu terjadi, namun ia menanamkan dan menumbuhkan rasa untuk menghargai dalam setiap perbedaan yang ada pada anggota keluarga. Kalau masing-masing anggota keluarga sudah saling menghargai maka perbedaan-perbedaan yang ada tidak menjadi masalah lagi.

Begitu juga di sekolah, walaupun murid-murid yang duduk berbaris rapi di dalam kelas atau baju yang mereka kenakan seragam, tetapi pada hakikatnya masing-masing mereka berbeda. Maka terkadang perhatian dan pemecahan masalah yang diberikan oleh guru berbeda-beda sesuai dengan kondisinya. Perbedaan-perdaan tersebut juga tujuannya agar masing-masing murid belajar menghargai orang lain yang berbeda dengan dirinya.

Dalam kehidupan bermasyarakat, terlebih lagi masyarakat kita yang majemuk dengan semboyannya yang terkenal “Bhineka Tunggal Ika” berbeda-beda tetapi tetap satu. Perbedaan suku, bahasa, budaya, agama. adat istiadat, pakaian dan lain sebagainya bukanlah menjadi penyebab ketidak harmonisan. Justru perbedaan-perbedaan yang ada bisa menjadi asset yang bisa dijadikan sebagai khasanah kekayaan kita, memupuk pribadi-pribadi yang memiliki rasa menghargai dan menghormati antara satu dengan lainnya.

Bila masing-masing memiliki sikap saling menghormati dan menghargai setiap perbedaan-perbedaan yang ada, tanpa memaksakan kehendak kepada orang lain dan tidak menjadikan perbeadan itu sebagai ancaman, maka insyaallah Indonesia Rukun itu tidak akan sekedar slogan belaka, tapi betul-betul dirasakan oleh setiap pribadi kita. Ayo bersama-sama mewujudkan hidup yang rukun di rumah, di sekolah dan dimasyarakat.

Payakumbuh, 05-01-2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post