Bila berbicara “Puncak” pikiran kita akan melayang jauh ke daerah nun jauh di Bogor Jawa Barat sana, salah satunya kawasan wisata agro Gunung Mas Puncak Cisarua merupakan tempat yang sangat pas untuk menenangkan dan menjernihkan pikiran. Beberapa tahun lalu tempat itu pernah saya kunjungi bersama keluarga suami karena memang waku itu suami sedang bertugas di Jakarta. Hamparan kebun teh hijau yang sangat luas serta lingkungan pedesaan yang asri menginggatkan saya kepada kampung halaman tercinta di Sumatera Barat.

Sumatera Barat dianugrahi hamparan perkebunan teh yang sangat luas nan mempesona, bentangan alamnya menyimpan pesona dan keindahan yang tak kalah dengan suasana wisata Puncak Cisarua Bogor Jawa Barat. Hamparan alam nan hijau dipagari perbukitan dan pegunungan merupakan potensi wisata agro yang sangat potensial, ada 3 perkebunan teh di Sumatera Barat yaitu pertama Kebun the Danau Kembar di Kabupaten Solok persisnya di lereng Selatan Bukit Talang, kedua Kebun Teh Liki di Kabupaten Solok Selatan yang berlatarkan kaki Gunung Kerinci, Ketiga adalah Kebun teh Baruah Gunuang yang terletak di Kecamatan Bukit Barisan Kabupaten Lima Puluh Kota berlatarkan deretan Bukit Barisan .

Baruah Gunuang ?.Bila kita menyebut nama ini mungkin banyak orang berkerinyit keningnya karena tidak tahu istilah apa itu. Entah nama gunung, bukit, lokasi atau nama sejenis Mahluk. Bagi kebanyakan masyarakat Luak Limo puluah (Kabupaten Lima Puluh Kota) mungkin lebih akrab mendengar nama Bogor ( istilah lain Nagari Baruah Gunuang) daripada Baruah Gunuang itu sendiri. Apalagi bagi orang luar. Dan memang nama ini adalah nama sebuah nagari *yang cukup jauh di salah satu wilayahkabupaten Lima Puluh Kota. Untuk menuju Nagari Baruah Gunuang dari Sarilamak ibu kota Kabupaten Lima puluh Kota lebih kurang 1,5 atau 2 jam perjalanan menggunakan kendaraan roda 4.

Apabila kita menelusuri jalan raya Payakumbuh Arah Koto Tinggi ( Pusatnya PDRI), kita bisa melewati 2 jalur utama yaitu lewat Suliki atau Guntuang. Bila kita melewati ke 2 jalur tersebut, kita bukan hanya menempuh jalan yang berliku - liku , curam namun masih ada sebagian berlobang . Bila hari hujan, perjalanan naik bukit turun gunung menjadi tantangan tersendiri. Selama perjalanan kita akan menjumpai pemandangan alam yang begitu eksotik. Bahkan bila kita melewati Suliki, kita akan menjumpai lembah nan sangat elok yang membentang dalam dan panjang, di tebing –tebingnya berjejer pohon pinus seakan – akan kita berada di Grand Kanyonnya Paman Sam Amerika.

Di daerah Tanjuang Bungo ( sebelum desa Koto Tangah ) kita akan melewati sebuah jalan pendakian yang lumayan tinggi dan belum rata, sensasi mendebarkan juga akan terasa di wilayah ini. Jika sudah sampai dipuncaknya kita akan disuguhkan lagi oleh pemandangan eksentrik yaitu sebuah objek wisata yang bernama Queen Park Boncah Godang yang terletak diperbukitan yang menyajikan view perkampungan yang dihiasi hijaunya areal persawahan.

Sebelum mencapai Nagari Bogor, “Ehh”, “Baruah Gunuang, kita akan melewati beberapa perkampungan, salah satunya Aie Masin yaitu perkampungan yang membatasi antara Baruah Gunuang dengan Koto Tanggah, dahulunya sebelun tahun 2020 di Aie Masin inilah sesasi mendebarkan selalu saya rasakan mungkin juga ratusan masyarakat Baruah Gunuang lainnya apabila mereka akan kepusat kota atau sebaliknya yang dari kota pulang ke kampung, bahkan sering menahan nafas jika kita memilih berada di dalam mobil, bagi mereka yang tidak berani di dalam mobil akan turun dan memilih berjalan kaki saat melewati jalan ini ( seperti yang sering saya lakukan). Jalan Aie Masin bukannya tidak pernah di perhatikan pemerintah, namun setiap kali di perbaiki maka akan rusak lagi beberapa waktu berikutnya, jika tidak lonsor maka tanahnya yang turun sehingga perjuangan pemerintah Nagari dan Pemda luar biasa keras untuk membenahinya. Alhamdulillah saat tulisan ini di buat jalan tersebut sudah dipindahkan lokasinya oleh Pemda Lima puluh Kota sehingga kekawatiran melewatinya sudah hilang.

Semakin dekat dengan Baruah Gunuang kita semakin disuguhi oleh suatu pemandangan bukan hanya eksotik tapi juga eksentrik. Seolah olah nagari ini berada dalam kuali maha raksasa yang dikelilingi oleh barisan pegunungan dan hutan. Apabila kita berdiri di pagi hari atau menjelang sore di wilayah ketinggian maka kita akan melihat gumpalan awaan berarak rendah mengelimuti nagari Baruh Gunuang, seolah-olah kita berada di negeri atas awan.

Tingkah pola masyarakatnyapun menjadi daya tarik sendiri. Bila di pagi hari kita akan melihat sebagian kaum laki-lakinya pergi ke lapau-lapau minum kopi menghangatkan tubuh sambil berkelumun kain sarung dan bersebo.Bukan hanya itu kemanapun mereka pergi, ke ladang, ke pasar maupun ke mesjid, kain sarung merupakan perangkat lunak yang tidak bisa ditinggalkan.

Di Baruah Gunuang inilah Kebun teh peninggalan masa orde baru yang pernah mencapai masa kejayaan di era tahun 1990an berada, menurut informasi dari Bapak Wali nagari Baruah Gunuang yaitu Bapak Ciswarman( Minggu 17 Maret 2019) pengelolaannya berupa HGU selama 35 tahun namun seiring jatuhnya pemerintahan orde baru maka kejayaannyapun beransur ansur meredup, kembali aktifitasnya mengeliat setelah membaiknya perekonomian negara bahkan beberapa tahun lalu lebih kurang sampai tahun 2012 berada di bawah pengelolaan PT Shgw Bio Teh Indonesia ( PT SBTI). Sejak tahun 2013 sampai sekarang kembali keberadaan kebun teh Baruah Gunuang ibarat, “kerakok tumbuah di Batu” mati segan Hidupun tak mau karena sudah di tinggalkan pengelolanya.

Keindahan yang disuguhkan oleh kebun Teh Danau Kembar dan kebun Teh Liki Solok Selatan terkalahkan apabila kita berada di Kebun Teh Baruah Gunung, di kisaran sebelum tahun 1990. Masih segar dalam ingatan penulis dulunya bersama sama dengan teman SMA berombongan kami menuju perkebunan teh Baruah Gunuang. Sebuah pemandangan yang luar biasa indah sangat mempesona dan merupahan anugrahNYA yang tidak ternilai, hamparan bukit Barisan sejauh mata memandang, lekukan pohon teh yang membentang, bentangan sawah dan ladang penduduk yang berundak undak serta aliran sungai dengan warna air kekuning kuningan namun bila airnya diambil tetap bening dan bersih menyegarkan. Dari mana warna kuning tersebut? Konon kabarnya kuning itu merupakan pancaran sinar emas tambang Emas Manggani Koto Tinggi yang berada di utara perbukitan.

Keindahan Kebun Teh Baruah Gunuang merupakan pesona alam memukau yang tersembunyi dan tidak dapat di pungkiri serta tiada kata yang mampu menafsirkan keindahannya itu, menunggu tangan tangan profesional untuk mengelolahnya kembali.Sehingga kejayaan perkebunan ini seperti era tahun 90 an dapat mengeliatkan potensi perekonomian masyarakat lainnya.