Tagak Kaki itik, Senin 31 Januari 2022
H-30 365 part 2
Tagak Kaki itik
Kasnida
Semenjak banyaknya kasus guru yang dilaporkan oleh orang tua/ wali murid siswa ke pengadilan atas hukuman yang diberikan guru pada santri, akhirnya membuat Para guru takut memberikan hukuman pada siswa, meskipun mereka salah di matanya, ditambah lagi dengan program semua siswa wajib tuntas dalam setiap mata pelajaran.
Berbagai cara telah dilakukan agar siswa bisa tuntas pada setiap mata pelajaran, diantaranya membesarkan prosentase nilai harian. Bahkan ada juga yang menambah dengan catatan siswa terhadap setiap mata pelajaran.
Jika kita berpatokan khusus pada setiap hasil penilaian harian tidak sampai 50 persen siswa yang mencapai nilai tuntas, mereka akan tuntas bila sudah melakukan remedial bahkan dengan adanya remedial ini membuat siswa malas membaca buku dan mengulang pelajaran di rumah. Mereka merasa enjoy saja jika akan diadakan penilaian harian, bahkan ada diantara mereka yang berprinsip buat apa menghafal, bikin bete aja, nilai bisa diperbaiki pada waktu lain. Ndak ujian pun ngak ngaruh toh nilai pasti diperbaiki. Demikian komentar siswa yang dasarnya malas, kurang gairah belajar, belajar hanya cari nilai, saat semester kisi kisi akan diberikan. Demikianlah kondisi mengajar di sebagian sekolah, yang hanya mementingkan nilai, nilai sebatas tuntas tanpa memperbaiki cara belajar, apalagi membuat PTK hanya buat guru yang pangkat III. d ke IV a. Sementara PTK itu bukan untuk naik pangkat, namun untuk meningkatkan kualitas pendidikan, di lapangan sering dijumpai hal yang begini, lain yang diprogramkan, lain pula kenyataan yang terjadi.
Terkadang guru mata pelajaran harus bisa membuat kebijakan agar tidak membodohi siswa, dan tidak melanggar aturan sekolah. Salah satunya, siswa wajib mencatat materi pelajaran meskipun mereka memiliki buku. Ini salah satu upaya menumbuhkan minat baca mereka dan mengumpulkan materi ajar, bagi siswa yang belum mencacat diberi Iqab mencatat di depan kelas tanpa boleh keluar, sebenar metode ini sebagai antisipasi lokal tidak kosong, sementara kondisi badan belum fit untuk mengajar, ditambah lagi pita suara terganggu, akhirnya memanfaatkan siswa yang tidak melengkapi tugas agar menyelesaikan di depan kelas, ingat masa lalu saat mengajar MTK dan Bahasa Arab setiap hari ada saja siswa yang berdiri di depan kelas dengan kaki sebelah, yang kami sebut berdiri seperti itik lagi istirahat di kali bila ada siswa yang tidak menyelesaikan PR, semenjak di PHK oleh kepala sekolah dari mata pelajaran tersebut, rindu juga mengulangnya kembali. Bahkan ada sisi positifnya setiap hukuman yang diberikan. Semua itu dirasakan saat sudah berpisah dengan mereka sekian tahun, hasilnya akan diterima dikala mereka mengingat kekonyolan yang pernah mereka lakukan, bahkan dengan hukuman itu mereka jera dan bangkit, timggal.kita mengarahkan apa sisi positif dari setiap hukuman yang diberikan.
Kasnida
Batu basa, 31 Januari 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ulasan yang sangat inspiratif ibu. Salam sukses selalu.