kasmadi74

Seorang guru yang mengajar di sebuah sekolah yang terletak dipinggiran jakarta. Mencoba belajar menuls. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kisah Ayah dan Anaknya
Sumber gambar : pinterest

Kisah Ayah dan Anaknya

Catatan inspiratif #93 Ramadhan yang menyejukkan

Siang itu dua orang, ayah dan anak berkeliling naik motor. Mereka kelihatan bahagia sekali. Maklum jarang mereka berdua.

"Kita akan ke mana ayah?" anaknya bertanya pada ayahnya. Ayahnya bilang keliling-keliling. Ayahnya memahai jaket dan helm. Anaknya juga diberi helm.

"Lho, kok aku pakai helm juga?" Anaknya bertanya keheranan.

Ayahnya tersenyum.

"Pergi jauh atau dekat, sendiri atau berboncengan, dengan anak atau orang dewasa, harus tetap memakai helm" jelasnya.

"Untuk apa, yah?" Tanya anak itu masih penasaran.

"Keselamatan!" Jawab sang ayah tegas.

Sang ayah memeriksa bensin motor. Jadilah mereka keliling-keliling tanpa tujuan. Pokoknya menikmati hari itu di jalanan. Hari yang mengesankan buat anak tersebut. Perjalanan mereka awali dari Terogong - Fatmawati - Sudirman dan seterusnya putar balik ke arah Kuningan lewat Latuharhari. Beberapa kali mereka mampir di warung untuk mengisi perut. Mereka menikmati betul kemacetan jalan-jalan di Jakarta.

Di lokasi yang lain dua orang lelaki eksekutif muda. Usianya sekitar 40-an tahun. Sudah lama tidak berjumpa. Keduanya pengusaha yang sukses di bidangnya masing-masing. Dulu mereka sering touring dengan klub motornya. Hari ini mereka janji untuk bertemu. Lepas kangen.

"Jadi kita mau ke mana, bosqu?" Tanya lelaki pertama. Oke kita sebut saja si A. Lelaki yang satu lagi, si C. Lho kenapa bukan B? Terserah saya yang menulis. Gitu aja kok repot.

"Kita kelilinglah seperti dulu. Kali ini kita boncengan saja. Bisa carikan motor, kan?" Lelaki C menjelaskan rencananya.

"Boljug ...."

Berangkatlah mereka dengan motor berboncengan. Rencana berkeliling kota mulai dari Sudirman - Casablanca - Tebet - Rasuna Said - Mampang - Monginsidi - Blok M - Sudirman. Menyusuri jalan Ibukota yang dipagari gedung-gedung bertingkat. Angkot yang sering bikin macet. Penyebrang jalan yang bikin kaget pengendara. Pembangunan yang tidak pernah berhenti, Jalan layang contohnya. Tak pelak kemacetan pasti terjadi. Meskipun aturan ganjil genap diberlakukan, macet tetap menghadang.

Mereka sempat berhenti di sebuah warung. Eksekutif muda, pengusaha sukses makan di warung? Lha, ya tidak soal toh! Sultan! Makan di mana saja bebas. Artinya, pengusaha yang membumi. Tidak lupa kaki berpijak. Ngomong-ngomong mereka juga sudah berkeluarga, punya anak.

Awan sudah menghitam saat mereka menuju Tendean. Sebuah jalan di selatan Jakarta yang tidak lebar lagi. Di atasnya dibangun sebuah jalan layang non tol khusus busway, Transjakarta.

Petir menggelegar di langit Jakarta. Rintik hujan mulai turun. Makin lama makin deras. Kedua lelaki itu menepi di bawah jalan layang Tendean. "Ah, gara-gara keliling naik motor, kehujanan deh. Rencana yang jelek, bro!" Lelaki A menggrutu.

"Hahaha, santuy aja. Bukannya dulu kita sering hujan-hujanan?" Bibir lelaki C menyeringai. Giginya yang putih dan terawat terlihat jelas.

Sebuah motor bebek menepi. Seorang lelaki dengan anaknya. Pakaian mereka sudah basah sebagian. Beberapa motor menyusul menepikan motornya.

Tiba-tiba dari arah mampang sebiah mobil mewah berkecepatan tinggi melintas. Genangan air muncrat membasahi orang-orang yang sedang berteduh. Semua berteriak hampir bersamaan.

"Woiii ..... setan" maki salah si anak. Pakaiannya kuyup. Basah semua. Begitu juga dengan bapaknya. Kedua lelaki itu juga mengumpat. Hampir semua orang mengeluarkan kata-kata umpatan.

Anak tersebut masih belum terima. Dia masih marah. Bapaknya mencoba menenangkan. Menyurutkan emosi anaknya. Yah, hanya bapak itu yang tidak marah. Kecewa mungkin, ya.

"Jangan umbar marah kamu. Percuma energi yang kamu buang" Bapaknya mengelus punggung anaknya. Tsmpak betul si anak masih marah.

" Tapi ... pakaian kita basah kuyup, Yah" Si anak masih belum terima melihat kondisi mereka yang basah kuyup oleh air kotor.

"Coba kamu bayangkan, nak. Kalau di dalam mobil tadi ada seseorang yang harus segera dibawa ke rumah sakit. Kondisinya gawat" Si Bapak kembali menenangkan anaknya.

"Basahnya pakaian kita tidak seberapa penting dengan mereka. Kita harus selalu menebarkan energi positif. Sebab sauatu saat energi itu akan kembali kepada kita" Bapak itu sabar menjelaskan pada si anak. Badan mereja terlihat agak gemetar kedinginan.

Dua lelaki tadi persis berdiri di samping mereka. Mereka tak sengaja menguping.

"Ya Tuhan, saya masih jauh dari baik sebagai seorang ayah" teriak lelaki A dalam hatinya sambil menitikkan air mata. Sementara lelaki C, tidak sanggup membuka helmnya. Dia malu. Tidak ada yang dapat dia katakan. Air matanya sudah mengucur. Terkutuk aku! Belum bisa seperti dia! Ia memaki dirinya sendiri, dalam hati.

Belum sempat berkomentar banyak meskipun dalam hati. Sebuah mobil mewah menepi persis depan Bapak dan anak itu. Sang supir keluar dan mempersilakan keduanya masuk. Kunci motor diberikannya kepada supir. Mobil itupun melintas. Sang supir membawa motor dengan jas hujannya.

Kedua lekaki itu bengong!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Makasih pak kas... siapa menebar kebaikan, akan menuai kebaikan.

06 May
Balas

Terima kasih juga

06 May

Ada sambungannya cerita ini pak? Cerita yang menginspiratif.

07 May
Balas

Terima kasih sdh mampir bu, kyk ga bu, atau dilanjutin oleh ibu ...

08 May



search

New Post