BARUAH GUNUANG DALAM PENTAS PDRI
Bila kita menerawang lebih jauh, sosok Nagari Baruah Gunuang barangkali mewakili sosok nagari nagari di Sumatera Barat khususnya, dan negara kita umumnya. Begitu sederhana dan bersahaja, walaupun 75 tahun sudah kemerdekaan kita nikmati namun jalur trasportasi yang merupakan kebutuhan vital seluruh masyarakat seakan akan kurang terjamah oleh tangan tangan birokrasi apalagi sejarah bangsa ini.
Sejarah...? Ya nagari Baruah Gunuang tak bisa dipungkiri merupakan salah satu nagari pelaku dan saksi bisu sejarah kemerdekaan Indonesia. Nagari ini merupakan salah satu bentuk pemerintahan tradisional Minangkabau yang pernah dijadikan basis utama oleh rombongan Mister Sutan Mohammad Rasyid yang waktu itu menjabat sebagai Menteri Keamanan merangkap Menteri Sosial, Pembangunan dan Perburuan pada kabinet 1 Pemerintahan Darurat Republik Indonesia
( PDRI). Karena secara geografis letaknya sangat strategis, sangat tepat sekali untuk tempat perlindungan, serta dekat dengan Koto Tinggi pusatnya PDRI.
Setelah kemerdekaan Indonesia di proklamasikan maka seluruh rakyat Indonesia bersama Tentera Republik Indonesia (TRI) berusaha keras untuk mempertahankan kemerdekaan dengan segala daya upaya mengorbankan apa saja yang dapat diberikan untuk bangsa dan negara, salah satu bentuk keterlibatan masyarakat dalam rangka mempertahankan kemerdekaan yaitu menjadi anggota Laskar pada masing masing partai / organisasi kemasyarakatan yang berkembang waktu itu seperti Hisbullah dari Muhammadiyah, Lasmi dari perti, sabilillah dari PSII.
Ketika Belanda melancarkan agresi militernya yang ke II dengan melakukan penyerangan terhadap Yogyakarta dan menangkap pemimpin RI Soekarno- Hatta. Tanggal 19 Desember 1948 kota Bukit Tinggi menjadi salah satu sasaran penyerangan Belanda , Mr. Sjafruddin Prawiranegara sebagai menteri kemakmuran RI yang berada di Bukit Tinggi mengikuti rombongan Bung Hatta sejak akhir November 1948 bersama dengan pejabat-pejabat pemerintahan lainnya ( Mr.Lukman Hakim,Kolonel Hidayat, Komesariat besar Umar said, Mr.Nasrun, Mr.T.Moehammad Hasan, Mr. St. Moh Rasyid dll ) mengungsi bersama ke perkebunan Halaban di Payakumbuh.
Sebenarnya sebelum mereka mengungsi ke Halaban telah didapat kata sepakat atas usul Kolonel Hidayat dan lain – lainnya bahwa akan di bentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Sambil menunggu kedatangan Residen Sumatera Barat Mr. St.Moh Rasyid yang sewaktu itu berada di Pariaman mereka beristirahat di gedung bekas perkebunan teh bangsa Swiis. Tidur di lantai semen tanpa beralaskan tikar. Dini hari setelah kedatangan Mr. St. Moh Rasyid musyawarah dilanjutkan dan terbentuklah sebuah kabinet perang dengan Mr.Sjafruddin Prawiranegara sebagai ketuanya dan Mr.Teungku Moh.Hasan sebagai wakil ketua. Kabinet tersebut dilengkapi dengan menteri-menteri kebanyakan dirangkap oleh mereka yang hadir. Seperti Ir. Mananti sitompul kepala PU sumateta diangkat menjadi menteri Pu merangkap menteri kesehatan. Mr.Sjafriddin Prawiranegara sendiripun merangkap menjadi beberapa jabatan menteri.
Pagi Harinya setelah didapat kabar bahwa Belanda menuju Payakumbuh maka mereka keluar dari Halaban. Mr.Sjafruddin Prawiranegara, .Teungku Moh.Hasan dan beberapa menteri lainnya menyingkir ke arah timur terus ke Tanjung Pati dan selanjutnya dengan bebagai pengalaman pahit dan penderitaan sampai ke Bangkinang lalu menetap di Bidar Alam. Sedangkan Mr. St. Moh Rasyid dan Ir. Mananti sitompul dan lainnya menuju Suliki dan menetap di Koto Tinggi dan Baruah Gunung serta daerah sekitarnya.
Selanjutnya di tempat pengungsian mereka melanjutkan perjuangan membentuk pemerintahan darurat Yang dikenal dengan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia( PDRI). Setelah susunan pemerintahan darurat ini terbentuk, para pejuang kemudian menyiarkan keseluruh pelosok tanah air dan luar negeri. Sejak saat itu dimulailah pemerintahan Mobile PDRI yang diketuai oleh Mr.Sjafruddin Prawiranegara.
. Meskipun pusat Pemerintahan Darurat Republik Indonesi berlokasi di Bidar Alam namun, organisasi PDRI berserak atas beberapa kelompok. Mereka selalu berpindah dari suatu tempat ketempat lain guna menghindari penyerangan Belanda yang sudah sampai di Payakumbuh.
Menteri Sosial,Pembangunan pemuda dan Perburuan yang saat itu di jabat oleh Mr. St. Moh Rasyid bersama dengan menteri pekerjaan Umum merangkap menteri kesehatan Ir.Mananti Sitompul berkedudukan di Koto Tinggi Kec. Gunung Mas Kabupaten Lima Puluh Kota saat ini.
walaupun rombongan pemerintahan Mr. St. Moh Rasyid berkedudukan di Koto Tinggi namun, setiap Sabtu sore mereka pergi ke Nagari Baruah Gunuang, dimana sebagian anggota keluarganya berada. Saat berada di Nagari Baruah Gunuang, Mr.St.Moh Rasyid dan anggota keluarganya menempati rumah warga bernama Alm. Mak Kina yang berlokasi di jalan Pendakian mesjid Raya Baruah Gunuang. Pada Senin pagi mereka akan kembali ke Koto Tinggi. H.Abdul Aziz ( Camat Gunung Mas saat itu) dan para pemimpin lain tinggal di rumah Alm Badariah.3*
Menurut keterangan Bapak Bakhtiar ( Alm), para pemimpin Baruah Gunuang yang terlibat lansung berjuang mengikuti para pemimpin Pemerintahan Daerah Republik Indonesia saat itu adalah : H.Muhammad Zein, Haji Abdul Muin ( kakak Rana/Suma), Kailani (Wali Nagari Perang), Syafri Datuak Junjuang sebagai Komandan Biro Pengawas Nagari dan Kota (BPNK) Baruah Gunuang yang telah di latih secara militer oleh TNI dan bertugas maju kemedan perang bila sewaktu –waktu di minta oleh pusat dan juga bertugas mencari perbekalan untuk keperluan perang. Selama keberadaan Mr. St. Moh Rasyid di Baruah gunuang maka seluruh unsur masyarakat, baik anggota laskar, cadiak pandai, ulama, pemuda kaum adat bahu membahu membantu dan menyokong segala aktifitas yang dilakukan para pemimpin PDRI tersebut. Tindakan ini menandakan bahwa masyarakat Baruah Gunuang sudah memiliki nilai kebersamaan, keiklasan, cinta pada tanah air dan bangsa.
Mereka dengan inisiatif sendiri tanpa pamrih mengorbankan tenaga, harta benda bahkan semua aset yang mereka miliki walaupun kehidupan mereka amat sulit. Karena sifat dari pemerintahan PDRI adalah mobile sehingga jumlah para tentara yang datang ke Baruah Gunuang tidak dapat di ketahuai dengan pasti ,adakalanya berjumlah banyak tapi di lain waktu hanya beberapa saja, kebutuhan para pejuang PDRI tersebut dapat di penuhi oleh masyarakat Baruah Gunuang Waktu itu. Mereka telah menerapkan prinsip keiklasan, gotong royang, rela berjuang tanpa ada yang mereka harapkan kecuali kemerdekaan tetap di pertahankan.
Diantara laskar-laskar dan organisasi kepemudaan yang peranannya begitu penting dan sangat berarti bagi perjuangan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia di Baruah Gunuang Tahun 1949 yaitu:
1) Laskar Hisbullah ( laskar dari Muhammadiyah ) waktu itu ada 2 yaitu :
Tentara Hisbullah Republik Indonesia (THRI) yaitu tentara Hisbullah yang diasramakan diberi pelatihan, makan, pakaian dan lainnya, mereka akan bertugas khusus dikirim untuk perang, anggotanya antara lain yaitu Rafani dt.Sindo Marajo, maridun (Jkt) Tentara Hisbullah Istimewa (THI) yaitu tentara Hisbullah tidak diasramakan yang tugas utamanya yaitu memungut iyuran –iyuran dari masyarakat untuk keperluan perang dan bisa juga dikirim perang bila keadaan sangat mendesak, salah seorang anggotanya yaitu Bpk.Bahtiar ( Alm ).2) Laskar Muslimat indonesia / Lasmi ( laskar dari perti) komandannya di Baruah Gunuang yaitu Ilyas M, dan di Suliki komandannya yaitu :H.Abdul Muis diantara anggotanya yaitu:
- Dt.Patiah Nan Gagah/alm
- Syafril Efendi (alm)
- H.Abdul Muin (alm)
- Dt. Majo Bosa (alm)
- Damuri katun (alm)
3) Sabil Muslimat yaitu laskar perempuan Muhammadiyah yang diketuai oleh Rostian Idris (Alm) tugasnya antara lain menyediakan makan bagi para tentara yang datang di Baruah Gunung melalui dapur umum atau dalam bentuk penyediaan nasi bungkus, memberikan bantuan pengobatan tradisional sebagai pertolongan pertama kepada para pejuang yang luka, mengurus orang – orang yang luka. Anggota Sabil Muslimat diantaranya
- Mardiah /alm (tinggal di Belakang Pasar Baruah Gunung)
- Zahara /alm(Tnggal di Kota Payakumbuh)
- Liana /alm(Tinggal di Payakumbuh)
- Rostian Abdullah /masih hidup (Sekarang di Jakarta)
4) Laskar Muslimat yaitu laskar perempuan dari partai Perti ( Persatuan Tarbiyah Islamiyah), mereka juga melakukan hal yang sama dengan Sabil Muslimat.
5) Palang Merah /Prupraw berperan sebagai anggota palang merah yang tugasnya antara lain membantu para korban perang yang luka dalam perjuangan juga melakukan aktifitas yang kurang lebih sama dengan para Bidan sekarang, saat itu bernama “Prupraw”seperti yang di ungkapkan oleh Mardiah mantan anggota Prupraw tahun 1949 yang diangkat oleh Nagari serta di beri pelatihan oleh dr.Datuak Hitam dari Suliki.4*
6) Badan Pengawas Nagari dan Kota (BPNK) dengan komandannya Syafri Datuak Junjuang ( alm), tugas utamanya adalah menjaga keamanan nagari dengan anggota berusia antara 16 sampai dengan 30 tahun, mereka secara bergiliran berjaga ditiap sudut nagari memantau jikalau ada hal hal mencurigakan terkait kedatangan Belanda bahkan anggota BPNK maju kemedan perang membantu para tentara menghalang-halangi kedatangan Belanda ketempat dimana para pemimpin PDRI berada .
7) Pasukan Mobile Teras (PMT) , tugasnya sama dengan Badan Pengawas Nagari dan Kota (BPNK) yaitu pengamanan terhadap nagari, menghalang halangi kedatangan Belanda, bahkan bersama dengan TNI mereka mendapatkan tugas aktif dalam tindakan militer murni seperti yang pernah dilakukan oleh Datuak Patiah Nan Gagah ( alm) selaku anggota PMT Baruah Gunuang yaitu membongkar dan merusaki jalan serta jembatan di Bayua Air hangat, daerah ini adalah penghubung desa Baruah Gunuang dengan koto Tinggi, kemudian merusak jalan pendakian Kosiak limbanang yang menghubungkan Limbanang dengan Koto Tinggi. Perusakan ini dilakukan untuk menghambat mobil-mobil Belanda sampai ke Koto Tinggi.
Kesediaan dari para pemuda Baruah Gunuang menjadi anggota BPNK, PMT dan laskar - laskar lainnya menandakan bahwa saat itu sudah ada pangilan jiwa, kecintaan yang penuh keiklasan untuk menyelamatkan Negara Indonesia dan para pemimpin bangsa yang sudah sampai di wilayah mereka, semua melakukannya tanpa mengharap balasan apapun.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren tuisannya Bu Kemala, lanjutkan
Mantap, Si. Ditunggu karya yang lain.
Makasih bu mul, doakan ya biar lancar mengalirnya...
Luar biasa ulasannya. Alhamdulillah jadi bertambah ilmu sejarah. Sukses selalu Bunda .
Makasih bu Rita
Makasih bu Rita
Makasih bu Rita
Makasih bu Rita
Ulasan yang mencerahkan bu. Salam sehat dan sukses selalu
Ya pak sukadi lagi belajar nulis pak. salam balik, semoga kita semua sehat selalu
ulasan yang menarik bu
Makasih pak, latihan menulis sejarah pak. Salam sukses dan sehat selalu.
Makasih pak, latihan menulis sejarah pak. Salam sukses dan sehat selalu.
MasyaAlloh kereen. Saya mengagumi beberapa pelaku sejarah dari bumi Sumatera.
Ya bu Galuh, terimakasih atas kunjungannya. Lagi belajar bu. Sama2 sukses ya bu Galuh. Salam sehat selalu
Pelaku sejarah yg hampir terlupakan bu
Alhamdulillah salah satu buyut saya ada di artikel ibu kemala beliau buyut rostian idris ikut juga berjuang ..alfatihah buat beliau buyut rostian idris