Hari raya idul fitri adalah momen yang sangat dinanti oleh jutaan umat muslim. Tak terkecuali di luar negeri. Meski sebenarnya takbiran hanya berlangsung satu malam, namun menggema di seluruh jagat raya ini. Semua mengucap takbir, tahmid dengan sangat hidmat. Jutaan umat manusia berbondong - bondong pulang kampung ( Mudik ) hanya untuk sebuah momen yang terjadi tiap tahun. Meski dijalan sering kali banyak memakan korban manusia namun seakan tak dirasakan dan tak dikhawatirkan oleh jutaan umat muslim di penjuru tanah air. Mereka rela berdesak - desakan berjam - jam hanya untuk satu kata mudik. Budaya ini sudah berlangsung bertahun tahun secara turun temurun, dan mungkin akan berlangsung terus selama dunia ini masih berputar dibmi Indonesia.

Sebagai umat muslim tentu kami bangga, terharu melihat suasana yang sangat akrab dengan siapapun bahkan dengan orang lain berbeda agamapun. Kami tak mau kalah dengan umat muslim lainnya. Kami sekeluarga mudik pada tanggal 13 Juni dan kembali ke perantauan tanggal 20 Juni 2018. Baik saat mudik maupun saat arus balik semua lancar. Berkat jalan tol disepanjang pulau Jawa perjalanan aman, nyaman dan lancar. Alhamdulilah kami fapat bertemu dengan sanak keluarga yang memang sudah kami damba - dambakan. 4 Tahun kami tidak pulang karena sakit yang berkepanjangan dan alhamdulilah tahun ini kami bisa mudik dengan seluruh anggota keluarga. Bahkan sekarang sudah bertambah keluarga kami, karena tambah menantu. Bahagia tercampur dengan haru menyelimuti suasana hati kami.

Kebetulan tahun ini ada THR dan Gaji 13, kami sangat bersyukur dapat menerima THR dan Gaji 13, sehingga kami dapat pulang dengan senang hati dan nyaman sekali. Semua financial baik untuk angpau sanak saudara sudah kami siapkan jauh - jauh hari sebelumnya. Senang rasanya bisa berbagi dengan sanak saudara yang lama sudah tidak pernah ketemu. Hati ini ingin cepat - cepat untuk segera bertemu dengan keluarga besar kami di kampung. Betapa bahagia berkumpul dengan sanak keluarga yang jauh. Bersalam - salaman, makan bareng, bercengkerama, bercerita tentang masa kecil kita, masa diwaktu besar kita, dan kehidupan kita sehari - hari. Sungguh suatu momen yang sangat membahagiakan.

Namun ternyata hari raya tahun ini keluarga kami kurang komplit karena ibu saya, Bapak mertua saya, kakak saya tertua, saudara kakak ipar saya semuanya sudah lebih dulu dipanggil oleh Allah SWT. Semoga mereka tenang di surga, AAmiin.

Aku salah seorang yang sangat dekat dengan keponakan - keponakan. Banyak sekali keponakan saat hari raya berkumpul. Saat itulah saya mulai ingin berbagi dengan mereka semua. Mumpung kami masih diberi kehidupna dan kami diberi rejeki oleh Tuhan. Ternyata banyak diantara saudara - saudaraku hidupnya masih serba kekurangan. Maka kuberikan mereka uang sekedar untuk melepas kepenatan. Ternyata tanggapan mereka luar biasa senang dan berterima kasih, meski sebenarnya pemberian itu tidak seberapa.

Tangal 20 Juni kami sekeluarga kembali ke perantauan untuk mengabdi kepada bangsa dan negara, karena esokharinya kami harus sudah bekerja sebagai abdi negara. Semoga dengan adanya hari raya ini seluruh umat muslim senang dan kembali tenang jauh dari permusuhan dan dekat dengan rasa persaudaraan yang tulus tanpa membedakan ras, suku, agama. Hari raya ini sudah bukan milik umat islam saja namun sudah menjadi budaya bangsa yang harus dibudayakan. Agar bangsa initetap jaya sepanjang masa. Selamat Hari raya Idul Fitri 1439 H / 15 Juni 2018, Minal aidin walfaizin, mohon maaf lahir dan batin. Taqobalallahumina waminkum. Barokallahu fikum. Aamiin ya robal aalamiin.