Khaira Annisa

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Siswa Jeng Kelin

Sebenarnya saya seorang guru yang selalu berusaha berpikiran positif. Kejadian sehari-hari di sekolah amat jarang membuat saya jengkel. Tapi, kadang-kadang jika mood saya sedang turun, perkara remeh temeh seperti air yang tumpah pun bisa membuat saya jengkel.

Salah satu hal yang terkadang membuat saya jengkel adalah siswa yang berkeras hati untuk tidak mau mengikuti aturan di sekolah. Tidak mau mendengarkan, tapi keinginannya harus dituruti. Contohnya di sekolah kami ada aturan rambut siswa laki-laki bergaya 112. Bukan Wiro Sableng maksudnya. Aturan tersebut berarti panjang rambut siswa 1 cm di sisi kiri, 1 cm di sisi kanan,d an 2 cm ke atas. Namun masih banyak juga siswa yang merasa jengkel jika ditegur tentang rambutnya yang menyalahi aturan. Jawaban mereka rata-rata sama : “alah sapendek ko masih kanai colak juo lai buk,” lalu kabur menghindari gunting yang dihunus para guru.

Misalnya lagi saat pengambilan nomor ujian. Meskipun sudah diumumkan syarat pengambilan nomor rambut dan kuku pendek, rapi dan bersih, selalu saja ada siswa yang aneh-aneh dan membuat tensi naik. Simak saja percakapan lejen yang terjadi di sekolah kami menjelang ujian.

S : “Buk, saya mau ambil nomor ujian.”

G : “Nggak bisa nak, silahkan kamu rapikan dan potong dulu rambutnya, kalau sudah rapi, akan Ibu berikan nomor ujianmu.”

S : “Ya udah Buk, saya janji nanti pulang sekolah saya potong.”

G : “Ini udah janjimu yang ke sekian kali, tapi sampai sekarang masih panjang juga rambutnya. Potong aja dulu, nanti Senin pagi kamu kemari lagi. Kalau rambut sudah rapi Ibu berikan nomor ujian.”

S : “Nggak bisa begitu lah Buk.”

G : “Ya sudah, kalau begitu sini Ibu rapikan rambutmu, lalu Ibu kasih nomor ujian.” (sambil menghunus gunting)

S : “Nggak mau Buk.” (lalu memasang topi dan melindungi rambutnya)

G : “Ya sudah Senin saja kalau begitu, nanti rapikan dulu rambutnya ke tukang pangkas.”

S : “Ehhh, nanti saya kena marah orangtua saya Buk, kenapa belum bawa nomor ujian pulang ke rumah. Mana nomor saya Buk? Buk? Buk? Kasih aja sekarang Buuuuuk?”

Nah, menjengkelkan bukan ? Tidak mau mengikuti aturan, dirapikan rambutnya tidak mau, saat nomor ujiannya ditahan langsung protes. Kabar baiknya lagi, bukan hanya satu atau dua orang siswa yang bersikap begitu, sehingga percakapan yang sama harus diulang beberapa kali. Kesabaran saya yang setebal tisu diuji. Saat siswa yang kesepuluh datang, dan melakukan percakapan yang sama dengan saya.

S : “Buk mana nomor ujian saya Buk? Buk? Buk ?”

Saya : “Pulaaaaanggg sanaaaaaaaa !!!!!!!”

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Maaciw ustadz.... Wkwkkwwk

11 Mar
Balas

yeaaaaaaa....mangat..

11 Mar
Balas



search

New Post