Kasim.

Nama saya Kasim. Jenis kelamin laki - laki. agama islam, status sudah kawin. Anak 2 laki - laki semua. TTL :Boyolali 3 April 1969. Pekerjaanku guru. Alamat Desa...

Selengkapnya
Navigasi Web

" MEDHITI SILIT"

Tiga tahun yang lalu daerah saya menggelar Pilkada untuk memilih Bupati dan wakil Bupate Kab Pemalang. Waktu itu ada 3 pasangan. Salah satu pasangan itu adalah tetangga Bp J dan Bp M. Beliau berdualah yang akhirnya menang dalam Pilbub Pemalang waktu itu. Tentunya kemenangan ini tidak lepas dari dukungan dari masyarakat dan tim sukses yang solid dan dari partai pengusung.

Bapak M adalah tetangga saya, beliau menjadi wakil Bupati Pemalang. Sementara daerah Mojo utara kebanyakan mendukung pasangan A. Akibatnya daerah Mojo terpecah menjadi dua kubu. Kubu selatan sebagian besar mendukung Bp M dan Kubu utara sebagian besar mendukung A. Kekuatan kedua kubu seimbang, karena Mojo memiliki dua naggota DPRD berasal dari partai yang berbeda.

Kubu selatan sebagian besar pemilih PDIP, sementara kubu utara sebagian besar memilih Partai Gerindra. Persaingan kedua kubu ini tak bisa lepas dari peristiwa pilkades tahun yang lalu, yang kebetulan hanya ada dua pasangan Pilkades yaitu dari Mojo selatan dan Mojo utara. Sementara daerah Mojo utara wakilnya kalah, dan Pilades dimenangkan oleh daerah Mojo selatan. Sehingga persaingan itu berlanjut pada Pilbub Pemalang, yang akhirnya dimenangkan oleh Mojo selatan meskipun dengan beda tipis. Walaupun menang tipis, tetap Mojo selatanlah yang menang.

Ada sebagian kecil warga Mojo selatan yang mendukung pasangan A. Ternyata pasangan itu kalah dalam Pilbup Pemalang. Kebetulan warga pendukung itu rumahnya dekat sekali dengan Bp M. Salah satu warga pendukung pasangan A adalah Sp. Sp itu seorang sopir yang merupakan tetangga dekat dari Bp M. Beliau beristri seorang guru PNS yang sekarang menjabat sebagai Kepala SD di UPPK Ulujami bernama Ibu Mts.

Sp ikut mendukung atau bahkan menjadi Timses pasangan A karena diajak oleh Yn yang merupakan anak dari kakaknya Sp. Sehingga dia tertarik dan komitmen mendukung Pasangan A. Sebenarnya tindakan Sp itu sudah diingatkan oleh teman - teman dan tetangganya agar tidak mendukung A. Sebab kasihan istrinya yang seorang PNS dan sekarang menjabat sebagai Kepala Sekolah. Disamping itu Bp M adalah tetangga yang sangat dekat. Rasanya kurang pas jika mendukung selain Bp M. Perbuatan Sp itu diketahui oleh temses pasangan Bp M. Namun Sp tetap berkomitmen mendukung pasangan A. Tak peduli Bp M itu tetangga dekatnya. Jarak Rumah Bp M dengan Sp hanya dibatasi oleh jalan raya. Sehingga memang sangat dekat.

Bapak M dinyatakan menang dan suatu ketika beliau mengadakan tasyakuran atas kemenangannya dan mengundang seluruh masyarakat desa Mojo tanpa memandang siapa mendukung siapa. Maksud Bp M ingin merangkul semua masyarakat baik yang memilih atau yang tidak memilih dirinya. Tindakan itu tentunya sangat baik.

Namun lagi - lagi ketika Sp mendapat undangan, dia tidak menghadiri. Bahkan tidak mau mengucapkan ucapan selamat dalam sepatah katapun. Hal ini diketahui persis oleh Timses Bp M. Hal ini membuat timses Bp M merasa dilecehkan, bahkan ibaratnya Bp M di "Pedhiti Silit" oleh tetangganya di depan matanya secara terang - terangan. Jelas timsesnya tidak terima Bp M dilecehkan oleh Sp.

Mungkin hanya ingin memberi pelajaran bahwa kita tidak boleh melecehkan orang lain dengan cara - cara yang tidak sopan. Karena itu tepatnya hari Kamis 30 November 2017 ibu Mts yang merupakan istri dari Sp dimutasi ke luar daerah yang lebih jauh dari rumahnya. Jarak antara rumah dengan tempat tugas yang baru itu kurang lebih 25 km. Tepatnya di daerah Sukowati, Ampelgading. Teman - teman guru se Kec Ulujami kaget, mengapa ibu Mts dimutasi yang sangat jauh? Ternyata setelah ditelusuri dan mendengar tuturan salah seorang tetangga ibu Mts dimutasi ke daerah yang jauh karena perbuatan arogan suaminya yang tidak sopan dan melecehkan Bp M. Sikap Sp itu sangat menyinggung perasaan dan melukai hati Bp M dan timsesnya. Sementara dia adalah tetangga. Bagimanapun ada tetangga yang maju sebagai calon Bupati haruslah dihormati meskipun tidak memilinya. Bukan malah menunjukkan keangkuhannya dengan sikap seakan menantang.

Bukan bermaksud membela Bp M, tetapi ini sebagai pelajaran kita semua. Boleh kita tidak memilihnya dan memang tidak ada paksaan untuk memilihnya. Tetapi Adat kesopanan, adat menghormati orang lain harus dijunjung tinggi antar sesama. Bp M tidak minta untuk dipilih, tetapi paling tidak menghargai usahanya, jangan malah meremehkan atau melecehkan. Sekarang beliau Bp M sudah memegang kendali kekuasaan. Bukan berarti sok kuasa, tetapi beliau bisa berbuat apa saja untuk mengambil sebuah keputusan, contohnya memindahkan bawahannya ke daerah yang lebi jauh. Hal ini dimaksudakan sebagai pelajaran bahwa kita harus saling harga menghargai, hormat menghormati. Bukan malah menonjolkan sifat kepongahannya, keangkuhannya apalagi didepan tetangganya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post