Catatan Pembinaan Karakter #279

Lukisan adalah jiwa yang tertuang dalam kanvas. Tidak jarang lukisan menjadi tumpahan emosional pelukisnya. Lukisan juga menjadi sarana perjuangan, penyampaian pendapat, dan kritisi. Lukisan menjadi bagian dari gambaran nyata masyarakat. Lukisan bukan sekedar imagi.

Hari ini adalah pembuktian kalimat-kalimat dari paragraf pertama. Lima belas anak muda usia 15 - 16 tahun menumpahkan jiwa mereka dalam sebuah lukisan. Setelah hampir sebulan mengikuti pelatihan bersama di sekolah. Melalui berbagai proses yang pasti tidak sama. Akhirnya, jadilah sebuah lukisan. Lukisan dalam kemasan batik.

Berbagai lukisan yang dihasilkan mewakili visi pelukisnya. Sebut saja salah satu lukisan dengan tema barong dari Bali atau wayang. Hal ini menunjukkan kecintaannya pada budaya bangsa. Atau salah satu lukisan bertema kupu-kupu, menjangan, burung atau ikan. Pelukisnya mewakili ketertarikannya akan satwa.

Sebuah program yang digarap oleh kami jauh dari kata sempurna. Namun dengan segala kekurangannya telah menghasilkan karya yang luar biasa dari anak-anak yang notebene bukan pelukis. Meski di tengah serangan bombastis C19, mereka mampu menghadilkan karya. Patut untuk diapresiasi. Terima kasih kemdikbud yang telah memfasilitasi. Terima kasih anak-anak hebat yang mampu berkarya. Kalian luar biasa!