SALAH PELUK PART 2
SALAH PELUK PART 2
Selesai acara ramah tamah di rumah dinas Bapak bupati terpilih Kab. Lima Puluh Kota yaitu Safarudin Dt.Bandaro Rajo beserta istrinya ibu Nevi Zulvia Nasrun maka beransur-ansur tamu undangan bubar, kamipun berpamitan. Di atas mobil dalam perjalanan pulang saya ceritakan pengalaman lucu tadi kepada suami dan anak2 yang kebetulan juga ikut bersama kami.
dengan tujuan , agar suatu saat jika berjumpa dengan seseorang yang rasanya amat kita kenal untuk memastikan dulu bahwa benar kita kenal mereka supaya salah peluk jangan terjadi pula pada mereka.
Kisah salah peluk tadi membuat semua yang ada di mobil terpingkal-pingkal membayangkannya. Tiba-tiba suami nyeletuk bahwa dia juga punya kisah salah peluk yang luar biasa sekitar dua tahun yang lalu, tepatnya Januari 2019 di Dumai Propinsi Riau. Suamiku adalah supervisor disalah satu perusahaan penyaluran minyak untuk bahan bakar pabrik atau industri untuk wilayah Sumatera sehingga setiap hari suami banyak berinteraksi dengan para supir truk tangki, mereka mengantri untuk mengisi bahan bakar minyak tersebut. Antrian para sopir ini bisa panjang tapi juga bisa pendek tergantung dengan permintaan.
Rabu itu permintaan bahan bakar minyak industri ( selanjutnya disingkat BBM) tidak terlalu banyak sehingga jam 16.00 suami bisa pulang lebih cepat, biasanya jam 18.00 baru pulang. Saat dia melangkahkan menuju ke parkiran tiba-tiba dia melihat seorang supir dari perusahaan yang sudah dikenalnya duduk termenung di teras musalla, pada hal di sekitarnya sudah sepi yang ada Cuma satpam berjaga di pintu gerbang. Biasanya kalau depot sudah tutup amat jarang sopir yang masih nongrong di musallah, penasaran akhirnya suami mendekat dan menyapa ,” Pak Ical, belum pulang, atau ada yang di tunggu”?ngak pak Amin, belum mau pulang aja.” Suami saya namanya Amyu Marzel Amin dan teman-temannya sering memanggil dengan Amin saja padahal nama kecilnya adalah “Zel.” Amin itu orang tuanya karena sudah semua temannya memanggil begitu, ya sudah dia senang senang aja.
Ketika suami pamitan pulang, pak ical menahannya dan bilang mau cerita-cerita dulu karena sudah 2 hari tidur di musallah kantor dan sekarang bingung mau pulang kemana,” kenapa pak Ical,? Kata suami. Dengan ragu mengalirlah cerita dari pak Ical.
Hari Senin antrian truk lumayan banyak lalu pak Ical minta tolong temannya sopir 2 untuk menunggu antrian sementara dia pulang sebab tadi pagi belum sempat sarapan, kebetulan rumahnya tidak tertalu jauh dari depot pengisian BBM. Sampai di rumah dia memanggil istrinya sampai 3 kali tidak ada sahutan, sehingga didorongnya pintu yang ternyata tidak terkunci maka lansung saja masuk dengan mengucapkan salam namun anehnya tidak ada sahutan. Di rumah itu pak Ical tinggal dengan istri dan 2 anaknya yang masih duduk di sekolah dasar, anak- anaknya sedang pergi sekolah tentulah istrinya sedang sibuk di belakang karena terdengar bunyi gemericit suara minyak di penggorengan. Setelah membuka sepatu lansung pak Ical diam-diam kedapur dan melihat istrinya sedang masak, timbullah keisengan pak Ical yaitu tanpa sepengetahuan istrinya lansung saja memeluk dan menciumi pipinya sambil ngomong ,” Bundaaa ayah kangeeen”. Biasanya istri pak Ical akan balik membalas dengan senyumannya yang khas namun kali ini terdengar teriakan histeris dan pak Ical didorong sampai terduduk di lantai. Pak Ical kaget luar biasa ternyata yang sedang masak adalah adik istrinya. Pak Ical tidak dapat berbicara rasa malu segan bercampur aduk dikepalanya. Tanpa minta maaf lansung masuk ke kamar dan meninggalkan Lani adik Istrinya yang mematung dengan sendok penggorengan ditangannya siap untuk dipukulkan ke pak Ical.
Dikamar pak Ical resah, badannya panas dingin menahan malu, dia membayangkan kejadian barusan, rambut, postur bahkan baju yang dipakai Lani persis dengan istrinya, masak Lani?
Pastilah Lani nanti akan mengadu kepada ibu serta keluarga yang lainnya, bagaimana penilaian mereka? Beberapa waktu kemudian istrinya masuk dan bercerita bahwa Lani datang beberapa saat setelah pak Ical pergi ke depot, dia mengantarkan ibu yang kangen dengan cucu –cucunya, karena Lani cuma sehari di Dumai maka tidak membawa perbekalan sehingga dia memakai baju istri pak Ical.
Pak Ical serba salah, tetap di rumah segan dengan mertua dan iparnya, dia pusing membayangkan reaksi mertuanya sehingga pak Ical berbohong kepada istrinya bahwa dia pulang mau pamitan akan mengantar BBM ke Padang mungkin 2 sampai 4 hari baru akan balik kembali dan minta istrinya menyiapkan pakain ganti. Tanpa curiga istri pak Ical menyiapkan perbekalan yang dimintanya, kemudian pak Ical berangkat lagi balik ke depot BBM tanpa pamit dengan ibu mertua yang sedang ada di rumahnya. Di perjalan pak ical membatin pada hal pulang tadi karena lapar , hilang sudah laparnya karena salah peluk adik ipar disangka istri.
Suami saya tersenyum menahan tawa serba salah jadinya, mau tertawa kasihan pak Icalnya, ngak tertawa lucu kisahnya. Akhirnya suami saya minta pak Ical untuk pulang ke rumahnya dan menghadapi dengan sportif apapun yang akan terjadi. Bukankah disana unsurnya tidak sengaja, pasti mertua dan ipar apalagi istrinya paham dengan kejadian itu, sarankan saja ke istri agar masa yang akan datang jika iparnya datang lagi supaya menutup auratnya agar pak Ical bisa membedakan antara istri dengan ipar. Jika ingin isengen istri lagi agar hati hati pastikan dulu orangnya benar.
Azan magrib menghentikan pembicaraan mereka, bersama-sama mereka sholat di musalla depot, akhirnya selesai sholat magrib mereka pulang ke rumahnya masing masing dengan senyum tertahan gara-gara salah peluk.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hehehe ternyata berbahaya juga, salah peluk itu. Mantap kisahnya, Bu Kemala, mencerahkan. Salam literasi
iya pak Saifil, harus hati hati"jangan sampai salah Peluk" malunya itu ngak kuat
Keren ceritanya BU Kemala, saya baca sambil tersenyum, Mantafff, salam literasi
makasih bu Mansiah, saya juga tersenyum lucu , salam juga bu semoga sukses dan sehat selalu
keren, salam sukses
Salam juga bu Rita, sukses sekalu
Mantap kisahnya Bu Kemala. Menghibur..... Kapan ya bisa salah peluk ..? Ngarep.com Salam literasi dan sehat selalu.
iiih pak Isak ngarep.com, jangan sampai pak. nanti sendok penggorengannya terbang..ha..ha...ha..ha, becanda pak. salam dan sukses juga buat bapak dan keluarga
Lucu tapi inspiratif
iya bu Erni, "jangan sampai salah peluk" salam dan sukses ya bu
Lucu tapi inspiratif